Share

13. Kencan

Seperti biasa aku sedang membantu ibu di warung. Suasana warung ramai seperti biasa. Hanya saja kunjungan para bapak sudah mulai berkurang dan digantikan para ibu berdaster yang keponya gak ketulungan tentang hidup Ambar, si perawan tua.

"Mbar."

"Iya Bu Atun."

"Cowoknya gak dateng lagi?"

"Oh, dia kan kerja Bu, jadi gak bisa datang setiap hari."

Inilah pertanyaan yang harus kujawab setiap hari selama sebulan ini. Semenjak memutuskan melepas kenangan bersama Ilo, aku memang lebih terbuka dengan kehadiran Syam. Chat dan telepon darinya kini tak kuabaikan. Beberapa kali dia main ke rumahku. Kadang sendiri kadang dengan Rafi atau Syafiq.

Tanggapan Pakdhe, Budhe dan Joko sangat antuisas. Pun dengan ketiga adik perempuanku yang sudah pernah bertemu Syam. Ibu dan Miko sendiri memilih memasrahkan semuanya padaku. Mereka hanya berharap yang terbaik untukku.

"Eh Mbar, kali ini jangan sampai lepas ya. Ganteng loh, cocok sama kamu."

"Iya Mbar,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status