Aku mengelap-elapkan tangan kotor ku di bajuku dengan sekuat tenaga, barulah aku mengulurkan tanganku dan bersalaman dengan tangan putih itu dengan hormat.
Saat menyentuh tangannya, rasanya seperti tersetrum aliran listrik, aku pun segera menarik tanganku kembali, wajahku memerah seketika.'Isabelle, Isabelle, pantas saja kau dibohongi oleh laki-laki, kau sama sekali tidak tegar, benar-benar payah.'"Namaku Isabelle, itu, kalau kuceritakan kau juga pasti tak akan percaya, aku terjatuh dari jurang, lalu aku terjatuh ke atas tubuh seekor ular python hitam raksasa, kau tak tahu ular itu sebesar dan sepanjang apa, dia juga membuka mulutnya lebar-lebar dan akan memakanku."Untuk menutupi wajah merahku, aku menceritakan semua yang kualami padanya, aku mengatakannya sambil menggambarkannya dengan tanganku, aku takut dia tidak tahu ular itu sebesar apa.Lalu, aku meliriknya sejenak, pria itu hanya tersenyum saja."Itu semua benar, kau jangan tak percaya padaku."Aku tak mengerti apa arti senyuman itu, apa dia mengira omonganku ini lucu, atau dia sudah tahu kalau mukaku memerah karena ketampanannya, jantungku terus berdebar kencang, rasanya aku sama sekali tak bisa berkutik di hadapan pria tampan ini."Aku percaya padamu, tapi, kenapa kau tidak dimakan oleh ular itu?"Tanya Austin sambil melihatku yang berpura-pura tenang, sebenarnya dari tadi ia sudah menangkap setiap ekspresi dari wajahku, dia sangat puas melihat ekspresi-ekspresiku ini.Iya, benar yang dia tanyakan, kenapa aku tidak dimakan oleh ular itu, aku sendiri juga tidak mengerti, tapi siapa tahu sebenarnya aku ini sudah terpancing oleh seekor ular."Mungkin, mungkin karena aku kotor."Kataku sambil menggaruk-garuk kepala menutupi rasa malu setelah kulihat bajuku dan sekujur tubuhku yang kotor, tak heran ular itu tak mau memakanku."Oh?"'Dia memang terlihat sedikit kotor, tapi itu bukanlah alasan mengapa aku tidak memakannya, ucapannya itu sungguh lucu.'Kalau dari awal aku tahu pria tampan di depanku ini adalah jelmaan dari ular python tadi, aku pasti tak akan berbicara panjang lebar dengan pria ini."Haha, itu, apa kau bisa mengeluarkanku dari sini?"Semua sudah tak penting lagi, aku hanya ingin keluar dari sini saja, rasanya tempat ini bukan tempat yang biasa."Membawamu keluar ya, hmm, aku harus memikirkan bagaimana caranya."Kata Austin sambil menatap ke arahku, rasanya aku pernah melihat mata ini, tapi aku tak ingat di mana aku melihatnya.Sebagai Raja Ular, membawa seorang wanita keluar dari sini sungguh sangat mudah, namun tak mungkin ia mau membiarkan wanita yang sangat menarik ini pergi, ia tak pernah merasa setertarik ini pada seorang wanita, ini adalah pertama kalinya."Kalau begitu kumohon padamu untuk memikirkan cara secepatnya, aku rela menjadi budakmu untuk membalas kebaikanmu."Tak perlu menjadi budak, yang dia inginkan adalah hatinya.Sebenarnya boleh juga kalau dia menginginkan hatiku, tapi aku takut dia yang tak mau padaku."Eh, kalau begitu begini saja, rumahku ada di dekat sini, kau ikut aku pulang ke rumah dulu, lalu barulah aku memikirkan cara bagaimana memulangkanmu, bagaimana?"Katanya sambil tersenyum kepadaku, rupanya itu terlihat seperti bunga yang bermekaran di bawah cahaya matahari, aku sama sekali tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.Aku benar-benar bertemu dengan orang yang sangat baik hati, setelah beberapa saat, barulah aku menarik pandanganku darinya, ada orang yang menolongku jelas lebih baik daripada terus berdiam diri di sini, hatiku penuh dengan harapan, aku sungguh berterimakasih padanya, dan aku sama sekali tidak menyadari kalau ini semua sebenarnya adalah bagian dari rencananya."Kalau begitu, ayo ikut aku.""Iya, terima kasih banyak."Kataku, baru saja aku mau menegakkan badanku, kedua kakiku pun mulai terasa sakit."Kugendong kau."Mungkin karena melihat kakiku yang terluka, Austin pun menyuruhku naik ke punggungnya.Ini, mana mungkin aku berani naik ke punggung orang lain, tapi sebelum aku menolaknya, Austin sudah mengangkatku ke punggungnya dan berjalan pergi dari ladang rumput itu, dan pria tampan yang dari tadi berdiri di belakang Austin itu juga berjalan pergi."Austin, di mana rumahmu?""Austin, melihat dandananmu, apa kau ini seorang artis yang datang ke sini untuk syuting?""Austin?"Jangan-jangan dia benar-benar turun dari surga?Sepanjang perjalanan, aku bersandar pada punggungnya, terus bertanya padanya seperti burung kecil yang tak berhenti berkicau, telinga kedua pria itu tak pernah tenang sedetikpun.Austin tak seberapa suka bicara, ia hanya menjawab pertanyaanku dengan senyumannya saja, aku tak peduli, aku ingin menanyakan semuanya."Sudah sampai, di situ rumahku."Begitu sampai di tempat yang paling indah, Austin pun menunjuk ke arah depan.Aku melihat ke arah yang ditunjuk olehnya, sebuah istana yang besar dan megah berdiri di antara pepohonan yang hijau dan air-air sungai yang mengalir, kelihatannya seperti istana kerajaan, cantik sekali."Wah! Itu rumahmu!"Seruku dengan penuh kekaguman, aku benar-benar terkejut melihat istana yang sangat mewah dan megah itu.Di tempat ini tak ada mobil sama sekali, seperti di surga saja."Iya, itu rumahku."Kata Austin lagi, ia menoleh sedikit dan melihat ke arah wajahku, ekspresiku terlihat sangat lucu baginya.Kemudian, ia pun memberikan sebuah isyarat pada pria yang berjalan di belakang kami dengan matanya, pria itu pun langsung berjalan ke depan pintu istana, mengatakan sesuatu dengan orang-orang yang berbaris dengan rapi di depan pintu, lalu mereka pun mengangguk-anggukkan kepala, dan dua orang di antara mereka pun berjalan masuk ke dalam istana, yang lainnya berdiri dengan rapi di luar."Kugendong kau masuk ke rumah.""Aku jalan sendiri saja."Melihat orang yang sebanyak itu, aku merasa sedikit malu kalau digendong, aku ingin berjalan sendiri saja."Tidak usah, kugendong kau."Tanpa mempedulikan keinginanku, Austin pun menggendongku berjalan sampai ke depan pintu, aku hanya bisa berdiam diri di belakang punggungnya dengan wajah yang sedikit memerah, ini pertama kalinya aku digendong pria dengan seperti ini, walaupun karena kakiknya terluka, aku tetap saja merasa malu."Paduka."Orang-orang bawahannya itu pun membungkukkan badan dan memberi hormat padanya, seperti pengawal-pengawal yang bertemu dengan rajanya, tadi Penjaga Bai sudah memerintahkan mereka untuk tidak memanggilnya dengan Raja Ular langsung, ia takut wanita yang digendong Raja Ular itu terkejut, orang-orang itu pun mematuhi perintahnya.Austin merubah ekspresi wajah lembutnya tadi, ia menganggukkan kepalanya pada bawahan-bawahannya itu dengan wajah yang dingin, aku pun digendong memasuki pintu istana yang besar, dan sampai ke halaman besar yang penuh dengan bunga dan rumput-rumputan."Orang-orang tadi itu siapamu?"Aku tak bisa menahan rasa ingin tahuku."Bawahan."Balas Austin ketus.Di samping halaman itu, berdiri sebuah rumah yang sangat megah, banyak sekali pria dan wanita yang berlalu-lalang di sana, mereka semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ada yang menggunting rumput, ada yang menyirami bunga, dan lain-lain."Paduka."Melihat Raja Ular menggendong seorang wanita asing masuk ke dalam istana, orang-orang itu pun segera menurunkan semua tulisan dan gambar "ular" yang ada di sana, lalu membungkukkan badan dan memberinya hormat, tidak ada yang tahu mengapa Raja Ular bisa membawa seorang manusia perempuan datang ke dalam istana, tapi tak ada seorang pun yang berani bertanya, mereka hanya bisa melihat kalau Raja Ular sangat peduli pada wanita itu.Aku heran, bisnis apa yang dilakukan keluarga Austin sampai mereka bisa sekaya ini, membangun istana semegah ini, lalu memiliki pelayan dan pembantu yang tak terhitung jumlahnya, benar-benar tidak bisa disebut dengan empat huruf K-A-Y-A saja, dia benar-benar tampak seperti pangeran di dalam negeri ini, menurutku sih."Hai semua, namaku Isabelle."Untuk menunjukkan kesopananku, aku pun menyapa mereka dari balik punggung Austin, namun orang-orang itu tetap saja berdiam diri seperti patung dan membungkuk di samping kami, tak ada yang mau berbicara denganku, membosankan sekali.Setelah melewati halaman besar itu, kita memasuki halaman kecil, halaman besar itu mengelilingi halaman kecil, halaman kecil ini juga tersambung dengan halaman besar tadi, halaman per halaman, Austin membawaku ke sebuah kamar yang sangat amat mewah, orang yang dipanggul Penjaga Andrew Bai itu juga mengikuti kita di belakang, seperti bodyguard saja.“Raja.”Beberapa wanita cantik menunggu dengan hormat di dalam kamar, memberikan salam kepada Austin Ye.“Kakinya terluka, oleskan obat untuknya, lalu bantu dia mandi dan gantikan pakaiannya, layani dia dengan baik.”Austin Ye akhirnya menurunkanku, dan membiarkanku duduk di atas sebuah kursi sandar yang nyaman, kemudian memberikan perintah kepada beberapa pendamping wanita cantik itu, nada bicaranya terdengar sedikit dingin.“Baiklah, raja.”Beberapa pendamping wanita cantik itu menjawab dengan penuh hormat, meskipun mereka tidak tahu mengapa seorang raja setan bisa membawa pulang seorang wanita seperti ini, dan masih memperlakukannya sebaik itu, para pendamping wanita itu hanya berani mematuhinya, tidak ada satupun yang berani bertanya.“Aku akan menemuimu sebentar lagi, kamu istirahat dulu sebentar dengan baik.”Austin Ye berbicara kepadaku dengan nada bicara yang berbeda, perkataannya menjadi lembut, wajahnya menampakkan sedikit seyum tipis, senyum yang akan menjadikan wanita manap
“Tidak perlu mengurusi mereka, kita makan saja.”Ucap Austin Ye datar sambil mengambiliku semangkuk sayur.“Kamu terlihat cukup cantik berdandan seperti ini.”Lalu dia lagi-lagi berkata seperti itu sambil memandangku, bibirnya memperlihatkan sebuat senyuman yang memikat orang, bagaikan matahari yang bersinar terang, seperti seorang anak lelaki yang dewasa, menurutku dia seharusnya lebih kecil dariku beberapa tahun.Keringat, wajahku lagi-lagi tiba-tiba memanas, lupakan mengenai pujian itu, tetapi bisa tidak jangan menoleh ke arahku ketika memuji? Dia menangkap aku yang membuang pandanganku dan tidak ada sedikitpun maksud untuk mengembalikan pandanganku.“Sebenarnya, disini bisa sedikit lebih terbuka lagi.”Ucapnya sambil menunjuk ke bagian dari diriku yang penuh itu, tawanya berubah nakal.“Hei, anak kecil tidak boleh asal berbicara.”Tidak peduli seberapa kaya dan tampan dirinya, singkatnya, aku hanya bisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, dengan begitu aku lebih mudah untuk m
“Pilih selir apa, tidak ada yang menarik sama sekali.”Nada bicara Austin Ye datar dengan sedikit sindiran.Dunia ular akan mengadakan pemilihan selir setiap lima ratus tahun sekali, dengan statusnya sebagai raja, dirinya harus memilih dari antara ular-ular cantik yang sudah disediakan itu, melihat pemilihan selir yang akan segera datang, itu jugalah yang membuat Austin Ye menjadi pusing.“Raja tidak suka memilih selir karena ingin memilih orang yang diri sendiri cintai.”Penjaga Bai mengerti kepahitan dengan menyandang status sebagai raja, dirinya mengerti bahwa Raja Ular sama sekali tidak menyukai wanita ular cantik yang telah dipilih itu.“Peraturan untuk memilih selir seperti ini, cepat atau lambat pasti akan ditentang.”Ucap pria cantik itu sambil berjalan ke depan jendela, satu tangannya mengangkat cangkir arak yang cantik itu, dan tangan yang lainnya memegangi bingkai jendela itu, wajah tampan dan cantik itu seperti pemandangan malam saat itu, dingin, dia menatap langit malam, s
"Aku hendak membunuhmu, Siluman Ular, membalaskan dendam Austin."Lalu, aku sudah dililit oleh piton besar ini, seekor piton besar ini sedang memandangku dengan lembut.Pandangan ini sangat familiar."Bukankah aku sudah hidup dengan baik begini."Si ular besar akhirnya angkat bicara, suaranya persis seperti Austin.Mulai mempertanyakan apakah Austin adalah Siluman Ular yang dapat berubah? Bagaimanapun aku tidak berani mempertanyakan dan hanya menebak saja."Benar, ini aku."Ular itu kembali bicara, Tuhanku, lelaki tampan itu dan piton besar ini adalah satu sosok yang sama, aku pingsan seketika."Bertemu dengan Raja Ular."Dia berlutut, suaranya menggetarkan telinga."Berdirilah."Lelaki tampan itu memelukku, suaranya dingin. Selesai bicara, ia meninggalkan ruangan sambil menggendong dengan dinginnya, kembali ke ruangannya."Penjaga Andrew Bai, kelihatan jelas bahwa Raja Ular peduli dengan gadis itu, dia siapanya Raja Ular? "Raja Ular baru saja pergi, beberapa dayang wanita mulai menan
Menyesal sekarang apa gunanya, lebih baik aku di hutan dan terus berjalan.Daun berwarna kuning keemasan gugur ke pundakku, sehelai.. dua helai.. tiga empat helai...Selain suara langkah kakiku sendiri dan suara daun berguguran, aku mendengar suara lain yang membuatku tidak aman, menakutkan."Siapa?"Statis di hutan ini makin lama makin besar, jantungku dibuat berdegup makin kencang, seolah-olah aku merasa ada yang sedang mengepungku dari semua arah.Aku menyapu pandangan ke semua sudut, selain pohon yang tebal, tidak ada lagi yang terlihat.Aku menepuk-nepuk dada, menghela nafas dan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, muncul kepala ular di antara dedaunan, mengagetkanku hingga aku tidak berani melanjutkan langkah. Jantungku seolah hendak melompat keluar dari mulutku.Macam-macam ular muncul menengadahkan kepalanya, dari mulutnya memuntahkan suara. Mereka mengerjapkan mata sambil memandangku, pandangan yang dingin itu menusuk ke hatiku. Memang hewan berdarah dingin, membuat siapapun yan
Penjaga Andrew Bai seperti tidak menyangka aku bisa bertanya seperti ini kepadanya. Dalam sekejap dia tidak tahu harus bagaimana menjawab. Dia hanya bisa menatap Raja Ular.“Mereka pantas mati.”Austin menjawab dengan dingin. Pantas untuk mati jika tidak melakukan sesuatu dengan baik. Dia selalu seperti ini menyelesaikan masalah.“Apa karena aku kabur, makanya kamu membunuh mereka?”Perasaanku tiba-tiba merasa berat. Bagaimanapun juga, beberapa orang itu kehilangan nyawa karenaku.“Benar.”Dia menjawab tanpa ragu. Tidak ada perubahan perasaan karena sudah membunuh beberapa pelayan wanita.“Itu bukan salah mereka. Bagaimana bisa kamu membunuh mereka sesukamu.”Melihat sikpanya yang dingin, ada gejolak besar di dalam perasaanku. Dia membunuh orang dengan sesuka hati. Ini membuatku sangat marah. Terlebih, aku merasakan kesalahan yang mendalam terhadap beberapa pelayan wanita yang meninggal itu.Kalau bukan karena aku, mereka juga tidak akan meninggal.“Mereka pantas mati.”Dia masih menja
Sejak setelah kabur yang gagal, tidak pernah terpikirakan olehku untuk kabur. Pokoknya juga tidak bisa kabur, atau mungkin bisa melibatkan banyak orang lagi. Lagipula, sebutan Nona Kura-Kura yang bagus ini tidak cocok denganku, jadi aku memutuskan untuk tidak kabur lagi.Pemikiran untuk kabur tidak ada lagi, tapi bagaimana mungkin kebencianku terhadap Jason dan Lina hilang.Satunya pacar, satunya sahabat, yang dengan kejam ingin mencelakaiku agar meninggal. Siapa yang tidak akan benci. Tidak hanya aku yang mereka celakai, tapi janin yang tidak bersalah juga meninggal.“Nona Isabelle.”Saat aku sedang bersandar di meja melamun sendirian dan merasa bosan, suara berat seorang pria membuyarkan semua pikiranku.“Penjaga Andrew Bai, apa ada masalah?”Dengan segera aku menegakkan badan dari meja. Melihat orang yang merupakan penjaga di sisi Austin, aku bertanya kepadanya.Hari-hari dimana aku tinggal di istana ular, penjaga Andrew Bai hampir selalu menjagaku dengan baik. Dia mengatakan ini ad
“Ini adalah tempat untuk menguburmu.” Kata pelayan berpakian kuning kepadaku dengan jahat.“Ternyata kalian membohongiku. Penjaga Andrew Bai sama sekali tidak menyuruh kalian membawaku pergi, iya kan.”Aku sudah bisa menebaknya. Kedua pelayan wanita ini membohongiku karena ingin mencelakaiku.“Apa yang kamu katakan itu benar. Hanya saja kamu terlambat mengetahuinya.”Kata kedua pelayan wanita itu dengan kebencian. Susah payah mencari kesempatan seperti ini, mereka tidak akan melepaskannya.“Aku juga tidak berbuat salah pada kalian. Kenapa kalian ingin berbuat seperti ini?”Aku benar-benar tidak mengerti. Ini aneh. Kenapa mereka ingin mencelakaiku, sambil aku memikirkan bagaimana kabur dan terlepas dari mereka.“Kenapa? Orang rendahan sepertimu, kenapa bisa menjadi kesayangan Raja Ular. Kamu tidak cocok. Kamu pantas untuk mati.”Kata pelayan wanita berpakaian biru dengan kebencian. Hanya dengan membunuh orang seperti ini, mereka baru memiliki kesempatan.Ternyata karena alasan ini merek