Share

5 - Kenalan Baru

“Anak Bunda, padahal baru tidur tapi bangun lagi. Lapar ya? Sebentar Sayang, Bunda buatin dulu.” Dengan sigap aku membuatkan susu untuk Kanza, padahal aku sangat berharap bisa memberinya ASI tapi sepertinya takdir berkata lain. Tidak papalah, setidaknya Kanza tetap sehat dan hidup bahagia bersamaku dan Mas Alvis.

“Sayang, Mas keluar sebentar mungkin pulangnya agak sorean.”

Di belakang sana Mas Alvis sudah siap dengan setelan jasnya. “Sudah mau kerja?” kagetku, aku kira dia mulainya besok.

“Harusnya kemarin tapi tertunda, hanya sebentar. Mas usahakan pulang sebelum magrib, bisa kan?”

“Bisa, hati-hati di jalan.” Karena aku sibuk mengurus Kanza, jadinya Mas Alvis yang mendekat memelukku singkat sebelum berangkat kerja.

Ku lirik jam dinding, jam 3 sore? Dan pulangnya sebelum magrib? Memangnya bisa kerja secepat itu? Tapi sudahlah, pasti Mas Alvis akan cerita pas pulang nanti. Mending aku fokus ke baby kecilku, mengganti pakaiannya barulah mengajaknya jalan-jalan keliling kompleks sekalian kenalan dengan tetangga yang lain.

Saat berganti pakaian, aku menatap lama foto pernikahan yang sudah Mas Alvis pasang di atas ranjang kami. Mas Alvis tersenyum lebar sambil merangkulku sedangkan aku menatapnya dengan senyuman juga, rambutku yang pendek dibiarkan begitu saja. Katanya sih rambutku kemarin panjang malah sampai punggung tapi karena mengganggu jadinya di potong pendek, untung sudah agak panjang melewati leher.

“Mba engga gerah gerai rambut tiap hari? Engap aku liatnya.”

“Haha, dari pada kamu. Rambutnya pendek terus, mirip laki-laki.”

Penglihatanku mendadak buram, untuk berdiri saja harus menjadikan lemari sebagai tumpuan agar tidak jatuh. Itu pasti kenanganku dengan Nadhila, ternyata dia dari dulu sukanya rambut pendek dan aku sukanya rambut panjang. Setidaknya, melalui kenangan yang perlahan ku ingat aku bisa mengingat semuanya lagi.

Di sana, Nadhila pasti sedih karena aku melupakan semua kenangan kami.

Setelah merasa mendingan, ku sisir rambutku tak lupa mengenakan bando kain agar terlihat cantik. Barulah mengambil Kanza memindahkannya ke stroller. Kami akan jalan-jalan menyapa para tetangga, setidaknya hidup di sini membuatku nyaman dan punya banyak teman tetangga.

“Kanza anaknya Bunda, engga papa kita tidak dekat lagi dengan keluarga Bunda kan kita punya Ayah. Kamu pasti kangen mereka kan? Mulai lahir sampai usia satu bulan bareng mereka terus, apalagi Bunda sibuk mempercantik diri. Bunda jahat ya? Bukannya main sama kamu malah main ke salon padahalkan waktu sama kamu singkat sekali.” doronganku pada Stroller terhenti, berdiri di depannya berbicara dengan Kanza.

Mata coklatnya menatapku dengan serius, lama-kelamaan tersenyum.

“Malah senyum, haha. Suka main di sini ya?” Kanza senyum lagi. “Mata kamu beda dengan Bunda, mata Ayah juga warnanya hitam. Apa keluarga Bunda warna matanya dominan coklat makanya kamu ikut mereka?” lanjutku.

“Sudah ah, kenapa malah memikirkan soal mata.” Aku pindah ke belakang stroller lagi, melanjutkan jalan-jalan kami.

“Engga bosen apa Mba di rumah terus?” doronganku terhenti mendadak, ingatanku ada lagi. Saking dekatnya dengan Nadhila, rata-rata ingatanku yang datang bersama dia.

“Endak lanjut Mba? Itu anaknya kena cahaya matahari.”

Teguran itu menyadarkanku dengan cepat, segera membawa Stroller Kanza ke bawah pohon besar dan ibu-ibu yang menegurku tadi ikut di belakang.

“Orang baru di kawasan sini ya?”

“Iya Mba, terimakasih sudah menyapa tadi. Maafin Bunda Sayang, kamu pasti kepanasan banget ya?” Stroller Kanza sengaja ku hadapkan padaku jadinya aku berhadapan dengan Kanza. Mengusap pipi gembulnya.

“Terimakasih kembali. Di sini kalau sore begini memang sepi Mba, paling ramenya pas pagi waktu nganterin anak-anak ke sekolahan. Bayinya lucu, matanya indah.” Senangnya, aku bahagia ada yang menyambutku dengan baik begini.

“Iya Mba, kayaknya mata baby aku ikut keluargaku makanya indah banget. Aku saja iri sama dia.” kami sama-sama tertawa.

“Namaku Laila. Tinggalnya di nomor 16 blok D, tadinya aku olahraga saja sekalian keliling siapa tahu ketemu penjual jajan di bagian depan eh engga sengaja ketemu sama Mba. Namanya siapa Mba?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status