Share

Bertemu Talita

Matahari yang terik seakan membakar kulit. Jika bukan karena telepon dari Fira, aku tidak akan pergi ke mana-mana sekarang.

Keluar dari kantor menuju area parkir saja kulitku seperti melepuh. Aku tak bisa membayangkan betapa sengsaranya orang-orang di luar sana yang rela berpanas-panasan hanya demi sesuap nasi. Terkadang jerih payahnya pun mendapat imbalan yang tak sesuai.

Terkadang juga aku malu masih sering mengeluh saat keadaan sulit bertandang. Aku selalu mengeluh seakan-akan hanya aku yang bercucuran peluh. Padahal di luar sana banyak sekali yang lebih dan lebih sengsara daripada aku.

Mobil kulajukan menuju toko kue. Fira baru saja mengabari bahwa ada beberapa pelanggan yang protes mengalami keracunan setelah mengonsumsi kue dari toko kami.

Aku masih tak percaya. Bukankah selama ini baik-baik saja? Lalu kenapa sekarang jadi ada tragedi seperti ini?

Lampu sein kuhidupkan saat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status