Share

Bab 42

"Iya dia sangat spesial, jadi jangan menangis!"

Bianca mundur dari tempatnya berdiri. "Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Tanya Bianca pasrah. Dia tidak bisa berpikir dalam kondisi seperti ini. Bianca berharap siapapun dapat menolongnya saat ini. Hatinya sedang tidak baik-baik saja.

"Cukup seperti biasanya saja." Jawab Dewa.

"Sampai kapan? Apa selamanya akan seperti ini." Tatap Bianca sendu.

Dewa mengangguk. "Kita akan selamanya bersama."

"Apa tidak cukup hanya aku?"

"Memang hanya kamu, Bi."

Bianca semakin terisak. Jadi dia hanya akan berperan sebagai nyonya Dewangga, sedangkan nyonya yang sesungguhnya sengaja disembunyikan. Bianca menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Dewa semakin mengernyit bingung, bukankah wanita akan senang menjadi satu-satunya, lalu, kenapa Bianca justru kembali terisak. Dia berjalan mendekati Bianca, mengambil kedua tangan Bianca.

"Tolong jangan menangis, Bi. Saya harus b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status