Victoria terkejut saat melihat ada dua orang pria disana yang mana satu adalah Deron sementara di belakangnya juga ada pria dengan wajah dingin. Victoria bisa melihat mata biru pucat pria asing itu seperti sebuah es dingin saat ini.
"Tu ... tuan Gonzaga ... Eh--maaf. Saya akan pergi." Marilyn hendak pergi ketika suara Deron menghentikannya.
"Jaga kelakuan kamu!" ucap Deron dengan nada dingin dan tidak bisa dibantah yang mampu membuat Marilyn pucat pasi.
"Ba--baik tuan Gonzaga." Marilyn pun langsung bergegas pergi dari meja Victoria.
Deron melihat Victoria yang sangat terkejut dan hanya tersenyum smirk. "So, nona MacAlpen. Apa yang kamu lakukan disini?"
Victoria hanya bisa menganga. Deron adalah boss aku? Victoria berusaha mengembalikan wibawanya. "Selamat pagi, tuan Gonzaga. Saya adalah sekretaris baru anda. Perkenalkan, Victoria MacAlpen." Victoria mengangguk hormat.
Deron hanya mengangguk angkuh. "Baiklah. Atur semua jadwalku. Sekretaris aku yang lama sudah meninggalkan datanya. Jika kamu ada pertanyaan, kamu bisa tanya ke Roberto."
Pria yang dipanggil Roberto hanya mengangguk pelan ke Victoria. Gadis itu mengulurkan tangannya ke Roberto yang disambut pria jangkung itu. "Victoria."
"Roberto," balas Roberto pendek.
Deron pun berjalan menuju pintu ruangannya dan membuka pintu. "Masuk kamu dan bawa ipad mu." Deron menoleh ke Victoria yang sudah siap dengan notebook dan ipadnya.
Ketiganya pun masuk dan Victoria menunggu untuk mencatat semua perintah Deron.
"Victoria, buatkan aku kopi!" perintah Deron sebelum duduk di kursi kebesarannya "Hi--"
"Hitam dengan satu gula. Baik tuan," potong Victoria yang langsung menuju pantry khusus milik CEO yang berada di dalam ruang kerja Deron yang mewah itu.
Deron hanya menatap datar ke Victoria yang dengan cekatan membuatkan kopi untuknya.
"Ini tuan Gonzaga, kopi anda." Victoria meletakkan cangkir itu diatas meja mewah Deron.
"Grazie, Victoria. Duduk!"
Victoria pun duduk di kursi depan meja kerja Deron sementara Roberto berdiri di samping pria itu dengan wajah tetap datar tanpa ekspresi.
"Apa kamu tahu siapa Marilyn Rowan?" tanya Deron tanpa basa basi.
"Dulu dia teman kuliah saya, tuan."
"Apakah kamu tahu dia bekerja disini?"
Victoria menggelengkan kepalanya. "Tidak tuan. Saya tidak tahu Marilyn bekerja disini."
Deron menangkupkan kedua tangannya diatas meja kerjanya. "Marilyn adalah kepala divisi marketing di TechPro. Lalu apa history antara kamu dan dia?"
Victoria tersenyum kecut. "Permasalahan pribadi saya, tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya disini, tuan. Sangat tidak etis mencampuradukkan kehidupan pribadi dengan kinerja
"--sangat penting aku tahu, Victoria!" potong Deron. "Aku tidak mau ada drama lagi yang aku tidak tahu soal apa dan mempengaruhi kinerja kamu sebagai sekretarsi aku!"
"Tapi tuan, saya baru beberapa jam disini-- "
"--Justru karena itu, aku harus tahu latar belakang kalian!" Deron menyipitkan matanya. "Apakah benar yang aku dengar tadi? Marilyn merebut pacar kamu yang berada disini?"
Victoria tergagap. "Berapa ... berapa banyak yang anda dengar, tuan?" cicitnya dengan nada gemetar.
"Cukup banyak dan yah ... kamu benar. Dia memang pecundang!" jawab Deron dengan nada sinis yang sepertinya sudah sangat dihapal Victoria.
Gadis itu menghela nafas panjang. "Maafkan saya tuan. Hari pertama sudah ada drama."
Deron tertawa kecil. "Hei, kami orang Italia. Segala sesuatu dibuat drama. Jadi, Victoria MacAlpen, aku tahu kamu merasa tidak nyaman satu kantor dengan perebut kekasihmu. Bagaimana aku tawarkan kamu sebuah perjanjian? Kontrak antara aku dan kamu diatas hitam dan putih."
Mata hijau Victoria tampak bingung. "Per--perjanjian apa tuan?"
"Kamu menjadi kekasih kontrakku dan aku akan melindungi kamu dari Marilyn. Bagaimana?"
Victoria tertegun. Jadi apa yang Deron ucapkan di hotel itu masih terus berlaku. "Tapi tuan Gonzaga ...."
Deron menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. "Aku punya kekuasaan disini, Victoria. Dan aku memanfaatkan itu termasuk, aku memanfaatkan dirimu yang sudah tampil menjadi kekasihku saat ibuku hendak menjodohkan aku."
Victoria mendelik. "Ta ... tapi itu kan sudah saya jalankan dan anda tidak perlu khawatir dengan perjodohan itu bukan?" Victoria sekarang dilanda kepanikan karena sekarang dia tidak bisa lepas dari Deron karena dia bekerja dengannya!
"Siapa bilang hanya seperti itu, Victoria. Tugas kamu masih banyak dan itu akan terus berkelanjutan. Jadi, aku minta kamu sebagai kekasih kontrakku dan kita tetap profesional di perusahaan. Kita hanya tampil mesra di depan keluarga aku. Ingat, kamu baru menandatangani kontrak kerja di TechPro dan jika kamu memutuskan untuk pergi, ada biaya penaltinya dan itu tidak sedikit!" Deron menyeringai. "Dan aku yakin, kamu tidak akan mampu membayarnya dalam waktu dekat ini, Victoria.
Rahang Victoria mengeras dan dirinya merasa terjebak saat ini. Brengsek!
Victoria hanya mendelik mendengar ucapan tanpa filter Georgina yang tampaknya bodo amat yang penting dia sudah mengatakan apa yang ada di benaknya. Deron hanya tersenyum simpul melihat dua sahabat itu namun dia tidak marah karena tahu itu hanya gurauan garing. "Oke, aku rasa aku harus pulang. Sampai besok,sayang." Deron mencium bibir Victoria lembut. "Bye Georgie." "Bye Deron. Drive safe." Deron pun masuk ke dalam lift dan melambaikan tangannya ke Victoria dan Georgina yang membalasnya. Pintu lift itu pun tertutup. Victoria menoleh ke arah Georgina. "Really, tidur bersama?" "Hanya menyarankan." Georgina mengedikkan bahunya.Victoria menggelengkan kepalanya. "Selamat malam George.""Selamat malam Tori."***Victoria tampak cantik dengan blazer dan celana panjang musim panasnya bewarna pink pucat dan tank top hitam serta sepatu datarnya yang senada dengan bajunya plus tas tangan juga dengan warna pink. Gadis itu membuka pintu saat mendengar bel apartemennya dan tersenyum saat meli
"Aku tidak tahu kamu begitu paham soal elektronik seperti ini," ucap Georgina sambil mengajak Roberto makan malam di apartemennya karena merasa sepi makan sendirian, sementara Victoria sedang diajak makan malam dengan Deron. "Bisakah kamu ceritakan siapa dirimu?""Apa maksud kamu?" balas Roberto sambil memakan fish and chipsnya.NoteFish and Chips adalah makanan pesan-bawa yang paling terkenal yang berasal dari Britania Raya. Makanan ini terdiri dari ikan (secara tradisional cod) ditepungi dengan tepung roti dan dimakan bersama kentang goreng yang dipotong panjang.Fish and chips populer di Britania dan jajahannya pada abad ke sembilan belas, seperti Australia dan Selandia Baru serta Kanada. Fish and chips juga populer di beberapa bagian di Amerika Serikat sebelah utara (New England dan Barat Laut Pasifik).Fish and chips adalah makanan populer di kalangan kelas pekerja di Britania Raya sebagai hasil dari cepatnya perkembangan penangkapan ikan dengan pukat di Laut Utara, diiringi pem
Roberto terkejut saat Georgina menempelkan bibirnya ke bibir milik pria itu. Roberto tidak menyangka kalau gadis itu seberani itu dengannya. Ciuman dari Georgina memang tidak dia balas karena Roberto masih merasa harus mencerna semuanya. Sungguh, Roberto merasa bibir Georgina sangat manis dan satisfying. Setelah lima belas detik kemudian, Roberto mendorong tubuh Georgina hingga pagutan itu terlepas. "Miss Heathfield!" "Ada apa Roberto? Apakah ... kamu tidak suka?" goda Georgina genit."Ini bukan yang seharusnya terjadi ...." Roberto mengusap rambutnya. "Kita anggap tidak ada apapun yang terjadi sekitar ... tiga puluh detik lalu!""Awww, Roberto, ayolah kita have fun sedikit dan menikmati hidup karena hidup itu hanya sekali!" senyum Georgina. Roberto melirik ke arah meja kopi dan terdapat satu gelas berisikan whisky yang hanya separo disana. Roberto menggelengkan kepalanya tidak menduga gadis cantik ini benar-benar khas Inggris yang suka minum. For God's sake .... Ini baru jam satu
Victoria menerima ciuman lembut dari Deron ketika mereka mendengar suara pintu ruang VIP dibuka. Keduanya melepaskan pagutannya dan melihat Georgina dan Roberto datang dengan wajah berseri. Georgina sih yang sebenarnya memiliki wajah berseri-seri sementara Roberto tetap dengan wajah dinginnya. "Apakah kalian bersenang-senang di bawah?" tanya Deron. "Aku yang senang, kulkas Milan ini hanya berdiri kaku macam ... kulkas !" jawab Georgina sambil menoleh ke arah Roberto yang tetap dingin tanpa ekspresi. "Ya, Roberto memang dingin begitu sih," senyum Victoria."Kalau boleh nih Deron, aku pinjam asistenmu minggu depan, boleh?" Georgina memajukan tubuhnya ke Deron tanpa takut."Ada apa kamu mau pinjam Roberto?" tanya Deron bingung."Mau aku bawa ke Imola."Deron dan Victoria menatap Georgina dengan tatapan tidak percaya. "Ke Imola?"Georgina mengagguk penuh semangat. "Aku ingin memperlihatkan sisi lain dari Imola. Aku tahu kalian sudah biasa melihat perlombaan formula satu disana tapi bel
Georgina mengajak Roberto untuk turun ke lantai satu, arena dansa, berbaur dengan banyak orang yang memang ingin melepaskan euforianya dengan melakukan emosinya dengan menari. Selain itu, tidak sedikit yang mencari pasangan meskipun hanya one nigth stand. Roberto hanya diam saja saat dirinya ditarik oleh gadis berambut hitam pendek dengan mata biru indah yang membuat dirinya seperti seorang penyihir di cerita-cerita fantasy Medieval dan membuatnya memilih tidak menolak. Bukankah menyeramkan jika membuat seorang penyihir marah. "Whoah, ini sangat berbeda dibandingkan saat aku pertama kali kemari," ucap Georgina sambil melihat interior Milano club yang tampak sophisticated. "Kita hendak apa, nona Heathfield?" tanya Roberto. "Berdansa tentu saja, Roberto ! Dan tolong, panggil aku Georgie atau G, jangan nama belakang aku. Rasanya seperti hendak memesan kamar hotel untuk traveling," kekeh Georgina. Roberto menatap wajah cantik Georgina. "Kenapa anda suka dipanggil Georgie?" "Ag
Georgina menatap Roberto dengan wajah kesal karena pria satu ini macam tidak bisa diajak untuk bergurau. Gadis itu hanya berjalan dengan mendongakkan wajahnya membuat dirinya seperti putri Inggris yang angkuh. Roberto hanya menatap dingin ke arah Georgina dan memilih untuk tidak berkomentar. Mereka pun masuk ke dalam mobil SUV mewah milik Deron dengan Roberto sebagai sopirnya. Deron duduk di belakang bersama dengan Victoria sementara Georgina di depan bersama Roberto. "Kita sudah pesan tempat VIP di club Milano dan yang jelas semuanya aman." Deron memeluk pinggang Victoria saat berada di dalam mobil dan duduk berdekatan. "Bukankah itu klub yang sangat sulit ditembus? Apalagi kalau tidak ada koneksi yang berpengaruh ?" tanya Georgina saat mobil mewah menuju jalan raya. "Bagaimana kamu tahu?" tanya Victoria. "Tori, aku kan tukang petualang dan sebelum kamu kemari ... Aku sudah kesini duluan dan kalau tidak ada Charles McGregor saat itu, aku tidak bisa masuk ke club itu!" jawab