Share

Setumpuk Uang 1

Aku masuk ke dalam speed boat tak lama begitu sampai di pelabuhan. Kapal kecil ini berangkat tak lama setelahnya. Aku melihat ke luar, oh si pengecut itu datang juga menggunakan motor. Tapi aku enggan melihatnya.

Om Andi terus aku perhatikan masih menatap kepergianku entah sampai kapan. Hal itu bukan urusanku. Aku jijik dengannya. Bisa-bisanya dia mendatangiku tadi malam. Rasanya aku ingin menyikat tubuhku dengan sikat kawat, agar semua jejak tentangnya hilang.

Perjalanan yang aku tempuh akan cukup panjang. Penumpang masih sepi di dalam speed. Aku bertemu dengan abang-abang yang mengajakku ngobrol saat sampai di desa. Dia menyapaku sejenak.

“Besok-besok jangan pergi ke tempat tu lagi, yee. Tak elok, tak bagus untuk anak muda,” katanya. Penasaran aku pun cari tahu.

“Kenapa, Bang?”

“Dulu waktu abang kecik-kecil ada cerite di sane ade hantu polong yang buat desa tu tak aman. Lepas tu senyap, lepas tu die datang lagi. Sejak Pak Haji Yunus meninggal, dah gelap desa tu, dah. Tak ade cah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status