Share

BAB 84

Author: jasheline
last update Last Updated: 2025-02-13 22:46:04

Marry adalah tunangan Sagara. Dia menghilang tiga hari yang lalu, meninggalkan tanda tanya besar di hati pria yang mencintainya. Setelah bertunangan dua bulan lalu, mereka tinggal bersama di sebuah kontrakan sederhana. Marry adalah seorang yatim piatu, tak memiliki keluarga, hanya Sagara, satu-satunya tempatnya bersandar.

Sagara ingin membahagiakannya. Mereka sudah merencanakan pernikahan, yang seharusnya berlangsung seminggu lagi.

"Seminggu lagi kita akan menikah… tapi aku… aku…" suara Marry bergetar, tangisnya pecah saat ia menceritakan kisah tragisnya pada Selena.

Selena menatapnya penuh iba. 'Kenapa Mbak Marry bisa sampai sama cowok itu?' tanyanya dalam hati.

Marry menarik napas, berusaha menahan isakannya. "Cowok brengsek itu datang ke kontrakan. Awalnya, dia cuma tanya apakah Sagara sudah pulang atau belum. Aku bilang belum, karena memang Sagara masih kerja shift malam."

Mata Marry mulai berkaca-kaca. "Tapi tiba-tiba dia maksa masuk. Aku coba menghalangi, tapi aku nggak kuat…"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CALON TUMBAL   BAB 85

    Sagara sedikit tertegun mendengar nama yang disebutkan oleh Selena. Geri, teman dekatnya, tapi belakangan hubungan mereka mengalami ketegangan. Geri pernah mengancam akan membunuh tunangannya jika Sagara tidak membantunya."Bang, jadilah pendengar yang baik. Kami, terutama Selena, di sini untuk bantuin kamu nemuin tunangan kamu," ujar Linggar, mencoba menenangkan Sagara."Bukan, aku cuma mau bantuin mba Marry, yang sekarang nangis terisak-isak di dekat Bang Sagara. Dia nggak bisa ngasih tahu, karena abang nggak bisa lihat dia," Selena melanjutkan, suaranya penuh empati."M-maksud kalian, Marry..." Sagara bergumam, suaranya terbata-bata."Arwahnya penasaran," jawab Selena pelan, dan Sagara terdiam, mulutnya terkunci rapat.Langit mendadak gelap, meskipun waktu masih siang. Selena, Nicholas, Linggar, dan Sagara kini berdiri di semak-semak yang basah, bekas galian tanah yang tampak terburu-buru dikerjakan. Dari bentuknya, terlihat jelas bahwa pelaku menggali dengan terburu-buru, seolah

    Last Updated : 2025-02-14
  • CALON TUMBAL   BAB 86

    Selena kini duduk sendiri di kamarnya. Malam semakin larut, namun tidur seakan menjauh dari matanya. Pikirannya terus terjaga, terperangkap dalam kejadian yang membuatnya merasa sangat memalukan tadi."Bisa-bisanya aku pingsan, coba. Apa jangan-jangan aku beneran sakit jantung ya?" gumam Selena pelan, merasa cemas dengan perasaan yang tak biasa ia alami.Setelah sadar, Selena berkata bahwa dia merasa kelelahan agar Nicholas dan ayahnya meninggalkan kamarnya, sebab dia terlalu gugup untuk menghadapi kenyataan. Namun, kini, meski kamar terasa begitu sunyi, tidur tetap tak bisa menyapa matanya. Ia terus berguling, mencari posisi nyaman, tapi tetap tak berhasil.Akhirnya, Selena bangkit dan duduk di meja belajarnya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia membuka laptop dan mulai mencari arti dari gejala yang sedang ia rasakan. Ia takut jika itu adalah gejala penyakit jantung sungguhan, padahal usianya masih muda dan seharusnya tidak ada masalah seperti itu. Namun, setelah membaca hasilnya

    Last Updated : 2025-02-16
  • CALON TUMBAL   BAB 87

    Nicholas tiba di rumah, tetapi bayangan Selena tak tampak di mana pun. Ia bertanya pada bibi di rumah, dan mereka mengatakan bahwa Selena sedang berkeliling dengan sepedanya. Tanpa banyak berpikir, Nicholas langsung menuju kamarnya untuk mandi.Namun, baru beberapa anak tangga ia tapaki, suara roda sepeda yang memasuki halaman membuatnya berhenti. Sebuah senyum tersungging di wajahnya, lalu ia berbalik dan turun kembali.Di depan matanya, Selena berdiri dengan napas tersengal, meneguk air dari botolnya dengan rakus."Astaghfirullah, capek banget," gumamnya sambil mengelap keringat di pelipisnya.Tiba-tiba, sebuah handuk kecil jatuh di atas kepalanya. Selena mendongak, dan di sana, Nicholas berdiri dengan senyum khasnya."Abang? Abang udah pulang?" tanyanya, terkejut."Hm, ada seseorang yang di-chat tapi balesnya jutek. Jadi abang pulang aja," sahut Nicholas santai.Selena mengerutkan kening. "Hm? Temen abang?"Nicholas terkekeh. Gadis ini memang tidak pernah peka.Tanpa berkata apa-ap

    Last Updated : 2025-02-17
  • CALON TUMBAL   BAB 88

    Selena dan Nicholas sedang dalam perjalanan. Biasanya, Selena tak pernah kehabisan cerita, tapi kali ini ia hanya diam, menatap keluar jendela. Nicholas pun tak banyak bicara, pikirannya tampak jauh, seakan ada sesuatu yang membebani.Selena mencoba bersikap biasa, namun sejak mereka keluar dari rumah, suasana hati Nicholas terasa berbeda. Akhirnya, ia memilih memperhatikan jalanan, mengamati manusia dan yang bukan manusia. Sosok-sosok yang seharusnya tak terlihat oleh orang biasa berlalu-lalang di antara mereka, seolah masih hidup.Nicholas melirik Selena yang terus menatap ke luar. Tiba-tiba, ia menepikan mobil di dekat sebuah danau buatan yang sedang ramai dengan orang-orang. Selena menoleh, heran.“Kita mau turun di sini, Bang?” tanyanya.“Iya. Di sini ada festival jajanan. Kamu pasti betah,” jawab Nicholas dengan senyum tipis.Selena tertawa kecil. “Hehe, tau aja aku tukang jajan. Ya udah, yuk!”Ia melepas sabuk pengaman dan hendak turun, tapi Nicholas menahan tangannya.“Dek,” p

    Last Updated : 2025-02-19
  • CALON TUMBAL   BAB 89

    Selena melangkah mendekati Sagara, langkahnya mantap, tetapi ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dari sorot matanya. Kini, ia berdiri tepat di hadapan Sagara dan menatapnya dalam-dalam."Mbak Marry... Aku akan mengizinkan Mbak masuk ke dalam tubuhku. Katakan sendiri apa yang ingin Mbak sampaikan ke Bang Sagara... Tapi jangan melewati batas," ujar Selena dengan suara tegas.Sejak tadi, sosok Marry terus berusaha meraih Sagara, tangannya yang tak kasat mata berkali-kali ingin memeluk lelaki itu.Linggar segera berdiri di belakang Selena, bersiap berjaga. Nicholas yang menyaksikan kejadian itu ikut maju, menepuk pundak Linggar."Gue aja," katanya.Linggar menatap Nicholas sejenak, lalu tersenyum kecil sebelum akhirnya melepaskan Selena. Begitu Marry masuk ke tubuhnya, Selena tersentak. Tubuhnya bergetar, lalu air matanya tumpah tanpa bisa dibendung."Mas Sagara..." suara lirih itu keluar dari bibirnya, tetapi itu bukan lagi suara Selena. Itu suara Marry.Tubuhnya bergerak, tangann

    Last Updated : 2025-02-20
  • CALON TUMBAL   BAB 90

    Selena terbangun dengan mata yang tajam, menyapu sekeliling dengan cepat. Suara itu masih menggema di telinganya, dan saat ia menoleh, sebuah sosok berdiri di kejauhan, tersenyum sinis dengan tatapan penuh tipu daya.Makhluk itu bukan sembarang sosok, ia adalah penghasut, yang senang mengajak manusia yang tengah terpuruk dalam masalah untuk mengakhiri hidupnya. Biasanya, ia berbisik pelan di telinga, merayap masuk ke dalam pikiran, dan perlahan menguasai tubuh manusia hingga mereka tak sadar melakukan tindakan yang tak seharusnya.'Ayo, mati... Ikutlah aku.'"Kamu menghasutku?" Selena menatap tajam.'Lihat, dia di sini. Kamu nggak mau ikut dengan dia?' Sosok itu berubah rupa menjadi Raka, wajah yang dikenal Selena.Selena merasa perih di hati, namun ia tahu itu bukan Raka. Dengan cepat, Selena membaca doa, dan sosok itu menghilang begitu saja. Ia bukanlah jenis makhluk yang dikirimkan, melainkan jiwa yang pernah terperangkap dalam keputusasaan hingga memilih jalan tragis, lalu berusah

    Last Updated : 2025-02-22
  • CALON TUMBAL   BAB 91

    Nicholas menuangkan air ke dalam gelas, lalu mengambil obat untuk Selena. Tapi sejak tadi, senyum di wajahnya tak kunjung hilang. Berkali-kali ia berdehem, berusaha menetralisir kegugupannya."Ehem!" deheman kecil itu terdengar lagi. Ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ketakutannya ternyata tak menjadi kenyataan."Astaghfirullah…" gumamnya, masih tak percaya.Siapa sangka, saat ia mengajak ayahnya bicara di ruang kerja, reaksinya justru di luar dugaan. Ia mengira akan dimarahi, atau setidaknya mendapat teguran keras. Namun yang terjadi malah sebaliknya, ayahnya ikut bahagia.[Flashback Nicholas, On..]Setelah Nicholas mengungkapkan perasaannya pada ayahnya, lelaki paruh baya itu terkejut bukan kepalang."Astaghfirullah, Abang! Akhirnya!" seru ayahnya, nyaris bersorak.Nicholas mengernyit. Ia sudah siap menghadapi kemarahan, atau paling buruk, tamparan. Tapi senyum lebar malah menghiasi wajah ayahnya."Papa nggak marah?" tanyanya ragu."Marah? Enggak lah! Papa malah seneng. Pap

    Last Updated : 2025-02-26
  • CALON TUMBAL   BAB 92

    KEESOKAN HARINYASelena duduk di meja belajarnya, pena menari di atas halaman sebuah buku bersampul biru muda, buku diary miliknya. Senyum manis menghiasi wajahnya, membuat siapapun yang melihatnya tahu betapa bahagianya ia saat ini.Dari sudut ruangan, ibunya memperhatikan putrinya dengan penuh kasih. Kebahagiaan Selena seolah menular padanya.“Apa yang bikin kamu bahagia, sayang?” suara lembut ibunya menyapa.Selena tersentak, hampir lupa bahwa ibunya tak bisa ia sentuh lagi. Refleks, ia hampir saja memeluk sosok yang begitu dirindukannya."Hmm, sepertinya Bunda tahu," lanjut ibunya dengan senyum penuh arti. "Anak Bunda lagi kasmaran, ya?"Selena tersipu. “Hehe... Bunda.”"Menurut Bunda, Bang Nicholas gimana?" tanyanya, ragu-ragu tapi penuh harap."Nicholas?" sang ibu tersenyum. "Dia anak yang baik. Saleh, sopan santun, dan penyayang."Selena semakin tersenyum malu-malu. Pipinya bersemu merah."Bunda, Selena udah jadi pacarnya Bang Nicholas," bisiknya dengan nada bahagia.Ya, pacarn

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • CALON TUMBAL   BAB 132

    Nicholas dan Selena sudah sampai di rumah sakit, dan disana ada Pak Hasan yang sedang mengunjungi ayah Nicholas yang sampai sekarang belum sadar. "Om, udah lama di sini?" Tanya Selena."Belom kok. Om sibuk banget akhir-akhir ini, baru sempet jenguk papa kalian. Om kaget dapet kabar papa kamu gini, padahal sebelum-sebelumnya sehat." Ujar Pak Hasan."Doain papa ya om, semoga papa bisa kembali sadar." Ujar Selena."Pasti nak, pasti. Papa kalian adalah orang yang hebat, semoga saja ada keajaiban." Ujar Pak Hasan."Aamin.. om. Karena om di sini, sekalian aku ngomong aja. Aku sama Selena mau nikah dua hari lagi, Om Hasan bisa dateng kan?" Tanya Nicholas."Kalian?" Pak Hasan tampaknya terkejut."Iya, keinginan papa.. aku takut aku nggak bisa penuhin keinginan papa." Ujar Nicholas."Masyaallah.. om pasti dateng, nak. Akadnya dimana?" Tanya Pak Hasan."Di sini, om. Di depan papa.." Sahut Nicholas, dan Pak Hasan manggut-manggut.Selena menghampiri ayah Nicholas dan salim tangan dengan ayah Nic

  • CALON TUMBAL   BAB 131

    Deon tepuk tangan dan langsung memberi Selena salaman dan ucapan selamat saat itu juga. Tapi Linggar dan Rangga, mereka berdua saling tatap karena sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar dari mulut Selena. "Mantep lah, selamat pokoknya. Jadi kalo malem bobonya ada yang peluk." Ujar Deon, dasarnya dia bocah nakal.Linggar langsung menampol kepala Deon dan Deon mengaduh kesakitan karenanya sambil menggosok kepalanya."Kamu bilang apa tadi Sel?" Tanya Rangga dengan wajah masih kaget."Orang Selena bilang mau nikah, pada bolot apa gimana, sih!?" Ujar Deon."Diem nyet!" Linggar kesal sampai membekap mulut sepupunya."Sel, lu nggak salah ngomong?" Tanya Linggar, dan Selena menggeleng.Linggar dan Rangga kembali saling pandang, mungkin mereka pikir salah satu dari mereka yang akan menikah dengan Selena. Deon yang disekap oleh Linggar pun melepaskan dirinya dengan paksa sampai nafasnya terengah-engah."Buset! Mati ntar gue!" Protes Deon, Linggar hanya melirik saja."Sama siap

  • CALON TUMBAL   BAB 130

    Selena dan Nicholas sedang membaca surat yang ditulis ayah mereka untuk mereka berdua, Selena menangis membacanya pun dengan Nicholas yang sangat sedih membaca isi surat dari ayahnya itu. Tak banyak yang ditulis, hanya saja ayah Nicholas ingin agar mereka berdua bisa saling menjaga dan memiliki.Dan ayah Nicholas juga menuliskan keinginannya, agar Selena dan Nicholas menikah sebelum ayah Nicholas pergi dari dunia ini. Dan saat mereka berdua sedang membaca surat itu sebuah sosok berdiri di hadapan mereka, adalah jiwa ayah Nicholas yang ternyata sudah keluar dari raganya."Papa.." Gumam Selena, Nicholas pun juga terkejut melihat ayahnya berdiri di depannya."Jangan nangis, nak.." Ujar ayah Nicholas."Kenapa papa gini, papa nggak mau nemenin kita di dunia ini?" Ujar Selena, dia menangis melihat sosok ayahnya yang kini berada diantara hidup dan mati."Papa sangat ingin menemani kalian, nak. Papa ingin melihat kalian hidup bahagia, menikah, dan punya anak. Papa sangat ingin menggendong cuc

  • CALON TUMBAL   BAB 129

    Esok harinya..Selena tiba di kampusnya bersama Nicholas, Nicholas menyetir sendiri mobil miliknya untuk mengantar Selena, Nicholas juga merindukan kampus itu karena dulu dia menghabiskan tahun-tahunnya di sana."Aku turun ya bang.." Ujar Selena dan Nicholas mengangguk."Semangat ya kuliahnya, ntar abang jemput kamu lagi kalo udah kelar kelas." Ujar Nicholas sambil mengusap kepala Selena dan Selena mengangguk dengan senyum manisnya."Assalamu'alaikum." Ujar Selena, dan Nicholas menyahuti salamnya."Wa'alaikumussalam."Selena turun dari mobil dan berjalan masuk, Nicholas masih memperhatikan Selena sampai pandangannya teralihkan pada dua orang mahasiswa yang salah satunya menatap Selena dengan tatapan lain.Lain dalam artian seperti memiliki perasaan pada Selena, dan yang Nicholas lihat itu adalah Faaz yang sedang berdiri di sebelah Doni."Kenapa dia ngeliatin Selena kayak gitu? Jangan bilang udah banyak yang suka sama Selena-ku." Gumam Nicholas.Selena sudah hilang masuk kedalam dan Ni

  • CALON TUMBAL   BAB 128

    Besoknya.. akhirnya ayah Nicholas berangkat ke Singapore dengan Dokter Jaya setelah Selena selesai kuliah. Selena mengantar ayahnya itu dengan senyuman, seperti yang dikatakan Nicholas bahwa dia harus terus tersenyum agar ayahnya tidak sedih juga."Jaga diri di rumah ya, nak." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk."Papa ati-ati, ntar kalo udah sampe disana papa kabarin Selena." Ujar Selena ayahnya mengangguk."Pasti dong.. ya udah, kamu pulang gih, papa mau masuk ke dalem." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk.Selena salim tangan lalu ayah Nicholas pun pergi dengan Dokter Jaya masuk ke dalam. Setelah ayah Nicholas masuk, barulah Selena meneteskan air matanya.'Ya Allah, dalam seumur hidupku, aku sangat beruntung karena bertemu dengan orang-orang yang baik. Dan aku sangat beruntung karena menjadi anak angkat dari papa yang sangat baik, aku mohon ya Allah.. semoga operasi papa berjalan lancar.' Batin Selena.'Semoga papa bisa cepat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasan

  • CALON TUMBAL   BAB 127

    Selena sedang berada di dalam kamarnya dan dia sedang menangis sesenggukan sekarang setelah sholat Isya, dia masih terpikirkan dengan apa yang ayah Nicholas katakan tentang kondisinya."Hiks! Hiks! Ya Allah, gimana caranya ngomong sama abang." Gumam Selena.Ponselnya berdering dan itu panggilan video dari Nicholas. Tapi Selena bingung bagaimana dia harus menghadapi Nicholas, wajah sembab dan suaranya yang bindeng tentu akan mengundang pertanyaan dan kekhawatiran Nicholas.(Kilas Balik Selena Bermula)Sebelumnya Selena masih mematok di depan kaki ayah Nicholas, ia masih menunggu ayahnya itu jujur dan berterus terang padanya. Ayah Nicholas seolah terpojok, bahkan dia tidak tega melihat Selena yang terus duduk di bawah kakinya sambil sesekali menghapus air matanya.Akhirnya ayah Nicholas menghembuskan nafasnya dan tersenyum, lalu mencoba membangunkan Selena dari duduknya, tapi Selena tidak mau."Haihh.. memang susah menyembunyikan sesuatu dari kamu, hehehe.." Kekeh ayah Nicholas."Bangun

  • CALON TUMBAL   BAB 126

    Selena sedang membakar bungkusan yang diberikan oleh supirnya yang dikira itu diberikan oleh Rangga, Selena tidak membukanya sama sekali dia langsung membakarnya sambil membaca doa.Dan benda itu menghilang secara misterius setelah di bakar, yang diyakini itu adalah bungkusan benda berisi kiriman santet. Selena sekarang mencoba menghubungi Rangga.."Halo, Assalamu'alaikum, Ra." Ucap Selena ketika panggilan teleponnya terhubung dan dia sengaja meletakan dalam speaker handphonenya agar supirnya juga ikut mendengar suara Rangga."Wa'alaikumussalam, kenapa Sel?" Tanya Rangga, supir Selena terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Rangga."Ra, tadi lu ke kampus gue?" Tanya Selena."Enggak, gue jenguk om Basuki abis gue kelar di bengkel, Sel. Lo udah sama om Basuki?" Sahut Rangga, supirnya terlihat menutup mulutnya."Gue mau ke rumah sakit jemput papa, tapi tadi katanya lo dateng kesini nganter kiriman." Ujar Selena, Rangga dalam panggilan itu terdengar kebingungan."Gue ngga kemana-

  • CALON TUMBAL   BAB 125

    Selena mengantar Linggar lebih dulu, dan sebelum Linggar masuk Selena memastikan lebih dulu agar tidak ada yang ikut dengan Linggar."Sel, lu nggak apa apa?" Tanya Linggar."Nggak apa-apa, udah biasa. Kalo mereka nyerang gue nggak apa apa, karena gue bisa tau, tapi kalo mereka nyerang lu dan orang-orang yang deket sama gue, gue baru khawatir." Ujar Selena sambil fokus menetralisirkan tubuh Linggar.Linggar yang mendengar itu merasa menjadi orang yang spesial karena Selena peduli padanya. Padahal Selena mengatakan itu bukan dengan maksud apapun, dia murni berkata demikian karena tidak mau orang lain yang dekat dengannya jadi terkena imbasnya."Udah, aman." Ujar Selena."Makasih, Sel." Ujar Linggar dan Selena tersenyum."Gue pulang, ya." Ujar Selena dan Linggar mengangguk."Ati-ati." Ujar Linggar."Siap." Sahut Selena, lalu masuk kembali kedalam mobil. Selena masih merasakan energi yang mengikutinya itu berada di mobil, yang berarti sejak tadi kiriman itu memang berada di mobil dan ikut

  • CALON TUMBAL   BAB 124

    Lalu akhirnya setelah pulang kuliah, Selena menepati janjinya pada ibunya Intan untuk menyampaikan maaf Intan pada kedua orang tuanya Roy. Sekaligus juga Roy ikut dan kini mereka sedang berada di rumah Roy, bersama Faaz, Doni dan Linggar.Kedua orang tua Roy saat ini sedang menangis, terutama ibunya yang menangis sampai terisak-isak setelah mengetahui kebenaran tentang kematian Roy. Ibunya Intan sampai bersimpuh di depan ibunya Roy dan meminta maaf atas nama Intan, Selena, Linggar, Faaz, Doni dan hantu Roy yang melihat itu juga ikut sedih."Roy.." Gumam ibunya Roy sambil terisak."Tante, aku mau ngasih tau kalo Roy masih penasaran di dunia. Dia masih berada di dunia dan sekarang dia ada didekat tante, di sebelah kanan tante." Ujar Selena, ibunya Roy menoleh ke kanan tapi tentu saja tidak ada siapapun."Roy mau pamit sama tante dan om, karena dia sudah tidak penasaran lagi. Alasan kematiannya bukan bunuh diri tapi karena diganggu yang ghaib." Ujar Selena lagi."Roy! Roy! Kamu dimana na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status