Share

BAB 90

Author: jasheline
last update Last Updated: 2025-02-22 20:08:49

Selena terbangun dengan mata yang tajam, menyapu sekeliling dengan cepat. Suara itu masih menggema di telinganya, dan saat ia menoleh, sebuah sosok berdiri di kejauhan, tersenyum sinis dengan tatapan penuh tipu daya.

Makhluk itu bukan sembarang sosok, ia adalah penghasut, yang senang mengajak manusia yang tengah terpuruk dalam masalah untuk mengakhiri hidupnya. Biasanya, ia berbisik pelan di telinga, merayap masuk ke dalam pikiran, dan perlahan menguasai tubuh manusia hingga mereka tak sadar melakukan tindakan yang tak seharusnya.

'Ayo, mati... Ikutlah aku.'

"Kamu menghasutku?" Selena menatap tajam.

'Lihat, dia di sini. Kamu nggak mau ikut dengan dia?' Sosok itu berubah rupa menjadi Raka, wajah yang dikenal Selena.

Selena merasa perih di hati, namun ia tahu itu bukan Raka. Dengan cepat, Selena membaca doa, dan sosok itu menghilang begitu saja. Ia bukanlah jenis makhluk yang dikirimkan, melainkan jiwa yang pernah terperangkap dalam keputusasaan hingga memilih jalan tragis, lalu berusah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CALON TUMBAL   BAB 91

    Nicholas menuangkan air ke dalam gelas, lalu mengambil obat untuk Selena. Tapi sejak tadi, senyum di wajahnya tak kunjung hilang. Berkali-kali ia berdehem, berusaha menetralisir kegugupannya."Ehem!" deheman kecil itu terdengar lagi. Ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ketakutannya ternyata tak menjadi kenyataan."Astaghfirullah…" gumamnya, masih tak percaya.Siapa sangka, saat ia mengajak ayahnya bicara di ruang kerja, reaksinya justru di luar dugaan. Ia mengira akan dimarahi, atau setidaknya mendapat teguran keras. Namun yang terjadi malah sebaliknya, ayahnya ikut bahagia.[Flashback Nicholas, On..]Setelah Nicholas mengungkapkan perasaannya pada ayahnya, lelaki paruh baya itu terkejut bukan kepalang."Astaghfirullah, Abang! Akhirnya!" seru ayahnya, nyaris bersorak.Nicholas mengernyit. Ia sudah siap menghadapi kemarahan, atau paling buruk, tamparan. Tapi senyum lebar malah menghiasi wajah ayahnya."Papa nggak marah?" tanyanya ragu."Marah? Enggak lah! Papa malah seneng. Pap

    Last Updated : 2025-02-26
  • CALON TUMBAL   BAB 92

    KEESOKAN HARINYASelena duduk di meja belajarnya, pena menari di atas halaman sebuah buku bersampul biru muda, buku diary miliknya. Senyum manis menghiasi wajahnya, membuat siapapun yang melihatnya tahu betapa bahagianya ia saat ini.Dari sudut ruangan, ibunya memperhatikan putrinya dengan penuh kasih. Kebahagiaan Selena seolah menular padanya.“Apa yang bikin kamu bahagia, sayang?” suara lembut ibunya menyapa.Selena tersentak, hampir lupa bahwa ibunya tak bisa ia sentuh lagi. Refleks, ia hampir saja memeluk sosok yang begitu dirindukannya."Hmm, sepertinya Bunda tahu," lanjut ibunya dengan senyum penuh arti. "Anak Bunda lagi kasmaran, ya?"Selena tersipu. “Hehe... Bunda.”"Menurut Bunda, Bang Nicholas gimana?" tanyanya, ragu-ragu tapi penuh harap."Nicholas?" sang ibu tersenyum. "Dia anak yang baik. Saleh, sopan santun, dan penyayang."Selena semakin tersenyum malu-malu. Pipinya bersemu merah."Bunda, Selena udah jadi pacarnya Bang Nicholas," bisiknya dengan nada bahagia.Ya, pacarn

    Last Updated : 2025-02-28
  • CALON TUMBAL   BAB 93

    Selena tiba di sebuah perumahan yang tampak sepi, bayangan pohon menari-nari di bawah cahaya lampu jalan yang redup. Di depan sebuah rumah kosong, Linggar sudah menunggu dengan wajah tegang. Begitu melihat mobil Selena berhenti, ia langsung berlari menghampiri, nafasnya tersengal."Selena, tolongin sepupuku!" serunya panik.Selena turun dari mobil, ekspresinya berubah tajam. "Dimana dia? Jangan bilang kamu tinggalin dia sendirian!?""Enggak! Abangnya ada di atas, jagain dia," jawab Linggar cepat. Tanpa banyak bicara, mereka segera masuk ke dalam rumah, langkah kaki mereka menggema di lorong gelap menuju lantai atas.Begitu mencapai lantai dua, suara teriakan menggema dari dalam salah satu kamar. Selena merasakan hawa yang begitu berat, seakan udara di ruangan itu lebih padat dari biasanya."Deon!" Linggar menerobos masuk, melihat sepupunya yang tengah mengamuk.Di tengah ruangan yang berantakan, Deon meronta-ronta, tubuhnya dipeluk erat oleh kakaknya yang sudah kelelahan menahannya. M

    Last Updated : 2025-02-28
  • CALON TUMBAL   BAB 94

    Sepupu Linggar sudah sadar, dan kini mereka semua berada di dalam mobil. Seharusnya mereka segera pergi dari rumah itu, tapi Selena masih berat meninggalkan dua anak kecil yang dilihatnya di dalam.Di luar, Linggar sibuk bertanya kepada warga sekitar tentang rumah kosong itu. Salah satu yang bersedia berbicara adalah seorang tukang kebun yang tinggal di sebelahnya."Setelah tahun 2011, pemilik rumah ini pergi entah ke mana. Tiba-tiba aja kosong. Beberapa bulan kemudian, ada plang ‘Rumah Dijual’ dipasang," ujar si tukang kebun.Linggar mengangguk, mendengarkan dengan saksama."Setiap malam ada suara-suara aneh," lanjut pria itu. "Kadang suara perempuan teriak, kadang kayak orang berantem sambil banting-banting barang. Padahal nggak ada yang tinggal di situ. Pernah juga ada maling yang masuk, malah dia sendiri yang teriak minta tolong. Katanya lihat kuntilanak!"Linggar merinding. "Jadi rumah ini memang angker, ya, Pak?" tanyanya.Tukang kebun itu mengangguk mantap. "Angker banget. Stra

    Last Updated : 2025-03-01
  • CALON TUMBAL   BAB 95

    Selena kembali ke alam nyata dan langsung melihat Linggar meneriaki Deon dari atas. Wajah Deon pucat pasi, tubuhnya sedikit gemetar. Padahal baru saja dia merasa lebih baik, tapi kini kembali terjebak dalam pengalaman mistis yang mengerikan. "Kenapa, De!?" seru Linggar, nada suaranya penuh kekhawatiran. "I-it... tadi gue lihat orang nggak ada kepalanya..." suara Deon bergetar saat dia menunjuk ke arah dapur. Selena menatapnya serius. "Li, Deon sebaiknya nggak di sini. Dia lumayan sensitif." "Bang, bawa Deon keluar. Tunggu di mobil aja," ujar Linggar kepada abang sepupu mereka. Tanpa banyak tanya, abangnya langsung menggandeng Deon yang masih shock dan membawanya pergi. Kini, perhatian Selena kembali pada sosok perempuan di hadapannya, wanita yang menangis tersedu-sedu. Wanita itu masih tidak sadar bahwa anak-anaknya sudah lama meninggal. Meski tinggal dalam rumah yang sama, mereka tak pernah bertemu karena berada di dimensi yang berbeda. Waktu kematian mereka pun terjadi pa

    Last Updated : 2025-03-06
  • CALON TUMBAL   BAB 96

    Selena akhirnya kembali ke rumah setelah seharian berada di rumah kosong yang misterius. Di sana, dia sempat mengungkap beberapa rahasia, meski masih ada yang belum terpecahkan, jasad Liora, Adel, dan kepala ayah mereka yang belum ditemukan. Keletihan menghampirinya. Setelah mandi, Selena merebahkan tubuhnya di ranjang, meski hatinya belum tenang.Dia belum mendapat kabar dari Nicholas, tampaknya Nicholas belum tiba. Padahal, sebelum transit, Nicholas sempat menghubunginya, namun Selena sedang sibuk memikirkan sosok-sosok yang baru saja dia bantu. Ada sesuatu yang terasa berbeda malam itu. Di luar rumahnya, Selena merasa ada energi besar yang mengintai.Tiba-tiba, ibunya muncul di depan kamar Selena, tapi wajah cantiknya berubah menjadi wajah seram, dengan aura yang mengandung energi kuat, seolah siap melindungi Selena dari bahaya yang datang."Ada yang ikut aku, ya?" gumam Selena dengan cemas.Dengan kekuatan mata batinnya, Selena melihat sesosok bayangan hitam besar berdiri di luar,

    Last Updated : 2025-03-07
  • CALON TUMBAL   BAB 97

    Selena menyapu pandangannya ke sekeliling, mencari sosok ibu Liora. Namun, yang pertama kali tertangkap matanya justru lebih mengerikan seorang pria tanpa kepala berdiri diam, menghadap ke arahnya. Detik berikutnya, ia melihat ibu Liora muncul di lantai dua, berdiri di samping pria itu. Tatapan mereka tertuju ke bawah, ke arah Selena dan Pak Bondan."Selena, sampaikan pada Bang Bondan... kami sangat berterima kasih. Dia selalu peduli pada kami. Bang Bondan adalah abang yang luar biasa, paman yang baik untuk Liora dan Abel," suara lembut ibu Liora menggema, tetapi mengandung kepedihan yang dalam.Ia menarik napas sebelum melanjutkan, "Bilang padanya agar tak lagi bersedih. Kami sudah tenang sekarang. Kami hanya ingin dia terus mendoakan kami. Kami menyayanginya."Selena mengangguk pelan, menyerap setiap kata sebelum menyampaikannya kepada Pak Bondan."Mereka bilang, terima kasih karena Om Bondan sudah menjadi abang dan paman yang baik untuk Liora dan Abel. Om juga jangan bersedih lagi,

    Last Updated : 2025-03-08
  • CALON TUMBAL   BAB 98

    Selena dan Linggar melangkah masuk ke dalam kelas. Mereka satu jurusan. Selena duduk di sebelah kanan Linggar, sementara di sisi lainnya, seorang mahasiswi duduk diam. Wajah gadis itu mengingatkan Selena pada seseorang... Saras.Namun, ada sesuatu yang berbeda. Gadis itu menggunakan susuk, dan energinya terasa begitu pekat, lebih gelap dari Saras. Yang Selena lihat bukan sekadar dua lapisan wajah, melainkan banyak. Terlalu banyak.“Kenapa? Kayaknya lu ngeliatin gue terus dari tadi?” suara gadis itu tiba-tiba memecah keheningan.Selena tersentak, tapi dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. “Gue lupa nama lu, boleh kenalan lagi? Gue Selena,” ujarnya santai, berusaha tidak menyinggung perasaan si gadis.“Ohh, bilang dong. Gue Intan, Intan Lupita.” Gadis itu akhirnya memperkenalkan diri.Saat Selena menjabat tangannya, sesuatu yang aneh terjadi. Kulit Intan terasa panas, hampir seperti terbakar. Ada sesuatu yang tidak beres. Pikiran Selena melayang, bertanya-tanya kenapa banyak pere

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • CALON TUMBAL   BAB 131

    Deon tepuk tangan dan langsung memberi Selena salaman dan ucapan selamat saat itu juga. Tapi Linggar dan Rangga, mereka berdua saling tatap karena sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar dari mulut Selena. "Mantep lah, selamat pokoknya. Jadi kalo malem bobonya ada yang peluk." Ujar Deon, dasarnya dia bocah nakal.Linggar langsung menampol kepala Deon dan Deon mengaduh kesakitan karenanya sambil menggosok kepalanya."Kamu bilang apa tadi Sel?" Tanya Rangga dengan wajah masih kaget."Orang Selena bilang mau nikah, pada bolot apa gimana, sih!?" Ujar Deon."Diem nyet!" Linggar kesal sampai membekap mulut sepupunya."Sel, lu nggak salah ngomong?" Tanya Linggar, dan Selena menggeleng.Linggar dan Rangga kembali saling pandang, mungkin mereka pikir salah satu dari mereka yang akan menikah dengan Selena. Deon yang disekap oleh Linggar pun melepaskan dirinya dengan paksa sampai nafasnya terengah-engah."Buset! Mati ntar gue!" Protes Deon, Linggar hanya melirik saja."Sama siap

  • CALON TUMBAL   BAB 130

    Selena dan Nicholas sedang membaca surat yang ditulis ayah mereka untuk mereka berdua, Selena menangis membacanya pun dengan Nicholas yang sangat sedih membaca isi surat dari ayahnya itu. Tak banyak yang ditulis, hanya saja ayah Nicholas ingin agar mereka berdua bisa saling menjaga dan memiliki.Dan ayah Nicholas juga menuliskan keinginannya, agar Selena dan Nicholas menikah sebelum ayah Nicholas pergi dari dunia ini. Dan saat mereka berdua sedang membaca surat itu sebuah sosok berdiri di hadapan mereka, adalah jiwa ayah Nicholas yang ternyata sudah keluar dari raganya."Papa.." Gumam Selena, Nicholas pun juga terkejut melihat ayahnya berdiri di depannya."Jangan nangis, nak.." Ujar ayah Nicholas."Kenapa papa gini, papa nggak mau nemenin kita di dunia ini?" Ujar Selena, dia menangis melihat sosok ayahnya yang kini berada diantara hidup dan mati."Papa sangat ingin menemani kalian, nak. Papa ingin melihat kalian hidup bahagia, menikah, dan punya anak. Papa sangat ingin menggendong cuc

  • CALON TUMBAL   BAB 129

    Esok harinya..Selena tiba di kampusnya bersama Nicholas, Nicholas menyetir sendiri mobil miliknya untuk mengantar Selena, Nicholas juga merindukan kampus itu karena dulu dia menghabiskan tahun-tahunnya di sana."Aku turun ya bang.." Ujar Selena dan Nicholas mengangguk."Semangat ya kuliahnya, ntar abang jemput kamu lagi kalo udah kelar kelas." Ujar Nicholas sambil mengusap kepala Selena dan Selena mengangguk dengan senyum manisnya."Assalamu'alaikum." Ujar Selena, dan Nicholas menyahuti salamnya."Wa'alaikumussalam."Selena turun dari mobil dan berjalan masuk, Nicholas masih memperhatikan Selena sampai pandangannya teralihkan pada dua orang mahasiswa yang salah satunya menatap Selena dengan tatapan lain.Lain dalam artian seperti memiliki perasaan pada Selena, dan yang Nicholas lihat itu adalah Faaz yang sedang berdiri di sebelah Doni."Kenapa dia ngeliatin Selena kayak gitu? Jangan bilang udah banyak yang suka sama Selena-ku." Gumam Nicholas.Selena sudah hilang masuk kedalam dan Ni

  • CALON TUMBAL   BAB 128

    Besoknya.. akhirnya ayah Nicholas berangkat ke Singapore dengan Dokter Jaya setelah Selena selesai kuliah. Selena mengantar ayahnya itu dengan senyuman, seperti yang dikatakan Nicholas bahwa dia harus terus tersenyum agar ayahnya tidak sedih juga."Jaga diri di rumah ya, nak." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk."Papa ati-ati, ntar kalo udah sampe disana papa kabarin Selena." Ujar Selena ayahnya mengangguk."Pasti dong.. ya udah, kamu pulang gih, papa mau masuk ke dalem." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk.Selena salim tangan lalu ayah Nicholas pun pergi dengan Dokter Jaya masuk ke dalam. Setelah ayah Nicholas masuk, barulah Selena meneteskan air matanya.'Ya Allah, dalam seumur hidupku, aku sangat beruntung karena bertemu dengan orang-orang yang baik. Dan aku sangat beruntung karena menjadi anak angkat dari papa yang sangat baik, aku mohon ya Allah.. semoga operasi papa berjalan lancar.' Batin Selena.'Semoga papa bisa cepat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasan

  • CALON TUMBAL   BAB 127

    Selena sedang berada di dalam kamarnya dan dia sedang menangis sesenggukan sekarang setelah sholat Isya, dia masih terpikirkan dengan apa yang ayah Nicholas katakan tentang kondisinya."Hiks! Hiks! Ya Allah, gimana caranya ngomong sama abang." Gumam Selena.Ponselnya berdering dan itu panggilan video dari Nicholas. Tapi Selena bingung bagaimana dia harus menghadapi Nicholas, wajah sembab dan suaranya yang bindeng tentu akan mengundang pertanyaan dan kekhawatiran Nicholas.(Kilas Balik Selena Bermula)Sebelumnya Selena masih mematok di depan kaki ayah Nicholas, ia masih menunggu ayahnya itu jujur dan berterus terang padanya. Ayah Nicholas seolah terpojok, bahkan dia tidak tega melihat Selena yang terus duduk di bawah kakinya sambil sesekali menghapus air matanya.Akhirnya ayah Nicholas menghembuskan nafasnya dan tersenyum, lalu mencoba membangunkan Selena dari duduknya, tapi Selena tidak mau."Haihh.. memang susah menyembunyikan sesuatu dari kamu, hehehe.." Kekeh ayah Nicholas."Bangun

  • CALON TUMBAL   BAB 126

    Selena sedang membakar bungkusan yang diberikan oleh supirnya yang dikira itu diberikan oleh Rangga, Selena tidak membukanya sama sekali dia langsung membakarnya sambil membaca doa.Dan benda itu menghilang secara misterius setelah di bakar, yang diyakini itu adalah bungkusan benda berisi kiriman santet. Selena sekarang mencoba menghubungi Rangga.."Halo, Assalamu'alaikum, Ra." Ucap Selena ketika panggilan teleponnya terhubung dan dia sengaja meletakan dalam speaker handphonenya agar supirnya juga ikut mendengar suara Rangga."Wa'alaikumussalam, kenapa Sel?" Tanya Rangga, supir Selena terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Rangga."Ra, tadi lu ke kampus gue?" Tanya Selena."Enggak, gue jenguk om Basuki abis gue kelar di bengkel, Sel. Lo udah sama om Basuki?" Sahut Rangga, supirnya terlihat menutup mulutnya."Gue mau ke rumah sakit jemput papa, tapi tadi katanya lo dateng kesini nganter kiriman." Ujar Selena, Rangga dalam panggilan itu terdengar kebingungan."Gue ngga kemana-

  • CALON TUMBAL   BAB 125

    Selena mengantar Linggar lebih dulu, dan sebelum Linggar masuk Selena memastikan lebih dulu agar tidak ada yang ikut dengan Linggar."Sel, lu nggak apa apa?" Tanya Linggar."Nggak apa-apa, udah biasa. Kalo mereka nyerang gue nggak apa apa, karena gue bisa tau, tapi kalo mereka nyerang lu dan orang-orang yang deket sama gue, gue baru khawatir." Ujar Selena sambil fokus menetralisirkan tubuh Linggar.Linggar yang mendengar itu merasa menjadi orang yang spesial karena Selena peduli padanya. Padahal Selena mengatakan itu bukan dengan maksud apapun, dia murni berkata demikian karena tidak mau orang lain yang dekat dengannya jadi terkena imbasnya."Udah, aman." Ujar Selena."Makasih, Sel." Ujar Linggar dan Selena tersenyum."Gue pulang, ya." Ujar Selena dan Linggar mengangguk."Ati-ati." Ujar Linggar."Siap." Sahut Selena, lalu masuk kembali kedalam mobil. Selena masih merasakan energi yang mengikutinya itu berada di mobil, yang berarti sejak tadi kiriman itu memang berada di mobil dan ikut

  • CALON TUMBAL   BAB 124

    Lalu akhirnya setelah pulang kuliah, Selena menepati janjinya pada ibunya Intan untuk menyampaikan maaf Intan pada kedua orang tuanya Roy. Sekaligus juga Roy ikut dan kini mereka sedang berada di rumah Roy, bersama Faaz, Doni dan Linggar.Kedua orang tua Roy saat ini sedang menangis, terutama ibunya yang menangis sampai terisak-isak setelah mengetahui kebenaran tentang kematian Roy. Ibunya Intan sampai bersimpuh di depan ibunya Roy dan meminta maaf atas nama Intan, Selena, Linggar, Faaz, Doni dan hantu Roy yang melihat itu juga ikut sedih."Roy.." Gumam ibunya Roy sambil terisak."Tante, aku mau ngasih tau kalo Roy masih penasaran di dunia. Dia masih berada di dunia dan sekarang dia ada didekat tante, di sebelah kanan tante." Ujar Selena, ibunya Roy menoleh ke kanan tapi tentu saja tidak ada siapapun."Roy mau pamit sama tante dan om, karena dia sudah tidak penasaran lagi. Alasan kematiannya bukan bunuh diri tapi karena diganggu yang ghaib." Ujar Selena lagi."Roy! Roy! Kamu dimana na

  • CALON TUMBAL   BAB 123

    Meski Selena sudah bilang bahwa jangan keluar rumah, tapi ayah Nicholas tetap saja pergi. Ayah Nicholas bilang pada bibi dia pergi bukan mau bekerja tapi menemui temannya, bibi pun mengangguk karena memang ayah Nicholas tidak membawa jubah dokternya.Ayah Nicholas pergi ke rumah sakit, tapi bukan untuk bekerja melainkan dia menemui teman dokternya yang kemarin memapahnya, seorang dokter ahli neurologi. Temannya itu tersenyum melihat kedatangan ayah Nicholas."Nah.. Akhirnya mau juga datang kemari, dok." Ujar teman ayah Nicholas, namanya dokter Jaya."Haha, iya. Dimarahin sama anak, nggak boleh kerja jadi saya nggak kerja hari ini. Karena nggak ada kegiatan jadi saya kesini untuk memeriksakan diri." Ujar ayah Nicholas."Emang mantranya anak perempuan tuh ampuh pokoknya, kalo nggak boleh ya nggak beneran, hahaha.." Dokter Jaya terkekeh."Jadi, tolong periksa saya dok." Ujar ayah Nicholas."Tentu dok, mari." Ujar dokter Jaya.Mereka sama-sama dokter profesional, dan mereka juga sama-sama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status