Usai kejadian hari dimana Shakira dan Arthur pertama kali dipertemukan dan berakhir dengan kericuhan yang terjadi di anatara keduanya, Shakira mengalami penurunan job kerja secara drastis karena berita tentang dirinya yang tidak profesional menjadi viral, uang tabungannya pun terkuras habis akibat harus membayar denda pada perusahaan Arthur, hal itu membuat Shakira cukup terpuruk dan menghindari kumpul-kumpul dengan teman-teman modelnya.
“Ini gara-gara CEO sialan itu! Aku tidak sudi lagi bertemu dengan pria seperti itu,” umpat Shakira sambil tiduran diatas ranjangnya. Begitu juga dengan Arthur, sejak hari dimana dirinya bertemu dengan Shakira, selama beberapa hari ini Arthur terpuruk dan selalu mabuk setiap malam! Bukan karena kesal terhadap Shakira, melainkan karena Arthur membaca berita dari media sosial jika mantan kekasihnya Rania Kusuma menikah dan menjadi isteri dari salah satu sutradara terkenal. Kisah cinta Arthur dengan Rania terjalin sejak keduanya masih sama-sama duduk dibangku sekolah menengah atas, bahkan hingga Arthur lulus kuliah Rania tetap setia pada Arthur meskipun harus menjalani hubungan jarak jauh, tapi akhir tahun lalu ketika Arthur menyampaikan keinginannya pada kedua orangtuanya untuk melamar Rania, kedua orangtuanya menolak mentah-mentah keinginan Arthur. Hal itu membuat Rania marah sehingga memutuskan hubungan cinta mereka, hingga akhirnya terdengar kabar bahwa Rania menikah beberapa hari lalu dengan sutradara terkenal, hal itu tentu saja membuat Arthur terluka karena hatinya memang masih untuk Rania. Malam harinya Abimana dan Tari Ibunya Arthur datang berkunjung setelah mengetahui keadaan anak mereka yang katanya sangat kacau! Keduanya masuk kedalam rumah pribadi milik Arthur setelah Doni membukakan pintu rumah. “Don, kenapa sih kamu selalu saja telat memberi informasi?” tanya Bu Tari. “Maafkan saya Bu,” “Sudah berapa hari dia seperti itu?” tanya Abimana. “Lima hari Pak,” jawab Doni. Ketiganya sampai didepan pintu kamar Arthur, Bu Tari pun langsung membuka pintu kamar putera satu-satunya itu. “Astagfirullah!” ucapnya. “Arthur!” panggil Pak Abimana. Terlihat Arthur duduk dilantai sambil bersandar pada ranjang dibelakangnya akan tetapi satu tangannya masih memegangi gelas yang berisi wine! Bu Tari dan Pak Abimana langsung buru-buru menghampiri Arthur. “Heh bangun! Arthur bangun!” kata Pk Abimana sambil menggoyangkan bahu Arthur. “Hmm,” Arthur terusik lalu membuka kedua matanya. “Ya Allah nak, kenapa kamu bisa jadi begini? Mamah tidak habis pikir Arthur,” ungkap Bu Tari dengan sedihnya. “Mah, Pah, kalian kenapa kesini?” tanya Arthur yang masih dalam pengaruh wine namun tidak terlalu mabuk. “Cuci muka sekarang, Papah dan Mamah tunggu dibawah, kita perlu bicara serius Arthur!” kata Pak Abimana dengan nada serius. Doni pun langsung membantu Arthur untuk berdiri dan menuju kamar mandi, sedangkan Bu Tari pergi bersama Pak Abimana untuk menunggu di ruangan tamu, tidak ada henti-hentinya Bu Tari mengelus dada saking sedihnya melihat Arthur yang mabuk-mabukan. “Pah, Mamah yakin ini pasti karena wanita matre itu, Mamah semakin kesal saja padanya!” “Itu pasti Mah, beritanya kan tersebar dimana-mana karena dia menikah dengan sutradara terkenal, setelah usahanya menjadi artis populer gagal jalan satu-satunya ya begitu menikahi sutradara terkenal,” “Terus gimana ini Pah, Mamah tidak mau anak kita hancur hanya gara-gara wanita macam itu!” “Kan Papah sudah bilang, hanya ada satu cara agar Arthur bisa secepatnya melupakan si Rania itu,” Saat kedua orangtuanya sedang berbincang, Arthur yang sudah mencuci muka sehingga kesadarannya perlahan pulih, menghampiri kedua orangtuanya lalu duduk disofa begitu juga dengan Doni sang asisten pribadinya. “Mah Pah, ada apa?” “Ada apa? Ada apa? Kamu pikir Papah dan Mamah tidak tau kamu mabuk-mabukan tidak jelas demi wanita macam itu Arthur, heran Papah sama kamu bisa kamu ya seperti ini hanya gara-gara wanita macam itu!” “Pah sudah dong, kita kan kesini bukan untuk memarahi anak kita tapi kita kesini untuk menyelamatkan anak kita dari kehancuran,” kata Bu Tari. “Menyelamatkan dari kehancuran?” tanya Arthur. “Iya Arthur, Mamah dan Papah sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan wanita pilihan kami dengan begitu kamu akan cepat melupakan wanita itu,” Arthur dan Doni pun sama-sama terkejut dengan perkataan Bu Tari, apalagi Arthur sampai kepalanya merasa sangat berat saat ini mendengar akan dijodohkan. “Itu benar, Papah jamin kamu tidak akan kecewa dengan jodoh pilihan kami, dia cantik, mandiri, baik hati dan hormat terhadap orangtua,” ucap Pak Abimana. Arthur masih terdiam, dia bingung harus menjawab apa karena ini benar-benar mendadak dan bukan keputusan yang mudah bagi Arthur! “Iya nak, Mamah dan Papah yakin kamu akan bahagia jika menikah dengan wanita pilihan kami, Mamah juga sudah tidak sabar ingin memiliki cucu,” kata Bu Tari. “Pernikahan itu untuk seumur hidup Mah, aku perlu berpikir!” kata Arthur. “Halah sudahlah, kamu itu perlu berpikir atau memang kamu mau menunggu si Rania itu jadi janda?” “Papah ih amit-amit jangan bicara begitu dong Pah, masa anak bujang Mamah menunggu janda orang gadis juga masih banyak,” kata Bu Tari. Arthur masih belum mengatakan setuju atau tidak setuju, dia hanya tertunduk diam dihadapan kedua orangtuanya. “Begini saja, besok kamu pulang dulu ke rumah karena Papah sudah mengundang calonmu beserta kedua orangtuanya itu untuk makan malam bersama,” kata Pak Abimana. “Iya nak, kamu bisa kenalan dulu saja percaya sama Mamah kamu akan menyukainya!” kata Bu Tari. Berbeda dengan reaksi Arthur yang terkejut mendengar berita perjodohan ini namun tetap bisa santai, Shakira langsung menyemburkan air minumnya ketika kedua orangtuanya menyampaikan dirinya hendak dijodohkan. “Engga!” teriak Shakira dengan kencang. “Ra, secara usia kamu sudah baligh dan dalam agama kita pun dianjurkan untuk menikah bukan pacaran,” kata Pak Megantara. “Papah apaan si Pah, memangnya ini zaman Siti Nurbaya jodoh-jodohan, katro tau Pah,” kata Shakira. “Loh kok katro, setiap orangtua pasti menginginkan jodoh dan imam yang baik untuk anak perempuan mereka, begitu juga Papah dan Mamahmu Ra, wong sudah ada keluarga laki-laki dari keluarga baik-baik berniat baik untuk melamarmu masa kami tolak!” kata Pak Megantara. “Iya Ra, lagipula Mamah dan Papahmu ini takut sekali dengan pergaulan anak muda zaman sekarang, banyak loh yang hamil diluar nikah dan gaya pacaran yang tidak sehat, Mamah tidak mau itu terjadi sama kamu,” kata Bu Desi. “Engga Mah, aku engga akan kaya gitu kok tapi please banget aku baru dua puluh tahun, aku belum siap untuk menikah,” kata Shakira. “Ra tidak boleh menolak permintaan orangtua kalau itu untuk kebaikan,” kata Pak Megantara. “Iya Ra, lagipula pamali tau kalau perempuan menolak lamaran dari seorang pria!” kata Bu Desi. Shakira pun langsung memasang wajah cemberut, tapi sekeras apapun Shakira berusaha untuk menolak perjodohan ini, namun Shakira tetap saja tidak bisa melawan kehendak orangtuanya karena sejatinya Shakira adalah seorang anak yang penurut. Keesokan harinya, setelah selesai fotoshoot di beberapa tempat, Shakira yang biasanya nongkrong-nongkrong dulu bersama dengan teman-temannya kini bergegas pulang karena harus bersiap-siap untuk mendatangi undangan makan malam di rumah keluarga laki-laki yang hendak melamarnya. Tampil dengan dress berwarna broken white dan rambut yang dibiarkan terurai indah namun memakai bando di rambutnya, Shakira dan kedua orangtuanya tiba di kediaman Pak Abimana. Kedatangan Shakira dan kedua orangtuanya itu disambut hangat oleh Pak Abimana dan Bu Tari, apalagi Shakira pun sudah mengenal Pak Abimana dan Bu Tari karena beberapa kali pernah mengikuti acara yang diselenggarakan oleh perusahaan Angkasafood. “Selamat malam Pak Megan Bu Desi, mari-mari masuk!” kata Pak Abimana. “Waduh kita pertama kalinya ini ya Pak Abi melakukan pertemuan tapi bukan untuk urusan pekerjaan,” kata Pak Megantara. “Betul itu,” kata Pak Abimana. Mereka semua pun masuk dan berkumpul dimeja makan, terlihat sajian makanan yang begitu lengkap dan mewah sudah tersedia diatas meja makan, Bu Desi dan Bu Tari pun nampak akrab berbincang-bincang. “Mah, katanya kita mau makan malam dengan laki-laki yang dijodohkan denganku tapi kok kita ke rumah Om Abi?” tanya Shakira yang masih belum menyadari siapa laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu. “Kan kamu memang mau dijodohkan dengan putera satu-satunya Om Abi dan Tanye Tari Ra, namanya Arthur Angkasa Abimana iya kan Jeng?” tanya Bu Desi pada Bu Tari. “Iya Ra, kamu belum pernah bertemu ya sama Arthur anak Tante?” tanya Bu Tari. Shakira kemudian menggelengkan kepalanya, namun setelah berpikir beberapa saat Shakira tersadar akan beberapa hal! Momen dimana dirinya bertemu dengan CEO yang membuatnya harus membayar denda, dan CEO itu bernama Arthur putera satu-satunya Pak Abimana dan Bu Tari. Kedua bola mata Shakira langsung melotot, seketika wajah Shakira pucat pasih dan dunia seperti akan runtuh. “Arthur Angkasa Abimana? Di-dia yang akan dijodohkan denganku?” tanya Shakira bertanya untuk meyakinkan. “Iya,” kata Bu Desi. “Nah itu dia, Arthur sini nak! Aduh gimana si ini sudah pada kumpul, kamu darimana?” tanya Bu Tari. Arthur kemudian berjalan kearah meja makan lalu duduk berseberangan dengan Shakira yang saat ini menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. “Maaf Mah tadi aku ke toilet,” “Loh kok langsung duduk, salam dulu dong nih sama calon Papah dan Mamah mertuamu dan calon isterimu yang cantik itu!” kata Bu Tari sambil melirik kearah Shakira. Arthur kemudian menoleh kearah Shakira, namun wajah gadis itu terhalang oleh kedua tangannya, Arthur sedikit bingung mengapa gadis yang dijodohkan dengannya malah menutupi wajahnya seperti itu. Arthur kemudian berdiri dan menyalami Bu Desi dan Pak Megantara terlebih dahulu. “Ra, itu salaman dong sama Mas Arthurnya,” kata Bu Desi. Satu tangan Shakira memang mengulurkan kearah Arthur namun satu tangannya masih saja menutupi wajahnya, Bu Desi pun menurunkan tangan Shakira dari wajahnya agar Arthur dapat melihat wajah Shakira dengan jelas. “Mamah ih,” “Ya ngapain kamu tutupan wajahmu begitu Ra, engga sopan tau!” kata Bu Desi. Setelah melihat wajah Shakira dengan jelas, kini Arthur mengerti kenapa gadis itu sampai menutupi wajahnya. “Arthur,” ucapnya sambil bersalaman dengan Shakira. “Shakira,” ucap Shakira pelan. Arthur dan Shakira pun selesai bersalaman kemudian Arthur kembali duduk. “Arthur, beruntung kamu bisa berjodoh dengan Shakira! Dia itu model terkenal, Apa kalian belum pernah bertemu?” tanya Pak Abimana. “Belum Pah,” jawab Arthur. Dalam hati Shakira pun berucap “dasar pembohong”. “Arthur kamu harus tau, Shakira ini loh anaknya cantik, anggun, manis, lucu dan yang terpenting dia itu sopan sekali loh, Mamah aja pertama kali waktu dulu bertemu dengan Shakira langsung jatuh hati dan Mamah tandain untuk menjadi menantu Mamah,” kata Bu Tari. “Aduh Jeng, itu terlalu memuji,” kata Bu Desi. Arthur kemudian tersenyum menyeringai sambil melirik kearah Shakira dengan tatapan penuh makna! Cantik, anggun, manis, lucu, sopan, batin Arthur? Mereka kemudian menghabiskan makan malam yang sudah disediakan, setelah selesai dengan makan malam itu mereka pun langsung membicarakan topik utama di pertemuan ini, yakni perjodohan Arthur dan Shakira. “Jadi bagaimana Pak Megan, kita sudah sama-sama mengenal baik dan saya percaya Shakira bisa menjadi isteri yang baik untuk Arthur,” kata Pak Abimana. “Kami berharap niat kami untuk melamar Shakira diterima ya Jeng Desi Pak Megan,” kata Bu Tari. “Kalau kami selaku orangtua tentu saja ingin yang terbaik untuk puteri kami ini Pak Abi Bu Tari, dan kami percaya kalau Mas Arthur ini insya Allah bisa menjadi imam yang baik untuk Shakira,” “Nah, jadi bagaimana Arthur, Shakira? Apa kalian setuju untuk menikah?” tanya Bu Tari pada Arthur dan Shakira. Merasa tidak mungkin membangkang keinginan baik dari kedua orangtuanya itu, Arthur pun berusaha ikhlas dan legowo untuk bisa menerima perjodohan ini. “Arthur ikut keputusan Mamah dan Papah!” kata Arthur. Shakira pun menatap kearah Arthur, kemudian semua orang menatap kearah Shakira untuk mendengar jawaban dari Shakira. “Ra bagaimana, diterima tidak mas Arthurnya?” tanya Bu Desi. “Shakira juga nurut saja apa kata Mamah dan Papah!” kata Shakira dengan berat hati.Meskipun Shakira dan yang lainnya sama sekali tidak welcome dengan kehadiran Rania di kantor ini, akan tetapi Rania yang merasa jika memang kesalahan ada pada dirinya akhirnya dengan berani menghampiri Shakira lalu duduk disamping Shakira.“Shakira aku tau aku sudah jahat sekali sama kamu selama ini! Aku bahkan sempat mendoakan kejelekan pada kandunganmu, sampai akhirnya ucapan kejelekan itu justru berbalik padaku, kamu tau kan aku keguguran? Aku benar-benar minta maaf dan engga mau cari masalah dengan siapapun saat ini, aku hanya ingin memperbaiki diri aku Shakira, aku malu pada bayiku di surga sana,” kata Rania dengan kedua mata yang berkaca-kaca.Shakira yang melihat wajah penuh penyesalan dari Rania kemudian merasa iba melihat betapa terguncang nya Rania akibat keguguran ya itu! Jika sampai dirinya yang berada diposisi Rania mungkin juga tidak akan sekuat dan setabah Rania saat ini!“Ya udah, aku maafin kamu!” kata Shakira.“Ra yakin lo? Gue si ogah!” ucap Jingga.“Udah lah Ga, ya
Pagi harinya ketika Arthur terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat keberadaan Shakira disampingnya! Arthur pun langsung buru-buru mencari-cari kemana Shakira pagi-pagi begini? Dibukanya pintu kamar mandi, namun tidak ada Shakira didalamnya.“Pergi kemana dia?” gumam Arthur.Dalam keadaan masih mengantuk Arthur pun turun ke lantai satu untuk mencari Shakira! Saat keluar dari lift, tercium aroma roti panggang yang membuat Arthur berjalan kearah dapurnya. Dilihatnya Shakira sedang menaruh roti yang sudah matang dipanggang keatas piring, Arthur pun memicingkan satu alisnya.“Tumben keliatannya tidak gosong,” gumamnya.Ketika Shakira berbalik badan hendak menaruh kedua piring diatas meja makan, Shakira pun melihat Arthur yang ternyata sudah bangun.“Kamu sudah bangun ternyata, mau sarapan sekarang?” tanya Shakira.“Aku akan mandi dulu!” ucap Arthur.“Oke. Mau aku pakaikan selai apa?” tanya Shakira.“Selai coklat saja!” ucap Arthur.“Oke,”Arthur pun naik kembali ke lantai atas menuju kam
Mendengar percakapan diantara Arthur dengan Shakira, Doni pun langsung pamit undur diri karena sadar kemana arah percakapan Arthur dan Shakira akan berlabuh.“Saya pamit pulang Pak!”“Iya, saya juga sebentar lagi akan pulang!” ucap Arthur.Doni pun pergi meninggalkan Arthur dengan Shakira, sementara Shakira terus memperhatikan Arthur yang masih nampak kelelahan.“Jadi dipijat tidak?” tanya Shakira.“Jadi. Tapi di rumah saja,” kata Arthur.“Oke,” kata Shakira.Arthur dan Shakira pun akhirnya pergi meninggalkan kantor untuk pulang ke rumah! Meskipun hubungan keduanya masih belum membaik akan tetapi Arthur dan Shakira masih bisa berbicara walaupun hanya seperlunya.“Udah baca berita hari ini?” tanya Shakira.“Berita apa?” tanya Arthur sambil fokus mengemudikan mobil.“Mantanmu sudah cerai dengan mas Jeremy! Sepertinya saat di rumah sakit itu dia keguguran!” kata Shakira.“Belum baca,” kata Arthur dengan singkat.“Sekarang kan aku sudah memberitahumu,” kata Shakira.“Lalu?” tanya Arthur y
Disaat Shakira yang masih bingung karena diajak oleh Arthur ke bandara padahal Shakira berpikir akan diajak makan siang, Arthur seolah tidak peduli dengan isterinya yang kebingungan dan terus berjalan akhirnya Shakira pun ikut saja dibelakang tanpa protes! Sebenarnya Shakira ingin berjalan disamping Arthur hanya saja Shakira masih merasa gengsi karena saat ini sedang marahan dengan Arthur, jadi Shakira memilih mengikuti Arthur dari belakang.Dan ternyata Arthur sudah memesan tiket pesawat untuk dirinya dan Shakira karena ingin mengajak Shakira makan suang di salah satu restoran bagus di Malaysia, toh perjalanan pulang pergi Jakarta Kuala lumpur sangat dekat dan tidak memakan banyak waktu hanya kurang lebih dua jam saja. Sebenarnya Arthur mengajak Shakira untuk makan siang di Malaysia bukan hanya sekedar untuk makan siang saja, melainkan sambil mengajak jalan-jalan Shakira mumpung pekerjaannya tidak terlalu padat. Selagi memiliki waktu luang Arthur ingin sebisa mungkin membuat Shakira
Sementara itu di apartemen Doni, akibat olahraga malam yang dia lakukan bersama dengan Jingga membuat Doni bangun kesiangan. Ketika terbangun dan melihat kearah jam dinding sontak tubuh Doni langsung tersentak sehingga mengagetkan Jungga yang saat itu masih tertidur dengan tangan melingkar pada tubuh Doni.“Don, kamu kenapa?”Doni langsung buru-buru turun dari ranjang dan berlarian menuju kamar mandi, sedangkan Jingga yang hari ini tidak ada syuting pagi santai saja masih tiduran diatas ranjangnya sambil terheran-heran dengan Doni yang langsung buru-buru masuk kedalam kamar mandi.Bahkan hanya sekitar sepuluh menit saja Doni menghabiskan waktu didalam kamar mandi setelah itu dirinya langsung keluar lagi dan menuju rak bajunya. Doni begitu tergesa-gesa karena ini adalah pertama kalinya dia bangun kesiangan dan akan terlambat pastinya sampu di kantor.“Don santai dong, buru-buru gitu,”“Engga bisa Jingga aku sudah telat sekali!” ucao Doni sambil memakai pakaiannya.“Ya udah sekali-kali
Seolah tidak ada hal lagi yang ingin keduanya lakukan saat ini selain menginginkan penyatuan kedua tubuh! Jingga dan Doni semakin memperdalam ciuman keduanya hingga membuat kedua tangan Doni tidak lagi berdiam diri.Doni melepaskan pakaiannya sendiri kemudian menggendong tubuh Jingga menuju kamarnya! Dengan tidak sabarnya Doni melucuti seluruh pakaian yang dikenakan oleh Jingga sambil terus keduanya berciuman dengan penuh semangat.“Aku menginginkanmu Jingga,”“Lakukan Don!” kata Jingga.Keduanya semakin terhanyut kedalam lembah penuh kenikmatan, Doni mulai memamerkan miliknya dihadapan Jingga sehingga membuat Jingga tidak bisa bersabar lagi dan segera meminta Doni melakukannya.“Masukkan sekarang!” ucap Jingga.“Kamu sungguh tidak sabaran,” kata Doni sambil tersenyum menggoda.Jingga pun sudah bersiap untuk menerima sesuatu yang akan masuk kedalam tubuhnya, secara cepat Doni segera memasukkannya hingga sangat dalam dan membuat tubuh Jingga tersentak!“Aaaaaa, Don,” lirihnya.“Maaf ak