Setelah kesepakatan untuk saling menerima perjodohan ini, para orangtua masih terus berbincang-bincang dalam berbagai hal untuk persiapan langkah selanjutnya bagi Arthur dan Shakira, sedangkan Arthur diminta oleh Bu Tari untuk mengajak ngobrol Shakira berdua saja.
Arthur dan Shakira pun akhirnya mendapatkan waktu berduaan saja untuk bisa saling mengenal satu sama lain, tentu saja keduanya memang sangat memerlukan waktu untuk bisa saling mengenal karena pertemuan pertama mereka yang memberikan kesan tidak baik untuk keduanya! Ditepi kolam renang, Arthur dan Shakira duduk dibangku, sementara Doni terlihat berdiri tegak tidak jauh dari posisi Arthur dan Shakira. Cukup lama Shakira dan Arthur hanya diam-diaman saja, sebagai seorang wanita tentu saja Shakira lama kelamaan merasa geram juga karena Arthur tidak mengambil inisiatif untuk mengajaknya bicara. “Lebih baik berduaan dengan patung sekalian, daripada berduaan sama manusia kaya freezer!” ucapnya pelan. “Maksudmu?” tanya Arthur. “Lagian jadi laki-laki kok engga ada inisiatifnya sama sekali sih buat ngajak ngobrol, tanya apa kek gitu!” “Perlukah?” tanya Arthur. “Oh My God, kok bisa ya tadi aku bilang setuju dengan perjodohan ini,” Shakira mulai merasa kesal. Namun Arthur hanya diam saja mendengar ungkapan kekesalan Shakira. “Ngomong dong, ini kita lagi disituasi yang menegangkan banget loh, kita dijodohkan dan kita sama-sama ga saling cinta, iya kan?” “Lalu?” “Ya setidaknya katakan sesuatu, atau beri aku tanggapanmu tentang perjodohan gila ini,” kata Shakira. “Tidak ada tanggapan!” kata Arthur. “Bener-bener ya, seumur hidup itu lama dan aku harus menghadapi pria sepertimu? Bisa-bisa aku gila,” ucap Shakira. Keduanya pun kembali saling diam, bahkan sampai orangtua mereka selesai berdiskusi baik Shakira maupun Arthur masih sama-sama bersikap saling cuek. Bu Desi pun menghampiri Shakira dan Arthur. “Ra, kalau ngobrolnya sudah selesai ke ruang tamu yah, kita pamitan pulang!” kata Bu Desi. “Iya Mah,” kata Shakira. Bu Desi kemudian pergi meninggalkan Shakira dan Arthur, lalu Shakira pun bersiap-siap untuk kembali ke ruang tamu! “Selesai ngobrol darimana, yang ada suaranya beku kaya feeezer,” ucap Shakira menyindir. Shakira kemudian berdiri dari bangku lalu beranjak untuk meninggalkan Arthur. “Brandingmu berhasil, orangtuaku sampai mengatakan hal sebaik itu tentangmu!” kata Arthur. Shakira pun menoleh kearah Arthur, mendengar kata branding tentu saja itu menyinggung Shakira. “Branding apa maksudmu? Aku tidak melakukan branding apapun, kenyataannya aku memang cantik, manis, lucu, sopan dan model terkenal!” ucap Shakira. Arthur hanya menaikkan satu alisnya mengingat bagaimana sikap buruk Shakira saat pertama kali keduanya bertemu. Setelah itu Shakira dan kedua orangtuanya pun berpamitan pada Arthur dan kedua orangtuanya karena hari pun sudah semakin larut, diperjalanan menuju pulang ke rumah Shakira masih merasa kesal saja karena ternyata laki-laki yang akan menjadi suaminya itu memiliki sikap kaku dan dingin, padahal Shakira berharap orang yang akan menjadi suaminya adalah orang yang romantis, asik diajak berbincang dan selalu bisa membuatnya tersenyum, tapi ternyata semuanya diluar prediksi BMKG. Berkali-kali Shakira menghembuskan nafasnya dengan kencang, hal itu memicu perhatian dari Bu Desi. “Eh Ra, habis bertemu calon suami kok mukanya ditekuk begitu, happy dong nak,” kata Bu Desi. “Iya Ra, Papah itu masih tidak menyangka loh dulu Papah pernah bertemu Arthur saat masih usia belasan tahun, taunya sekarang makin ganteng kaya aktor Korea, siapa itu Mah yang jago berkelahi itu?” tanya Pak Megantara. “Oh itu Pah Ji Chang Wook, Papah bener deh mirip memang,” “Ye, Mamah Papah kaya tau aja Ji Chang Wook kaya apa segala disama-samain sama manusia kaya freezer itu,” ucap Shakira. “Loh ya tau Ra, Mamah kamu itu loh kerjaanya nonton drama Korea terus kalau lagi luang jadi Papah ketularan, jadi gimana kesan-kesan kamu sama Arthur?” “Ga asik, boring dan yang pasti bukan jodoh impian,” kata Shakira. “Sabar dong Ra, namanya juga kalian baru pertama ketemu Arthur juga masih malu-malu mungkin,” kata Bu Desi. Sementara itu Arthur dan kedua orangtuanya masih mengobrol setelah kepulangan Shakira dan kedua orangtuanya dari rumah mereka. “Gimana, Shakira cantik sekali kan?” tanya Bu Tari. “Ya jelas dong Mah, jauh daripada si mantannya itu,” ucap Pak Abimana. Tapi Arthur memilih tidak memberikan respon apapun terhadap pertanyaan dari Bu Tari. “Arthur, Mamah dan Papah tadi sudah memilih tanggal pernikahan kamu dengan Shakira, dan orangtua Shakira juga sudah setuju, kalian akan menikah akhir bulan depan, bagaimana?” “Mamah atur saja,” kata Arthur. Sejak pertemuan kedua keluarga itu baik Arthur maupun Shakira tidak pernah lagi bertemu atau berkomunikasi lewat daring sekalipun, bahkan untuk persiapan pernikahan keduanya pun Arthur dan Shakira sama-sama memilih tidak ikut terlibat sama sekali, hanya kedua orangtua mereka saja yang antusias dan sering bertemu. Satu bulan berlalu Arthur dan Shakira baru kembali bertemu dihari pernikahan mereka, berita pernikahan Shakira dengan Arthur pun menjadi berita terviral di semua sosial media dan cukup menggemparkan publik, secara persiapan dan perjodohan ini dilakukan secara diam-diam hingga akhirnya semua wartawan baru mengetahui bahwa hari ini Arthur dan Shakira akan melangsungkan pernikahan mereka di pulu Dewata Bali. Hari ini Arthur mengenakan kemeja dan jas berwarna putih hitam, sedangkan Shakira memakai kebaya modern, pernikahan ini mengusung adat Sunda sehingga Shakira memakai kebaya dan riasan pengantin sesuai adat sunda. Kedua orangtua mereka pun mengenakan pakaian dengan warna senada, pihak orangtua laki-laki mengenakan jas hitam dan kemeja putih, sementara pihak orangtua wanita mereka mengenakan kebaya berwarna putih, Sedangkan dekorasi tempat pernikahan menggunakan perpaduan warna putih dan snow blue. Sangat banyak tamu undangan yang hadir dari masing-masing keluarga dan rekan kerja kedua belah pihak, beberapa teman dekat Arthur dan Shakira pun turut hadir hari ini untuk menyaksikan pernikahan keduanya, meskipun baik Shakira maupun Arthur tidak mengundang semua teman mereka dan hanya beberapa teman dekat saja. Tidak dapat dibohongi detik-detik sebelum ijab kabul dimulai Shakira benar-benar merasa dag dig dug tidak karuan, usianya yang masih muda namun sudah dihadapkan dengan sebuah pernikahan dengan pria yang tidak dia kenal sebelumnya dan orang yang tidak dia cintai membuat Shakira dilanda rasa gugup yang luar biasa. Arthur dan kedua orangtuanya sudah duduk didepan penghulu begitu juga beberapa saksi, kemudian diikuti oleh Shakira dan kedua orangtuanya yang duduk dihadapan penghulu bersiap untuk prosesi ijab kabul. Tangan kanan Ayah Shakira berjabatan dengan tangan kanan Arthur, wajah laki-laki itu terlihat datar dan tidak tegang sama sekali seperti wajah Shakira. “Arthur Angkasa Abimana saya nikahkan engkau dengan puteri saya bernama Shakira Megantara dengan mas kawin seperangkat Alat sholat, satu unit apartemen dan satu set berlian sebesar 10 karat dibayar tunai!” “Saya terima nikah dan kawinnya Shakira Megantara binti Megantara dengan mas kawin tersebut tunai!” dengan satu tarikan nafas. “Alhamduliah,” serentak semua orang. “Bagaimana saksi?” “Sah!” serempak. Arthur dan Shakira pun sama-sama menghembuskan nafas karena merasa lega, dan akhirnya keduanya saling melirik setelah tadi sama-sama tidak saling melihat satu sama lain meskipun duduk berdampingan. Shakira pun diminta oleh Pak penghulu untuk mencium tangan Arthur, dengan ragu-ragu Shakira pun menatap Arthur begitu juga dengan Arthur yang segera memberikan tangannya untuk dicium oleh Shakira. Keduanya nampak masih sangat kaku padahal sudah sah menjadi suami isteri. Bahkan ketika harus melakukan foto untuk album pernikahan Shakira dan Arthur sama-sama memasang wajah kaku dan tidak nampak senyuman yang tulus dari keduanya. Resepsi pernikahan itu digelar hingga malam hari, Shakira dan Arthur pun nampak berkali-kali berganti pakaian pernikahan mereka. Dikarenakan pernikahan mereka ini dilaksanakan di Bali, setelah selesai resepsi dan konferensi pers dengan para awak media yang membuat kedua mempelai itu kelelahan, Arthur, Shakira dan kedua orangtua mereka pun akan bermalam di vila milik keluarga Arthur yang tidak jauh dari gedung resepsi pernikahan. “Jeng ini kamar untuk Jeng Desi dan suami, saya di seberang sana!” kata Bu Tari. “Terimakasih banyak ya Jeng, kami jadi merepotkan menginap di vila kalian,” kata Bu Desi. “Loh vila kami kan vila kalian juga sekarang, kita sekarang ini sudah resmi menjadi satu keluarga bukan begitu Pak Megan?” tanya Pak Abi. “Iya betul itu Pak Abi, alhamduliah tadi Arthur lancar sekali mengucapkan ijab kabulnya,” “Pasti itu, kan dulu Papahnya juga satu kali ijab langsung sah!” kata Pak Abimana. Mereka pun tertawa bersama, terkecuali Arthur dan Shakira yang hanya terdiam bingung disituasi asing ini. “Oh ya Arthur ajak isterimu ke kamar kalian diatas!” kata Bu Tari. “Iya, kasihan itu Shakira sepertinya sangat kelelahan sekali, sama isteri itu jangan cuek-cuek Thur, nanti engga dapat jatah pusing kamu!” ucap Pak Abi. “Duh jangan sampai deh, nanti kita bisa lama dapat cucunya iya kan Jeng?” tanya Bu Desi. Sungguh kata-kata yang membuat Shakira merinding pembicaraan diantara orangtua mereka ini, Arthur pun hanya diam saja mendengar candaan kedua orangtuanya. “Ayo!” singkatnya pada Shakira. “Mah Pah, Om, Tante Shakira ke kamar dulu yah,” “Ehh Shakira kok masih panggil kami Om dan Tante, ulangi-ulangi!” kata Bu Tari. “Maaf Shakira lupa, Mamah Tari dan Papah Abi, Shakira ke kamar duluan ya,” “Nah gitu dong, aduh mantu kita ini selain cantik juga sukanya bikin gemes ya Pah,” kata Bu Tari. “Kita saja gemes apalagi Arthur Mah, iya kan Thur?” tanya Pak Abi. “Arthur ke kamar duluan Pah, Mah!” kata Arthur dengan cueknya. “Iya-iya, anak itu sikapnya tidak pernah berubah! Baik-baik ya jangan sampai ranjang jebol loh!” kata Pak Abi yang asik sekali menggoda puteranya itu. Arthur dan Shakira pun naik kelantai atas untuk menuju kamar mereka, meskipun vila itu luas dan memiliki banyak kamar akan tetapi hanya tiga kamar saja yang Bu Tari minta pada pembantu rumah tangga mereka yang mengurus vila ini kamar yang disiapkan, kamar lainnya wajib dikunci, satu kamar untuk Pak Abimana dan Bu Tari, satu kamar untuk Pak Megantara dan Bu Desi, dan satu kamar untuk Arthur dan Shakira, secara Bu Tari sudah menduga jika Arthur akan tidur di kamar lain jika sampai semua kamar tidak dikunci. “Ini kamarmu, aku akan tidur di kamar sebelah!” kata Arthur. “Baguslah, aku pikir kita akan satu kamar,” kata Shakira. Shakira lalu melengos masuk kedalam kamarnya, sementara Arthur bergerak menuju kamar samping, akan tetapi pada saat Arthur membuka pintu kamar tersebut, pintu kamar tersebut rupanya dikunci. “Kenapa terkunci?” tanyanya. Kemudian Arthur pun mencoba ke kamar lainya yang berada dilantai atas namun ternyata semuanya sama, hanya kamar yang ditempati oleh Shakira saja yang tidak dikunci, Arthur pun mulai menyadari ini pasti ulah Ibunya. Mau tidak mau Arthur pun harus berada satu kamar dengan Shakira, karena kembali ke lantai satu pun percuma disana semua kamar juga pasti sama dikunci dan yang paling penting Bu Tari dan Pak Abimana pasti akan langsung meminta Arthur untuk kembali ke kamar yang sama dengan Shakira. Tanpa basa-basi dan tanpa mengetuk pintu lagi, Arthur masuk kedalam kamar yang ditempati oleh Shakira disaat Shakira hendak mandi dan baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Suara pintu kamar yang mendadak dibuka tanpa permisi itu pun membuat kedua mata Shakira melonglong, bagaimana tidak terkejut seseorang masuk secara tiba-tiba kedalam kamarnya disaat dirinya telah melepaskan seluruh pakaiannya, sedangkan handuk yang disediakan berada didalam kamar mandi. Apalagi ketika tau jika orang yang masuk kedalam kamarnya adalah Arthur. Aaaaaaaa…… Shakira berteriak kencang sambil menutupi beberapa area penting ditubuhnya.Meskipun Shakira dan yang lainnya sama sekali tidak welcome dengan kehadiran Rania di kantor ini, akan tetapi Rania yang merasa jika memang kesalahan ada pada dirinya akhirnya dengan berani menghampiri Shakira lalu duduk disamping Shakira.“Shakira aku tau aku sudah jahat sekali sama kamu selama ini! Aku bahkan sempat mendoakan kejelekan pada kandunganmu, sampai akhirnya ucapan kejelekan itu justru berbalik padaku, kamu tau kan aku keguguran? Aku benar-benar minta maaf dan engga mau cari masalah dengan siapapun saat ini, aku hanya ingin memperbaiki diri aku Shakira, aku malu pada bayiku di surga sana,” kata Rania dengan kedua mata yang berkaca-kaca.Shakira yang melihat wajah penuh penyesalan dari Rania kemudian merasa iba melihat betapa terguncang nya Rania akibat keguguran ya itu! Jika sampai dirinya yang berada diposisi Rania mungkin juga tidak akan sekuat dan setabah Rania saat ini!“Ya udah, aku maafin kamu!” kata Shakira.“Ra yakin lo? Gue si ogah!” ucap Jingga.“Udah lah Ga, ya
Pagi harinya ketika Arthur terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat keberadaan Shakira disampingnya! Arthur pun langsung buru-buru mencari-cari kemana Shakira pagi-pagi begini? Dibukanya pintu kamar mandi, namun tidak ada Shakira didalamnya.“Pergi kemana dia?” gumam Arthur.Dalam keadaan masih mengantuk Arthur pun turun ke lantai satu untuk mencari Shakira! Saat keluar dari lift, tercium aroma roti panggang yang membuat Arthur berjalan kearah dapurnya. Dilihatnya Shakira sedang menaruh roti yang sudah matang dipanggang keatas piring, Arthur pun memicingkan satu alisnya.“Tumben keliatannya tidak gosong,” gumamnya.Ketika Shakira berbalik badan hendak menaruh kedua piring diatas meja makan, Shakira pun melihat Arthur yang ternyata sudah bangun.“Kamu sudah bangun ternyata, mau sarapan sekarang?” tanya Shakira.“Aku akan mandi dulu!” ucap Arthur.“Oke. Mau aku pakaikan selai apa?” tanya Shakira.“Selai coklat saja!” ucap Arthur.“Oke,”Arthur pun naik kembali ke lantai atas menuju kam
Mendengar percakapan diantara Arthur dengan Shakira, Doni pun langsung pamit undur diri karena sadar kemana arah percakapan Arthur dan Shakira akan berlabuh.“Saya pamit pulang Pak!”“Iya, saya juga sebentar lagi akan pulang!” ucap Arthur.Doni pun pergi meninggalkan Arthur dengan Shakira, sementara Shakira terus memperhatikan Arthur yang masih nampak kelelahan.“Jadi dipijat tidak?” tanya Shakira.“Jadi. Tapi di rumah saja,” kata Arthur.“Oke,” kata Shakira.Arthur dan Shakira pun akhirnya pergi meninggalkan kantor untuk pulang ke rumah! Meskipun hubungan keduanya masih belum membaik akan tetapi Arthur dan Shakira masih bisa berbicara walaupun hanya seperlunya.“Udah baca berita hari ini?” tanya Shakira.“Berita apa?” tanya Arthur sambil fokus mengemudikan mobil.“Mantanmu sudah cerai dengan mas Jeremy! Sepertinya saat di rumah sakit itu dia keguguran!” kata Shakira.“Belum baca,” kata Arthur dengan singkat.“Sekarang kan aku sudah memberitahumu,” kata Shakira.“Lalu?” tanya Arthur y
Disaat Shakira yang masih bingung karena diajak oleh Arthur ke bandara padahal Shakira berpikir akan diajak makan siang, Arthur seolah tidak peduli dengan isterinya yang kebingungan dan terus berjalan akhirnya Shakira pun ikut saja dibelakang tanpa protes! Sebenarnya Shakira ingin berjalan disamping Arthur hanya saja Shakira masih merasa gengsi karena saat ini sedang marahan dengan Arthur, jadi Shakira memilih mengikuti Arthur dari belakang.Dan ternyata Arthur sudah memesan tiket pesawat untuk dirinya dan Shakira karena ingin mengajak Shakira makan suang di salah satu restoran bagus di Malaysia, toh perjalanan pulang pergi Jakarta Kuala lumpur sangat dekat dan tidak memakan banyak waktu hanya kurang lebih dua jam saja. Sebenarnya Arthur mengajak Shakira untuk makan siang di Malaysia bukan hanya sekedar untuk makan siang saja, melainkan sambil mengajak jalan-jalan Shakira mumpung pekerjaannya tidak terlalu padat. Selagi memiliki waktu luang Arthur ingin sebisa mungkin membuat Shakira
Sementara itu di apartemen Doni, akibat olahraga malam yang dia lakukan bersama dengan Jingga membuat Doni bangun kesiangan. Ketika terbangun dan melihat kearah jam dinding sontak tubuh Doni langsung tersentak sehingga mengagetkan Jungga yang saat itu masih tertidur dengan tangan melingkar pada tubuh Doni.“Don, kamu kenapa?”Doni langsung buru-buru turun dari ranjang dan berlarian menuju kamar mandi, sedangkan Jingga yang hari ini tidak ada syuting pagi santai saja masih tiduran diatas ranjangnya sambil terheran-heran dengan Doni yang langsung buru-buru masuk kedalam kamar mandi.Bahkan hanya sekitar sepuluh menit saja Doni menghabiskan waktu didalam kamar mandi setelah itu dirinya langsung keluar lagi dan menuju rak bajunya. Doni begitu tergesa-gesa karena ini adalah pertama kalinya dia bangun kesiangan dan akan terlambat pastinya sampu di kantor.“Don santai dong, buru-buru gitu,”“Engga bisa Jingga aku sudah telat sekali!” ucao Doni sambil memakai pakaiannya.“Ya udah sekali-kali
Seolah tidak ada hal lagi yang ingin keduanya lakukan saat ini selain menginginkan penyatuan kedua tubuh! Jingga dan Doni semakin memperdalam ciuman keduanya hingga membuat kedua tangan Doni tidak lagi berdiam diri.Doni melepaskan pakaiannya sendiri kemudian menggendong tubuh Jingga menuju kamarnya! Dengan tidak sabarnya Doni melucuti seluruh pakaian yang dikenakan oleh Jingga sambil terus keduanya berciuman dengan penuh semangat.“Aku menginginkanmu Jingga,”“Lakukan Don!” kata Jingga.Keduanya semakin terhanyut kedalam lembah penuh kenikmatan, Doni mulai memamerkan miliknya dihadapan Jingga sehingga membuat Jingga tidak bisa bersabar lagi dan segera meminta Doni melakukannya.“Masukkan sekarang!” ucap Jingga.“Kamu sungguh tidak sabaran,” kata Doni sambil tersenyum menggoda.Jingga pun sudah bersiap untuk menerima sesuatu yang akan masuk kedalam tubuhnya, secara cepat Doni segera memasukkannya hingga sangat dalam dan membuat tubuh Jingga tersentak!“Aaaaaa, Don,” lirihnya.“Maaf ak