Beranda / Romansa / CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku / 46 | Janji Riset Bercinta

Share

46 | Janji Riset Bercinta

Penulis: Eliyen Author
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-26 22:17:11

“Nggak nawarin aku minum di rumahmu, Gis? Udah kuanterin pulang, nih.”

Gista melepas sabuk pengaman. Dia menatap Arvin yang duduk di belakang kemudi.

“Rumahku berantakan, Kak. Nggak siap terima tamu.”

Arvin menahan pergelangan Gista, tetapi langsung melepaskannya lagi saat melihat tatapan tajam wanita itu.

“Sori. Kelepasan. Semoga ke depan nggak nunggu lama lagi biar bisa gandengan terus sama kamu.”

Gista menghela napas panjang. “Nggak lucu, Kak.”

“Jadi, besok kujemput?”

Gista mengangkat bahu. “Nggak usah. Aku besok ada riset di luar.”

Gista keluar mobil Arvin. Hari ini dia tidak lembur. Namun, Direktur mentraktir semua orang makan di restoran yang baru buka dekat kantor. Alhasil, Gista jadi kemalaman pulang.

Dan dia terpaksa menerima tawaran Arvin untuk pulang bersama. Gista sudah ketinggalan busway terakhir.

Malam sudah beranjak ke dini hari. Badan Gista lelah luar biasa. Langkahnya lemas menyeberangi jalan.

“Baru pulang?”

Gista terlonjak kaget. Matanya seketika terbuka lebar saat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   175 | Ortu sang Pacar

    Gista suka bercinta, apalagi bercinta dengan Akash. Sebabnya? Jelas pria itu suka memberikan sesi petualangan baru kepada Gista.Seperti saat ini. Gista terengah-engah puas setelah mencapai klimaks ketiganya. Matanya sayu menatap batang tirai kamar mandi yang dihiasi jejak sidik jarinya. Bercinta sambil bergelantungan di sana ternyata sangat luar biasa.“Capek?”Lamunan Gista buyar. Dia mengangguk.“Ayo, mandi.”“Aku mandi sendiri saja.” Gista langsung turun dari meja wastafel. Seringainya sangat lebar. “Kenapa nggak bareng?”Pandangan Gista tertuju ke milik Akash yang tergantung lemas di antara dua kaki. “Jaga-jaga kalau dia bangun lagi. Aku udah nggak punya tenaga.”Akash tertawa. Dia mengacak-acak rambut Gista. “Ya, sudah. Kamu mandi. Aku tunggu di luar.”Selang satu jam kemudian, mereka berdua sudah berada di restoran hotel. Masih mengenakan pakaian yang sama dengan saat pulang kerja, tetapi tubuh sudah bersih dan harum.“Malam ini kita menginap di sini saja.” Akash bicara sambil

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   174 | Tetangga Pria Masuk Kamar

    “Akash tak datang lagi?” Asisten pribadi sekaligus tangan kanan Adam Salim mengangguk. Dia menyerahkan map tebal ke hadapan bosnya.“Tuan Akash terakhir kali terlihat di apartemennya bersama seorang gadis.”Adam, pria yang hampir menginjak angka enam puluh tahun, memicingkan mata. Dia mengamati satu demi satu dari delapan belas foto berukuran A5 yang tersusun rapi di dalam map.“Siapa dia?” Kening Adam berkerut. “Penampilannya biasa saja. Tak ada bagus-bagusnya.”Si aspri langsung menyebutkan profil Gista Maheswari dengan cukup rinci. Seolah dia seperti Wikipedia hidup yang mengetahui sosok Gista hampir dari A sampai Z.“Gista Maheswari, alias Swari, adalah penulis di Megalitera. Itu penerbit kecil yang sempat mendapat suntikan dana dari Salim Publishing, tetapi kemudian dibatalkan karena muncul skandal dengan Tuan Akash.”Adam mendengarkan perkataan asisten pribadinya. Ekspresinya dingin, hampir terlihat acuh tak acuh. Namun, otaknya merekam setiap kata yang didengarnya.“Jadi, Akas

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   173 | Kamu Lebih Menarik

    “Baru kali ini royaltiku segede ini. Bisa sewa apartemen mewah nggak, ya?”Gista terkesiap saat buku tabungannya diambil paksa oleh Akash. Dia melotot galak ke arah pria yang sudah berdiri di atasnya.“Akash, balikin!” Gista berjinjit. Tinggi Akash yang kelewat jangkung membuatnya kerepotan mengambil buku tabungan.“Kenapa harus sewa?” Akash menatap Gista. Dia sudah membaca saldo tertera di buku rekening. Nominalnya lumayan, tapi jelas masih kalah banyak dibanding isi saldonya.“Kenapa nggak tinggal permanen di tempatku saja?” tanya Akash lagi.Gista mencebik. Dia tak mau lagi merebut buku tabungannya. Sebagai gantinya, Gista melempar diri ke tempat tidur dan mengamati Akash yang berdiri di depan meja kabinet.Sudah empat hari berlalu sejak mereka kembali dari Surabaya. Rangkaian tur buku Gista sudah selesai. Kini waktunya dia menikmati kesuksesan dengan tenang sambil merancang draf buku baru.“Kamu emang segemesin gini ya, Kash?” Gista menggoda. Dia membuka satu demi satu kancing kem

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   172 | Satu Ronde Lagi

    “Gagal?” Akash mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Dia mematikan mode pengeras suara. “Ya, gagal.” Akash mengulang perkataan sahabatnya. “Yang bener? Miss Gista gak ada di Surabaya?” “Bukan nggak ada. Dia nggak mau ketemu sama aku.” Akash mengamati kopernya yang sudah berdiri tegak di samping tempat tidur. Setengah jam lagi sopir yang akan mengantarnya ke bandara datang. Akash tak mau berlama-lama di kota ini. Sudah gagal bertemu Gista, dia harus secepatnya kembali ke Jakarta. Dia tak boleh menimbulkan kecurigaan banyak orang di sana. “Wah, Bro. Serius, nih? Hubungan kalian beneran di ujung tanduk?” Akash bisa membayangkan sahabatnya mondar-mandir di Jakarta sana. Pasti Leo tidak terima karena rencananya yang sempurna ternyata tak berhasil membawa Gista kembali pada Akash. “Nggak tahu.” Akash mulai merasa lelah. “Dua minggu ini dia full menghindar.” “Itu kesalahan lo, Kash. Mentang-mentang Miss Gista udah lo dapetin, terus lo kasih dia treatment kayak di dunia bis

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   171 | Akhirnya Berpisah?

    “Wah, keren juga si Swari.” Akash mendongakkan pandangan ke arah Leo. “Dengar ini, Bro.” Leo tertawa seraya menaikkan volume salah satu podcast di kanal YouTube. “Benarkah tokoh pria dalam novelmu terinspirasi dari seseorang yang nyata?” Gista tersenyum samar di layar. “Mungkin. Tapi pria itu sekarang cuma bagian dari masa lalu.” Leo bersiul keras. “Wah. Wah. Gue udah tebak. Miss Gista adalah lawan berat buat lo.” Akash kembali menundukkan pandangan menghadapi setumpuk dokumen di atas meja. Raut mukanya tenang, tetapi hatinya mendidih. “Kalau mau marah, ya marah aja, Kash. Gak usah sok-sokan ditahan.” Leo terkekeh. “Lo keluar atau HRD bakal pecat lo?” Akash bertanya dingin. Tawa Leo makin keras. “Cemen banget lo. Tiap ada masalah, ancamannya cuma itu mulu. Basi.” Pria itu berjalan mendekat. “Arvin udah kelar. Sekarang masalah lo malah sama Miss Gista. Kalian ini emang pasangan yang unik.” “Dia memergoki Amara datang ke apartemen,” ujar Akash datar. Mulut Leo terbuka lebar

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   170 | CEO Six Pack is Calling

    “Kamu tahu nggak rasanya disembunyikan kayak sesuatu yang kotor?”“Aku nggak sembunyikan kamu karena malu, Sayang. Aku cuma belum siap kalau Papa tahu aku beneran sayang.”Gista termangu teringat obrolannya dengan Akash semalam. “Kupikir kamu sembunyiin aku dari papamu. Tapi kayaknya nggak, Akash,” gumam Gista lirih.Dia masih melihat Amara yang menghilang ke dalam lift. Tanpa menebak pun, Gista tahu persis wanita itu pasti tengah menuju ke apartemen Akash.“Menolak perjodohan, hah? Kamu emang nggak bisa diercaya.”Gista menghela napas panjang. Dia memutuskan mengabaikan kehadiran Amara di gedung apartemen mereka. Taksinya sudah datang. Jadi, Gista memilih untuk berangkat kerja alih-alih kembali ke apartemen dan mengawasi pertemuan Amara dan Akash.Di kantor Gista langsung dihadang Direktur. “Rapat penting, Gista.”“Rapat apa, Pak Direktur?”“Karena novelmu laris manis dan masuk rak best seller di banyak tempat, banyak yang minta kamu sebagai narasumber bedah buku.”Gista mengerjapka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status