Share

69 | Cemburu

Author: Eliyen Author
last update Last Updated: 2025-09-06 20:52:44

Gista gelisah. Dia merasa tak tenang setelah puas bercinta dengan Akash.

Harusnya sekarang dia terlelap seperti kucing yang kekenyangan. Akash amat sangat mampu memuaskan rasa laparnya akan seks.

Namun, itulah yang membuat Gista jadi khawatir. Dia merasa ….

“Ini salah,” gumamnya lirih.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu malam. Dia beringsut pelan keluar dari pelukan Akash. Dipandanginya pria tampan yang terlelap pulas di sampingnya.

“Kenapa tiap kita debat, kamu selalu bujuk aku pakai seks?” tanya Gista lirih.

Perlahan tanpa suara Gista turun dari tempat tidur. Dia berjalan ke balkon. Namun, ponsel Akash yang berpendar di nakas menarik perhatiannya.

Ada telepon dari penulis horor yang sedang naik daun. Gista mengernyit. “Kurang kerjaan banget nelepon cowok jam segini. Reject aja kali, ya. Tapi entar Akash marah.”

Ponsel mati. Gista menghela napas lega. Namun, tidak lama panggilan itu kembali datang. Gista mengernyit. Tanpa basa-basi, dia menekan tombol merah dan membalik layar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   72 | Jadilah Pela curku

    “Dasar cewek gila.” Akash menggeleng-gelengkan kepala. Dia berjalan mondar-mandir di depan meja Leo.Leo yang sedang sibuk mengerjakan setumpuk dokumen mulai jengkel. “Ini jam kantor, Bro. Lo bisa lihat sikon gak kalo mau curhat?”“Ini juga termasuk dalam job description kerja lo. Nyenengin hati bos lu.”Leo mendeceh keras. “Lo mau apa, sih? Gak capek ngomongin Miss Gista terus?”“Emang gue mau cerita soal Gista?”Leo sekali mendeceh, kali ini lebih keras. “Jidat lo udah kayak dipasangi neon bertuliskan Gista. Nyalanya terang banget kalo lo mikirin dia.”Akash senyum-senyum.“Lo beneran gila, ya? Mancing emosi Miss Gista pake cewek-cewek sejibun banyaknya. Lo mempertaruhkan nama baik lo demi Miss Gista.”Alis Akash terangkat tinggi. “Mereka cuma temen.”“Gue percaya, sayangnya tuh, cewek-cewek gak percaya sama mulut setan lo.”Akash duduk selonjoran di sofa. Dia bersiul-siul riang.“Lo kelihatan seneng banget. Ada perkembangan sama Miss Gista?”“Banyak.” Akash mengangguk senang.“Cont

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   71 | Telanjang

    “Gis, kamu ada di rumah, kan? Bukain pintu, please. Aku bawa makanan, nih.”Batin Gista mencelus. Di bawahnya Akash menatap dingin. Tangannya mengelus punggung Gista.“Gis! Bukain, dong. Berat, nih.”Gista beringsut hendak turun, tetapi ditahan Akash. “Mau ketemu sama dia?”“Akash, lepasin dulu. Bentar aja.” Gista terdengar gelisah.“Nggak.” Akash menggeleng.“Akash, Arvin nggak bakal pergi kalau aku nggak keluar.”Suara Akash sedingin es. Dengan hati-hati dia menurunkan Gista lalu mendorong lembut punggung wanita itu ke arah pintu masuk.“Bicara saja sama dia sekarang di balik pintu.”Gista membelalak. “Akash, yang bener aja. Aku pakai baju dulu,” desis Gista.Akash menggeleng. Dia berdiri dari sofa dan mendorong Gista ke arah pintu. “Bicara sekarang,” bisiknya.Gista menelan ludah. Dia tak percaya sedang berdiri tanpa sehelai benang pun di balik pintu, dengan Arvin di sisi lain pintu.“Gista? Kamu tidur?”Gista menelan ludah. “Kak Arvin, pulang dulu aja. Aku sedang sibuk banget sek

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   70 | Tawanan Ranjang

    “Jika aku memberimu satu permainan menarik, apa kamu bersedia memaafkan aku sepenuhnya, Gista?”Alis Gista berkerut. “Permainan? Maksudmu apa lagi, Akash?”Akash melangkah pelan, suaranya nyaris seperti bisikan yang menusuk telinga. “Kali ini … aku nggak akan menjadi pihak yang mendominasi. Aku akan biarkan kamu mengendalikan semuanya. Kamu bisa menjadi dominannya, sementara aku submisifnya.”Gista mengerjap. Raut wajahnya campuran antara bingung dan waspada. “Submisif? Dominan? Aku nggak ngerti. Kamu ngomong apa, sih?”Senyum Akash samar, seperti seseorang yang tengah menyembunyikan rahasia. Dia meraih ponsel di meja, lalu mengetik sesuatu. “Aku tunjukkan.”Gista mendekat, setengah enggan, setengah penasaran. Rasa kesalnya masih ada. Namun, rasa penasaran rupanya membuatnya luluh.Dia memandang layar ponsel Akash yang menampilkan beberapa artikel tentang istilah-istilah asing. Kata-kata itu seolah melompat ke matanya: dominant, submissive, control, power play.Pipi Gista merona. “Kam

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   69 | Cemburu

    Gista gelisah. Dia merasa tak tenang setelah puas bercinta dengan Akash. Harusnya sekarang dia terlelap seperti kucing yang kekenyangan. Akash amat sangat mampu memuaskan rasa laparnya akan seks.Namun, itulah yang membuat Gista jadi khawatir. Dia merasa ….“Ini salah,” gumamnya lirih.Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu malam. Dia beringsut pelan keluar dari pelukan Akash. Dipandanginya pria tampan yang terlelap pulas di sampingnya.“Kenapa tiap kita debat, kamu selalu bujuk aku pakai seks?” tanya Gista lirih.Perlahan tanpa suara Gista turun dari tempat tidur. Dia berjalan ke balkon. Namun, ponsel Akash yang berpendar di nakas menarik perhatiannya.Ada telepon dari penulis horor yang sedang naik daun. Gista mengernyit. “Kurang kerjaan banget nelepon cowok jam segini. Reject aja kali, ya. Tapi entar Akash marah.”Ponsel mati. Gista menghela napas lega. Namun, tidak lama panggilan itu kembali datang. Gista mengernyit. Tanpa basa-basi, dia menekan tombol merah dan membalik layar

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   68 | Menyusup di Dalam Celana

    “Aku ingin menciummu … di bibir … di dada … di perut … dan di sini ….” Gista tersentak. Dia memejamkan mata, menikmati sentuhan dan tekanan lembut jari-jari Akash di kewanitaannya. Tanpa sadar Gista mengerang dan melempar kepala ke belakang, bersandar pada dada bidang Akash yang berdiri di belakangnya. “Suka? Kamu suka disentuh di sini? Kamu suka dimasuki, Gista?” Pertanyaan ca bul itu membuat Gista terangsang. Dia mengangguk, menggigit bibir saat jari Akash menyusup ke balik celana dalamnya, lalu mendesah puas setelah jari itu bertemu dengan kehangatan di dalam dirinya. Satu jari masuk. Dua jari masuk. Gista terengah saat permainan jari Akash makin cepat. Napasnya memburu. Sedikit lagi. Ya, sedikit lagi. Dan …. “Sial!” Gista tersentak kaget karena mendengar alarmnya berdering sangat keras. Tangannya meraba-raba nakas dan mematikan benda menyebalkan itu. Jam enam pagi. Gista terbangun dengan penampilan berantakan. Dia duduk di tempat tidur. Rambut acak-acakan, pakaian tersingka

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   67 | Cewek Baru

    “Gista belum terima bunganya? Leo, lo gimana, sih? Gue kasih kerjaan enteng aja lo nggak bisa.”Leo memainkan jari-jari tangannya. Dia menghindari kontak mata dengan Akash.“Leo, lo kenapa lagi?”Pria itu langsung mundur saat Akash berjalan mendekatinya. Suaranya gugup. “Kash, gue bisa jelasin.”Akash berhenti melangkah. Matanya menyipit. “Apa?”“Jadi, gini …. Gue udah kasih buket bunga raksasa ke Miss Gista. Sumpah, gue sendiri yang pesen ke florist. Gue juga antar sendiri. Terus ….”“Terus?” Akash tak sabar.“Gue letakin buketnya di teras Miss Gista. Ponsel gue ketinggalan di mobil. Niatnya cuma mau ambil ponsel doang, tapi pas balik ke rumah Miss Gista ….”Kerut dalam muncul di dahi Akash. Matanya menyipit curiga. Di depannya Leo terlihat panik. Berkali-kali dia membuang muka ke arah lain.“Pas gue mau balik, ada Arvin datang. Dia … dia ambil buketnya, buang kartunya, dan kasih rangkaian bunganya ke Miss Gista–Kash, Kash, jangan marah.”Wajah Leo pucat. Bagian depan kemejanya dicen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status