Share

6. I'm Committed

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2024-11-29 03:20:49

Bara menatap Cheryl lebih dalam, seolah menelusuri emosi yang tersembunyi di balik wajahnya yang cantik tapi keras.

“Aku sudah mengikat janji. Dan aku akan bertanggung jawab pada janji itu, terlepas dari perasaanku terhadapmu atau orang lain. Aku nggak main-main dengan janji ini, Cheryl. I'm committed.”

Cheryl tersenyum sinis. “Menikahiku… berarti kamu selingkuh dari pacarmu, loh! Tapi dengan pedenya kamu bilang… I’m committed? Bullshit!”

Ada hinaan dalam suara dan tatapan Cheryl pada Bara.

“Kenapa kamu masih memaksakan pernikahan ini, sih?” Cheryl memulai lagi dengan suara tajam. “Bukankah lebih baik kamu fokus menyelamatkan hubunganmu dengan si “Baby” yang sudah lama kamu kenal, daripada mengikat diri dengan wanita asing seperti aku?”

“Oke Cheryl, cukup,” ucap Bara dengan nada rendah, namun tegas. “Aku nggak peduli berapa lama kita saling mengenal. Satu hal yang pasti, aku nggak akan mengkhianati janjiku pada bapakmu untuk menjagamu. Itu alasan kenapa aku ingin tetap mempertahankan pernikahan ini.”

“Hanya karena... janji?” seru Cheryl dengan sorot kesal yang menyala-nyala di matanya.

"Janjiku ke bapakmu." Bara menyahut datar. "Bapakmu, Cheryl...," lanjutnya kali ini penuh penekanan. Ia menghela napas panjang, berusaha tetap tenang meski Cheryl memandangnya dengan penuh kemarahan. Ia melipat tangannya, kemudian berbicara dengan suara rendah yang sarat akan ketegasan.

“Cheryl, aku tahu ini sulit untuk kamu terima. Tapi… janji adalah janji.” Bara menatap Cheryl dengan sorot mata serius, seolah-olah pernyataan itu adalah satu-satunya hal yang terpenting.

“Aku sudah berjanji pada bapakmu untuk menikahimu."

"Kurasa Bapak nggak kepikiran kalau kamu bakal punya pacar di tengah pernikahan kita. So... please! Stop pakai alasan telanjur janji ke Bapak."

“Cheryl. Bagaimanapun ini tanggung jawab yang sudah aku ambil sejak awal.” Bara menarik napas panjang, seolah sedang mengumpulkan kesabarannya. “Oke, aku tahu ini nggak mudah buat kamu. Tapi ada hal yang lebih besar dari sekadar perasaan pribadi kita."

Cheryl berdecak sebal. “Oh, jadi menurutmu ini hanya soal perasaan pribadiku saja? Kamu pikir aku nggak ngerti apa itu tanggung jawab?” Ia melipat tangannya di depan dada, memandang Bara dengan penuh kekecewaan. 

“Come on..., ini hidupku. Kamu jangan mengacaukan hidupku!”

“Aku nggak pernah bermaksud mengacaukan hidupmu, Cheryl.”

“Tapi itu yang kamu lakukan!” Suara Cheryl meninggi, terdengar bergetar oleh emosi. “Kamu mengikatku dengan pernikahan ini. Sementara kamu sendiri punya hubungan di luar sana. Apa aku harus terus bertahan dalam pernikahan macam ini? Ceraikan aku. Itu satu-satunya hal yang masuk akal sekarang.”

Bara menatap Cheryl dengan lebih tegas. “Pernikahan ini memang tidak masuk akal, tapi begitulah... terkadang hidup disinggahi hal-hal yang nggak masuk akal,” ucapnya pelan, namun penuh keteguhan. 

“Tapi ini sama aja penjara buat aku... juga kamu!” Cheryl menukas penuh amarah. “Kamu mau hidup seperti dipenjara? Aku sih nggak mau!”

Bara balas menatap Cheryl dengan ekspresi keras. “Whatever you said… Aku telanjur terikat janji ke bapakmu buat ngurusin kamu."

Cheryl memejamkan mata sesaat, suaranya mulai lirih dan berbalut kelelahan. “Kamu tuh ya? Sejak tadi bicara tentang janji dan tanggung jawab, tapi bagaimana dengan… si “Baby” itu? Kamu mau menggantung hubungan kalian?”

Bara terdiam sejenak sebelum menjawab, ada kilatan geli di matanya yang sulit ia sembunyikan. “Cheryl… Kamu tahu kan, poligami itu hal yang sah-sah saja? Jadi kalau aku nanti menikahi si “Baby” dan tetap mempertahankan pernikahan kita, bukankah itu bisa jadi solusi?”

“Heh! Jangan gila, ya!” Cheryl mengambil bantal di sampingnya dan melemparnya kuat-kuat kepada Bara.

“Apanya yang gila? Poligami itu kan bisa jadi bentuk tanggung jawabku ke pacarku.... Aku berkomitmen padamu…. juga kepadanya. I’m committed, right?” 

"Dasar brengseeek!" jerit Cheryl sambil meraih guling dan memukuli Bara.

Bara terkekeh sambil menangkis guling yang kini dipukulkan berulang kali oleh Cheryl kepadanya.

“Dasar bajingan gila! Bisa-bisanya Bapak pengen banget aku nikah sama kamu! Sama laki-laki sinting nggak ngotak kayak gini…?”

Sambil terus memukuli Bara dengan guling, Cheryl menangis tersedu-sedu. Hatinya meledak oleh kekesalan teramat sangat. Ditambah mendengar suara tawa Bara yang terasa begitu miskin simpati. 'Dasar nggak punya hati!'

Poligami. Kata itu bagaikan bayangan gelap yang selalu menghantuinya, bahkan sejak ia masih kecil. Ia tumbuh dengan cerita-cerita pilu tentang istri-istri yang dipaksa berbagi kasih, tentang air mata yang tumpah setiap malam di balik pintu-pintu tertutup.

Baginya, poligami bukan sekadar kata, itu adalah simbol pengkhianatan yang menorehkan luka dalam. Itu adalah momok paling menakutkan baginya, tapi... Bara malah dengan terang-terangan dan begitu enteng mengatakannya.

Cheryl merasa seolah-olah ia dipaksa berdiri di tepi jurang, dipaksa menghadapi ketakutannya yang paling mendasar. Bara seperti ancaman bagi Cheryl, ancaman yang bisa menggiringnya ke dalam mimpi buruk yang selama ini ia hindari.

Demi apa, bisa-bisanya dia menikah dengan lelaki macam ini...?!

***


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   325. Kamu Selalu Berharga Bagiku

    Cheryl berdiri di depan rumah. Ia menatap lama kepergian mobil Valen yang perlahan menjauh, seolah masih menyimpan jejak bayangan pria itu di benaknya. Kedua tangannya terlipat di atas perut, seolah mencari pegangan pada dirinya sendiri. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya, diikuti senyum tipis.“Terima kasih untuk segalanya, Val,” gumamnya pelan, hanya dirinya sendiri yang bisa mendengar.Ia pun berbalik, bersiap melangkah masuk kembali ke dalam rumah. Namun baru beberapa langkah, suara klakson pendek terdengar di belakangnya, cukup nyaring untuk menghentikan geraknya. Cheryl spontan menoleh, keningnya langsung berkerut.Sebuah mobil mewah terparkir tepat di depan pagar rumah. Dari balik kaca jendela yang perlahan diturunkan, tampak seorang pria dengan kacamata hitam berpakaian kasual, melambaikan tangan padanya.“Bara…?” Cheryl membeku di tempat. Napasnya tercekat ketika melihat Bara turun dari mobil dengan langkah mantap sambil menjinjing sebuah tas di tangan. Pria itu menge

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   324. Harapan yang Masih Sama

    Cheryl membeku. Terdiam, tapi tidak sepenuhnya terkejut. Kotak beludru berisi cincin berlian itu bukan hal baru baginya—ini bukan kali pertama Valen melamarnya. Yang membuatnya tercekat justru karena kini, setelah lima tahun berlalu, dokter itu masih membawa harapan yang sama.Cheryl menunduk, mencoba menyembunyikan gelombang perasaan yang campur aduk di dadanya. Hening beberapa detik terasa seperti selamanya.“Dok,” suaranya lirih, bergetar, tapi tegas. Perlahan ia mengangkat wajah, menatap mata Valen yang dipenuhi harap sekaligus rasa takut. “Terima kasih… karena masih menyimpan keinginan yang sama setelah beberapa tahun berlalu.”Valen bergeming, hanya menunggu. Kotak itu masih terbuka di tangannya, cincin berlian berkilau cantik di dalamnya.Cheryl menarik napas panjang. Dulu ia menolak lamaran Valen karena ingin merasakan hidup sebagai lajang. Ingin bekerja, meraih impiannya sebagai wanita karir dan independen, tanpa terikat oleh janji apa pun, dengan pria mana pun. Dia hanya ing

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   323. Mencoba Kembali

    Pintu rumah Cheryl terbuka perlahan, dan di ambang pintu berdirilah wanita itu dengan mata sedikit terbelalak, seperti tak percaya melihat keberadaan sosok di hadapannya setelah sekian lama. “Dokter Joshua?” Mata sang dokter menatap Cheryl cukup lama, seakan ingin mengabadikan setiap detail. Lima tahun bukan waktu yang sebentar, dan kini ia bisa melihat perubahan yang tak bisa hanya ditangkap dari ingatan. Rambut panjang Cheryl cuma dicepol asal-asalan, tapi justru menambah kesan anggun yang menambah kecantikan alaminya. Valen menelan napas dalam-dalam, hatinya sedikit berdebar. Ia memperhatikan gurat-gurat kedewasaan di wajah Cheryl. Ia sadar, betapa banyak hal yang sepertinya telah dialami Cheryl, betapa dunia telah membentuknya, dan betapa menarik sosoknya kini.Hening sejenak memenuhi ruang di antara mereka, kecanggungan yang samar namun manis. Valen akhirnya membuka mulut, suaranya rendah namun tegas. “Boleh aku masuk?”Pertanyaan itu memecah keheningan, dan Cheryl tersenyum

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   322. Setelah Misi Selesai

    Suara langkah kaki yang dulu tak pernah ia bayangkan kembali terdengar di ruangan itu. Milena Wongso berdiri tegak di hadapan cermin panjang, tubuhnya masih sedikit kaku tapi tatapannya penuh binar-binar asa.Lebih dari lima tahun lalu ia datang dengan brankar yang diturunkan dari helikopter, dalam kondisi pingsan dan kesakitan luar biasa. Kini, perempuan itu mampu melangkah tanpa bantuan, seakan dunia memberinya hidup kedua.Valen berdiri di sisi ruangan, tangannya bersedekap, menatap dengan sorot mata yang tak lagi sekadar seorang dokter, tapi juga seorang saksi atas keajaiban perjuangan manusia. Baginya, ini bukan hanya tentang prosedur medis, obat-obatan, atau serangkaian fisioterapi yang melelahkan. Ini tentang kesabaran, disiplin, dan keyakinan yang mereka bangun bersama.“Bagaimana rasanya?” tanya Valen, suaranya tenang namun ada getar tipis di baliknya.Milena menoleh, senyumnya merekah di antara air mata yang jatuh. “Rasanya… seperti aku lahir kembali, Dok. Aku bisa berjalan

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   321. Ruang Kosong

    Ruang kerja Cheryl penuh dengan tumpukan laporan pasar dan grafik yang memenuhi layar monitornya. Tangan kirinya menandai data fluktuasi pengguna pada laporan mingguan, sementara tangan kanannya menggulir cepat presentasi berisi trend sistem pembayaran digital di Asia Tenggara yang berubah nyaris setiap pekan, seakan menuntutnya untuk selalu tiga langkah lebih maju.Belum sempat ia menyesap kopi yang mulai dingin, ponselnya bergetar. Nama “Bara – Apex” terpampang jelas. “Halo, Pak Bara?” Cheryl segera menerima panggilan itu dengan nada profesional.“Bu Cheryl,” panggilan itu menyusup lembut ke telinganya, terlalu lembut untuk seorang CEO dari perusahaan mitra yang hanya memiliki urusan pekerjaan dengannya.“Aku baru menerima notifikasi sistem. Integrasi payment gateway tahap dua sudah berjalan, tapi ada lonjakan trafik yang tidak biasa dari pihak merchant,” lanjut Bara terdengar tegas namun tenang, kali ini terasa profesional.Cheryl langsung beranjak ke layar kedua, menampilkan dasbo

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   320. Teman yang Paling Mengerti

    Bara memandang sedan yang membawa Cheryl pulang kembali ke kantornya. Setelah mobil mewah itu melesat pergi, ia menarik napas panjang, lalu berbalik masuk lagi ke dalam restoran. Langkahnya tegap, menuju ke sebuah meja di mana Ani tampak asyik menikmati jus jeruk yang baru saja diantar pelayan.“Puas mengacaukan makan siangku?” tegur Bara, duduk di hadapan desainer cantik itu dengan wajah kaku.Ani terkekeh pelan, kepalanya sedikit dimiringkan dengan senyum penuh rasa puas. “Jadi dia yang namanya Cheryl?” tanyanya antusias, seolah baru menemukan rahasia besar. Ia menggeleng pelan sambil menatap Bara dengan mata berbinar.“Pantas saja membuatmu gila. Cantik, cerdas, dan aura keras kepalanya… persis seperti kamu.”Bara meraih gelas air di meja, meneguknya habis. Rahangnya mengeras, masih jengkel karena momen makan siangnya bersama Cheryl jadi selesai lebih cepat dari yang ia harap gara-gara kehadiran Ani yang tiba-tiba.Ani mencondongkan tubuh ke depan, tangannya menopang dagu, matanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status