Share

BAB 3

Keira mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha mencerna maksud dari ucapan Navier kepadanya. Dia tidak salah dengar bukan saat ini? Dia sangat yakin alat pendengarannya masih berfungsi dengan sangat baik. Jadi dia tidak mungkin salah dengar.

"Kenapa? Apa kau tidak bisa melakukannya?" tanya Navier dengan kedua mata birunya yang masih menatap Keira.

Keira menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "T-Tidak, tentu saja bisa Tuan Wal-- Navier."

"Itu jauh lebih baik," ucap Navier yang lalu memasukkan potongan steak itu ke dalam mulutnya.

Keira benar-benar di landa kebingungan dan keterkejutan saat ini. Sebab selama ini tidak ada satupun pegawai di Lyon Corp yang Navier perbolehkan untuk memanggilnya dengan menggunakan nama depannya.

Namun sekarang, apa yang sedang terjadi?!

Apa makiannya sudah membuat Navier tidak waras?

"Aku sudah memaafkanmu karena telah memaki ku. Anggap saja makan malam ini sebagai permintaan maafmu kepadaku," jelas Navier tanpa menatap Keira. Seakan-akan steak itu jauh lebih menarik daripada Keira.

Terjawab lah sudah kebingungan Keira atas makan malam dadakan ini. Tapi jika ini sebagai permintaan maaf Keira, bukankah dia yang harusnya membayar semua makanan ini?

Entahlah, Keira tidak akan pernah mengerti dengan pemikiran orang kaya.

"Dan aku tidak akan memecatmu," sambung Navier.

Keira terkejut mendengar ucapan Navier. Saking terkejutnya, dia bahkan tidak bisa berkata-kata saat ini. Semua ini benar-benar diluar dugaannya. Mengingat betapa galak dan tidak berperasaannya Navier selama ini.

Navier tidak akan tanggung-tanggung memecat pegawainya jika membuat kesalahan sedikitpun, bahkan jika orang itu memohon kepadanya.

Sedangkan Keira telah bersikap sangat tidak sopan dengan berteriak, memaki, bahkan menunjuk Navier tepat di wajahnya. Apakah Navier sudah salah makan?

Aneh!

Benar-benar aneh!

Navier menuangkan wine itu ke dalam gelas Keira yang telah kosong. "Apa kau masih ingin bekerja di perusahaanku?"

Keira menelan ludahnya dengan susah payah. Lihatlah bagaimana kedua mata biru itu menatapnya saat ini, seakan-akan sedang mengintimidasinya dan tidak ingin menerima sebuah penolakan.

Setelah terdiam beberapa detik, perlahan Keira menganggukkan kepalanya. "Y-Ya, saya masih ingin bekerja di Lyon Corp," jawab Keira.

Sebenarnya dia juga tidak bisa membohongi diri sendiri kalau dia masih sangat membutuhkan pekerjaan ini. Karena hanya Lyon Corp satu-satunya perusahaan yang membayarnya dengan gaji paling tinggi juga posisi yang bagus.

Itu sebab dia sudah mencoba berbagai macam pekerjaan sebelumnya.

Kasir.

Pelayan.

Bahkan cleaning servis.

Semuanya telah Keira coba dan dia jalani dengan sepenuh hati. Hingga sebuah keberuntungan datang kepadanya saat salah satu teman nya memperkenalkan Lyon Corp kepadanya. Dan akhirnya dia berhasil bekerja di perusahaan raksasa itu.

"Good. Aku harap kau bisa bekerja dengan baik, tentunya dengan di bawah perintahku," ucap Navier menopang dagunya.

Keira mendadak merinding. Ucapan Navier terdengar jauh lebih mengerikan dari semua film horor yang telah dia tonton sebelumnya.

"T-Tentu Tuan Walsh," Navier mengerutkan alisnya. "Maksud saya, tentu Tuan N-Navier."

Mereka berdua lalu melanjutkan kembali makan malam itu dengan keheningan. Hanya terdengar suara dentingan dari pisau dan garpu di antara mereka. Canggung? Tentu saja sangat canggung!

Namun mungkin itu hanya berlaku bagi Keira. Sebab saat ini Navier terlihat biasa-biasa saja dan menikmati makanan itu.

'Cih, bagaimana dia bisa memiliki kekasih jika dia dingin seperti ini! Pantas saja dia belum menikah.' batin Keira.

Yah, atasannya itu memang masih lajang dengan kata lain belum memiliki istri. Sulit di percaya bukan? Pria tampan dan se-kaya Navier belum memiliki pendamping hidup. Tapi memang itulah kenyataan yang bahkan membuatnya dan pegawai yang lainnya bertanya-tanya.

Namun sekarang sepertinya dia tidak perlu lagi bertanya-tanya, melihat sifat Navier yang sedingin Kutup Utara.

"Keira Asher. Apa itu nama panjangmu?" ucap Navier menyandarkan punggungnya pada kursi itu.

Keira mengangguk. "Benar, itu nama panjang saya. Ayah saya yang memberikan nama itu."

Navier lalu terdiam sejenak. Dia memainkan jari telunjuknya pada pinggir gelas wine itu. "Kau tidak memiliki kekasih?"

Keira tersedak untuk yang kedua kalinya. Salah kan Navier karena pertanyaan yang lagi-lagi diluar dugaan itu! Dia seakan-akan sedang melakukan interview mendadak saat ini.

"T-Tidak, saya tidak memiliki kekasih Tuan." jawab Keira menggelengkan kepalanya. Dia memang sudah tidak memiliki kekasih sejak tiga tahun yang lalu.

Entahlah, Dia mungkin terlalu sibuk untuk mencari uang hingga tidak lagi memperdulikan tentang percintaan yang menurutnya bisa menghambatnya.

"Bagaimana dengan Tuan? Apa Tuan Navier memiliki kekasih?" Keira balik bertanya. Dia segera menutup mulutnya dengan menggunakan tangan kanannya setelah menyadari ucapannya.

Bodoh!

Benar-benar bodoh!

Navier mengedipkan kedua matanya beberapa kali, lalu sedikit memiringkan kepalanya. "Kenapa? Kau juga penasaran dengan kehidupan pribadi ku seperti yang lainnya?"

Dengan cepat Keira menggelengkan kepalanya."T-Tidak... tidak! Maafkan saya," panik Keira melihat ekspresi wajah Navier yang begitu datar.

Selamat Keira, karena kali ini kau telah berhasil menggali kuburan mu sendiri.

...

Pemilik kedua kaki jenjang itu berjalan dengan kepala yang tertunduk. Dia memukul kepalanya dengan pelan. "Bodoh! Bodoh!" gumam Keira.

Keira masih merutuki mulutnya yang tidak dapat dia kontrol. Makan malam mereka beberapa menit yang lalu berkahir dengan semakin canggung, karena pertanyaan bodoh yang dia lontarkan kepada Navier. Dan lagi-lagi itu karena kesalahannya.

Tapi tidak apa-apa, karena kabar baiknya dia tidak akan dipecat dari pekerjaannya. Dan semua itu terima kasih kepada Navier yang telah memaafkannya.

BUGH!

"Awww!" rintih Keira memegang dahinya yang baru saja menabrak punggung Navier. Salah kan Navier yang berhenti dengan tiba-tiba.

Didepan sana telah terlihat sebuah mobil hitam mengkilap. Navier membuka pintu mobil itu lalu menoleh ke belakang. "Aku akan mengantarmu pulang."

Keira langsung mengangkat kepalanya yang tertunduk. "Tidak! Tidak perlu! Saya bisa pulang sendiri," tolaknya dengan cepat.

"Kenapa? Ini sudah malam dan sudah menjadi tugasku untuk menjaga keselamatan pegawaiku," jelas Navier.

Meskipun galak dan dingin tapi Navier tetap peduli kepada seluruh pegawainya. Terlebih lagi jika itu menyangkut keselamatan pegawainya. Yang mana saat ini Keira termasuk dalam salah satu pegawainya, karena itulah dia memutuskan untuk mengantar Keira pulang.

Lagi pula dia tidak mungkin membiarkan seorang wanita pulang sendirian saat langit sudah gelap seperti ini.

What a gentelman.

"Tidak perlu, teman saya akan datang menjemput Tuan Walsh," tolak Keira untuk yang kedua kalinya. Dia terpaksa berbohong saat ini.

Dia tidak ingin merepotkan Navier yang telah mengajaknya makan malam. Selain itu dia juga tidak ingin membuat mobil mewah Navier harus masuk ke dalam gang yang cukup sempit hanya untuk mengantarnya pulang.

"Navier," tegur Navier dengan penuh penekanan.

"Ah! Tuan Navier," Keira memperbaiki ucapannya. Dia belum bisa membiasakan diri dengan panggilan baru itu.

"Baiklah kalau begitu aku tidak akan memaksamu, selamat malam Nyonya Keira."

"Selamat malam Tuan Navier."

Navier masuk ke dalam mobil miliknya. Keira masih berdiri di atas trotoar itu, menunggu hingga mobil Navier pergi dari sana. Namun tidak lama kemudian kaca jendela mobil itu terbuka dengan perlahan, memperlihatkan Navier.

Keira mengerutkan alisnya, dia sedikit menundukkan kepalanya. "Apa anda melupakan sesuatu Tuan Navier?" tanya Keira. Mungkin saja atasannya itu telah melupakan sesuatu di dalam restoran.

Navier menoleh, menatap Keira yang sedang menunggu jawaban darinya. "Sampaikan salamku pada Tuan Asher," ucapnya yang lalu menutup kembali kaca jendela mobil miliknya.

Mobil Navier pun melaju pergi dari restoran. Meninggalkan Keira yang terbengong cukup lama dan masih berada di posisinya. "A-Apa dia menyebut nama ayahku?"

Satu...

Dua...

Tiga.

"DAN APA DIA BARU SAJA TERSENYUM?!" teriak Keira dengan kencang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status