Share

Kabur Tanpa Pesan

Author: Ivander Kaz
last update Last Updated: 2022-08-24 15:34:58

Terbangun dengan posisi tidur tidak menyenangkan membuat tubuh Zaphira Ayu Lutfiah remuk redam. Lengan kiri terasa kebas tak karuan. Berjam-jam menopang kepalanya tertidur di samping tubuh pasien.

Oh sial, apa yang telah dilakukan tadi malam, mengapa berada di ruangan yang sama dengan Rashya?

Kelopak mata Zaphira mengerjap berulang kali seiring kesadaran mencuat kembali dan menatap di seberang ranjang, seorang pria tampan tersenyum padanya.

Ya Tuhan, siapa dia?

Buru-buru merapikan diri beranjak dari kursi tak sengaja kakinya mendorong ke belakang menimbulkan suara berderit keras. Lalu berdiri tegang memandang pria itu memang nyata apa adanya, bukan bayangan ataupun hantu menakutinya.

"Selamat pagi, Nona Zaphira!" sapa Arzu Rakha Kaivan sambil merapatkan jaketnya. Ruang perawatan khusus kakaknya memang luar biasa dingin. Selama ini ia tinggal di negeri bersalju namun baru kali ini kepayahan akibat perjalanan panjang ke tanah air ditambah lagi semalaman belum tidur. Terlalu sibuk menikmati pesona wajah dan tubuh gadis manis tak jauh darinya.

"Maaf, anda siapa?" Ia melangkah mundur ketika pria asing itu mulai menghampiri. Hey, apa-apaan ini!

Arzu menghentikan langkahnya seperti orang sedang mengancam membuat gadis itu bergidik ngeri lalu mengangkat kedua tangan ke atas seolah ikut bersikap mundur.

"Hey, jangan takut! Aku Arzu Rakha Kaivan, adik bungsu Rashya, sorry semalam menyelinap ke kamar ini tapi kau sudah berada lebih dulu di sini."

Zaphira diam tak membalas senyumnya. Pantas saja pria itu mirip Rashya ternyata memang adik kandung yang belum pernah dilihatnya.

"Sebaiknya aku pergi sekarang, sebentar lagi keluarga dan tunangannya datang, mereka pasti tak suka bila melihatku seperti ini terlalu dekat dengan kakakmu."

"Marcella atau Mama-ku?!" desak Arzu penasaran.

Dua-duanya! Jawab Zaphira dalam hati.

Badannya sedikit membungkuk mengambil tas kecil di bawah ranjang rumah sakit. Sudah waktunya harus pergi menyerahkan pengawasan pasien ke adiknya sendiri.

Sampai bertemu lagi nanti malam! Mata indah Zaphira penuh harapan menatap lekat ke putra sulung Tuan Imran Nadhirrizki. Setiap pagi kalimat itu diucapkan sebelum berangkat bekerja dan akan terus begitu sampai Rashya kembali melihat dunia.

Arzu mengikuti pandangan gadis itu tertumbuk hanya ke sang kakak. Wow, so sweet! Gesture gadis lugu yang sederhana berbuat tanpa pamrih menyelamatkan hidup Rashya Afkar Alfarezer. Sangat berbeda jauh dibandingkan Marcella yang tak mungkin mau begadang sepanjang malam menemani tunangannya. Rasa itu yang hanya bisa dimiliki seorang Zaphira.

Sudah malam ke empat belas kakaknya mengalami koma. Tak ada respons sedikit pun darinya. Perawat bilang cuma gadis itu menunggu tanpa kenal lelah, membawa makan dan minuman sendiri tanpa harus pergi meninggalkan pasien jauh darinya.

Tadi malam Zaphira diberikan suatu kesempatan ke ruang pasien oleh suster bertanggung jawab atas pasien khusus yang juga kolega pemilik rumah sakit. Arzu tiba larut malam di rumah sakit. Mama terus mengajaknya berbicara empat mata soal keadaan Rashya dan gadis miskin yang dianggap tidak tahu diri mengganggu ketenangan keluarga.

Ternyata pendapat ibunya salah besar. Ia menyaksikan sendiri bagaimana gadis itu tak pernah mengeluh, dan menampakkan semangat agar kakaknya segera sadar kembali. Sungguh gadis aneh menolak uang imbalan atas setiap tetesan darah yang diperlukan Rashya, papanya bilang begitu sebelumnya.

"Ayo kita ke bawah untuk sarapan, aku kedinginan sejak tadi malam."

"Maaf lain kali saja, aku benar-benar harus pergi!"

"Zaphira, ini masih pagi buta, di luar masih gelap, traktir segelas kopi hangat rasanya cukup sepadan setelah membuatmu kaget tadi."

Gadis itu tetap menggeleng lalu keluar tanpa menoleh ke Arzu. Di belakang dia terus mengikuti dan memang cafe berada di lantai dasar mau tak mau mereka keluar bersama-sama.

Arzu menyentuh tombol panel lift menutup pintu rapat. Zaphira makin terdiam tak ingin berbicara, pura-pura sibuk mengecek gawai dan membaca beberapa pesan yang terlewat. Tiada hal penting kecuali dari Adzriel, sahabat menanyakan di mana ia berada semalam.

"Ada pesan dari kekasihmu?" selidik Arzu melirik ke layar gawainya.

"Bukan urusanmu!" jawabnya ketus. Terlalu pagi untuk berdebat dengan adik Rashya cuma membuang energi saja. Zaphira harus mengejar waktu pulang mengambil barang yang tertinggal lalu berangkat bekerja.

Ting-! Pintu lift terbuka.

Baru saja mau melangkah keluar, lengannya langsung ditarik menuruti kemauan Arzu. "Temani dulu ke cafe, nanti aku antar kau pulang!"

"Hey, aku mau pulang sekarang!" Protesnya diabaikan, dan tangan Zaphira makin digenggam erat mengikuti langkah pria itu. "Grr ... apa sih maunya brengsek ini?" gerutunya pelan.

Semua memang karena rasa penasaran Arzu Rakha Kaivan ingin mengenal dekat tentang gadis ditolong kakaknya dalam kasus tabrak lari. Dari semalam nama itu terus terngiang di benaknya.

Nyonya Sisca tak berhenti menyebut nama perusak kebahagiaan antara Marcella dan pendonor darah kakaknya. Perbandingan yang unik jika benar gadis itu mampu mengalahkan pesona tunangannya Rashya selama ini di mata keluarga.

Zaphira yang sederhana melawan seorang putri Tuan Hadiningrat pengusaha kaya raya.

"Duduklah di sini, aku pesankan minum dan makanan dulu untuk kita berdua!" tegas Arzu menyuruhnya diam tak ke mana-mana. Matanya melirik tajam ke Zaphira yang langsung memalingkan wajah darinya.

Cantik-! Desisnya pelan.

Lalu menuju counter pemesanan memilih menu sarapan dan dua cangkir kopi panas menghangatkan mereka setelah kedinginan tadi malam. Aku lebih mampu menghangatkan dirimu daripada bersama kakakku yang tertidur koma tak berdaya! Bisik hati Arzu senang menatap gadis itu dan enggan berada jauh darinya.

Zaphira menuruti permintaannya. Jari jemari saling bertautan di atas meja menunggu pria itu kembali. Hati gelisah menanggapi banyak pertanyaan nanti tentang asal usulnya juga hubungannya dengan Rashya.

Tertidur di ruang pasien itu suatu kesalahan terbesar baginya. Seharusnya tak mendekati kakak Arzu, apalagi sampai menggenggam tangan pria koma semalaman. Adiknya yang brengsek pasti melihat jelas apa yang tak patut dilakukannya.

Arzu terus menoleh ke Zaphira sambil menunggu menu pesanannya disiapkan. Cafe di rumah sakit mulai ramai dikunjungi karyawan maupun keluarga pasien. Dan tak jarang dari para wanita mencuri pandang ke arahnya. Andai saja mereka melihat Rashya Afkar Alfarezer lebih dulu, ia tak ada apa-apanya lagi.

Keduanya memang tampan namun kakaknya lebih menawan. Tersenyum Rashya sedikit saja, semua wanita akan bertekuk lutut padanya tak terkecuali Zaphira!

Ia menoleh ke belakang lagi usai membalas senyum para pengunjung di cafe. Menebar pesona ke mereka. Oh, Sial-! Gadis diinginkan malah pergi meninggalkan dia sendiri.

Kabur tanpa pesan melarikan diri dari sergapan adik bungsu Rashya yang mati-matian mencari perhatian padanya.

Awas kau, Zaphira!

Ia akan membalas lebih kejam agar bisa setiap malam bersamanya lagi, walau harus kedinginan lagi menjaga sang kakak koma yang hidupnya sudah tak berguna.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Maukah Jadi Kekasihku?

    Di dalam mobil adik Rashya, tangan Zaphira berpautan gelisah. Darimana pria itu mengetahui, mencari tahu sampai ke kampus? Pikirnya bingung. Selama ini tak pernah meninggalkan jejak apapun soal dirinya ke keluarga Tuan Imran Nadhirrizki, datang saat malam hari ke ruang perawatan Rashya usai sepulang bekerja dan kuliah lalu pagi buta sebelum matahari terbit sudah pulang ke kost-an melanjutkan istirahat sebentar sebelum bertugas sebagai perangkai bunga di Nana Florist. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Rashya, dan siapa yang memberi tahu keberadaanku di kampus?" tanya Zaphira penasaran pasien mengharapkan kedatangan setelah tersadar dari koma. Pandangan Arzu lurus ke jalan tak bisa menceritakan keadaannya. Mama terus melarang keras menghubungi gadis asing itu, dan membiarkan sepenuhnya Marcella merawat tunangannya. Namun Rashya terus menyebut gadis lain usai berhasil sadar dan membuka mata lebih menginginkan Zaphira mendampingi dirinya. Dan pertengkaran hebat begitu dahsyat tak

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Panggilan Darurat

    Sepulang dari kantor, Adzriel menjemput Zaphira di halaman kampus. Gadis itu akhirnya memiliki sebuah kehidupan normal. Betapa senang mendengar pasien tabrak lari itu terbangun dari koma, sahabat tersayang tidak perlu kembali ke rumah sakit menjaganya. "Ra, bagaimana skripsimu?" Ia bertanya begitu serius memperhatikan masa depan gadis yang tinggal di kamar sewaan jauh dari kerabat, dan berharap dapat menjadi pendampingnya di kemudian hari. "It's okay, sudah banyak menulis dalam seminggu ini, kebetulan tak perlu menemani pasien lagi setiap malam jadi kini punya banyak waktu luang," balasnya begitu senang melupakan kekalutan berbulan-bulan kembali memikirkan kehidupan sendiri . Adzriel ikut gembira bebas mendekati gadis itu setelah dua bulan waktu terbuang, dan tanpa dihalangi Arzu brengsek mengganggu mereka. "Baguslah, kalau ada kesulitan bilang saja, dosen pembimbingmu pasti yakin bisa selesaikan tepat waktu," tukasnya menyemangati. "Oya, maafkan jika aku pinjam laptopmu agak

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Sebuah Keajaiban

    Kelopak matanya terbuka pelan, mimpinya berubah menjadi kenyataan. Bayangan gadis menghilang membawa terus muncul ke permukaan menuju cahaya terang menyilaukan. Hey, jangan pergi, tolong tunggu aku! Teriakan keras menggelegar. Gadis itu menoleh tersenyum lalu pergi lagi. Rashya terus berlari mengejar sampai akhirnya sadar sendirian tanpa teman dan keluarga, menatap dinding putih dan lampu menyilaukan. Bahu mencoba digerakkan namun tak memiliki kekuatan, tiba-tiba merasakan menyentuh sesuatu menghangatkan. Sebuah tangan halus, jarinya lentik mungil. Rashya tak mampu mengangkat tubuh hanya lirikan mata melihat siapa yang bersamanya saat ini, tanpa sengaja telah membangunkan seorang gadis asing yang tak dikenal sama sekali, tapi pernah hidup di dalam mimpi! Zaphira terhenyak sesaat jari itu menghentak beberapa kali di tangannya. "Oh, Tuhan, akhirnya kau sadar juga!" berteriak kaget ketika sejenak beradu pandang dengan bola mata Rashya. Kebahagiaan melihatnya terbangun tapi kebin

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Cahaya Kehidupan

    Pukul dua malam, memasuki bulan kedua bagi pasien terbaring koma di kamar perawatan VVIP. Suasana hening berubah menakutkan dan menegangkan. Zaphira dikejutkan bunyi denging kencang dari mesin monitor meraung-raung, tersentak keras dari tidur dan membuka mata secepatnya langsung berdiri mendekat ke balik kaca. Pasien khusus di sebuah rumah sakit terkenal tiba-tiba saja terkena serangan jantung di saat tidur koma, dan ini serangan kedua kali setelah sebulan lalu dari operasi panjang pernah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Dokter dan suster berlarian ke ruangan menjalankan prosedur cepat tindakan medis yang dibutuhkan pasien dalam keadaan darurat. Peralatan sentak picu jantung disiapkan lalu terdengar aba-aba Dokter agar perawat menyingkir. Dugh-! Satu kali tubuh Rashya terlontar sesaat dan jatuh terbaring lagi di ranjang. Layar belum menunjukkan angka normal. Dokter terus bekerja keras melenyapkan kekhawatiran. Sentakan kedua seharusnya lebih menjanjikan dari yang pertama,

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Bangunlah, Rashya!

    Sudah sebulan lebih berlalu. Rashya masih terbaring kaku, deru nafasnya teratur dibantu selang oksigen. Detak jantung dan tekanan darah tertera di layar mesin tergambar normal. Melihat dari balik kaca membuat Zaphira kian lara tak ingin lagi tinggal di ruang itu bersamanya, meski adik pasien memaksa beristirahat menemani di dalam. "Ra, kita makan malam dulu, kamu pasti kelaparan dari tadi setelah pulang kerja terus kuliah," Arzu memecah keheningan di antara mereka. Dia tahu gadis itu kesal jika mencampuri urusan pria bernama Adzriel tadi. "Tidak, terima kasih; Kau lihat saja, Adzriel membawa makanan dan buah, semua itu lebih dari cukup bagiku," elaknya mengambil tempat duduk lagi beristirahat dan tidur cepat seperti biasanya. Pengalihan Zaphira dari upaya mendekati dirinya terus mendesak mau menerima tawaran apapun yang tak dibutuhkan sama sekali. "Kenapa 'sih kamu enggan banget bersamaku, malas mengobrol, memangnya aku salah apa?" tukas Arzu bertambah kesal. Sungguh gadi

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Merebut Perhatian Zaphira

    Adzriel, kawan baik Zaphira datang mengejutkan membawakan makanan untuknya ke rumah sakit. "Ra, kamu makan ini, bagus untukmu!" desaknya sambil menyodorkan buah sudah dikupas. "Kamu ngapain kesini, merepotkan saja bawa ini dan itu, sudah kayak hajatan," balasnya kesal. Bukan hati tak senang, tetapi pandangan adik Rashya begitu curiga terhadap mereka berdua. Arzu Rakha Kaivan berdiri menjauh pura-pura sibuk dengan gawai terus mencuri pandang ke Zaphira dan Adzriel. Dari tatapannya tak menyukai kehadiran pria lain di samping gadis yang diam-diam disukai. "Ra, kamu kan sebentar lagi skripsi, ga mungkin-lah harus terus berada di rumah sakit setiap malam. Nanti kuliahmu jadi terbengkalai, belum lagi bekerja di pagi hari," protes Adzriel begitu perhatian. Zaphira memasang muka cemberut, "Duh bawel banget, 'kan aku bisa mengatur waktu, di sini lebih banyak tidur sambil menunggu pasien dan bisa menulis skripsi." Gadis keras kepala! "Ya sudah 'Ra, pakai laptop aku saja biar kamu mudah men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status