Share

BUKAN BENCI NAMUN SEDIH

Auranti berlari menuju kamar yang di depan. dia memakai pakaian biasa karena habis masak, saat dia sudah menuju ke kamar keponakannya. Auranti melihat wanita yang sudah dianggapnya sedang tergeletak di lantai dan di sekitarnya ada pecahan gelas.

“Alinta, kamu tidak apa-apa? mengapa kamu bisa seperti ini?” tanya Auranti yang memakai pakaian bisa. Dia secepatnya menuju ke Alinta yang terbaring. Saat itu juga ada ponsel yang berdering di saku celana Auranti. Wanita yang tengah memangku Alinta kemudian mengambil ponsel.

“Halo, ini siapa ya?” tanya Auranti. dia tengah mengecek suhu badan Alinta sambil menerima sebuah panggilan di ponsel.

“Tante, ini Arga. Apakah Alinta baik-baik saja?” tanya Arga yang sedang di hotel. Arga di hotel sedang mengecek jadwal. dia makanya menelepon tante Auranti yang ada di rumah.

“Arga ... Alinta ... tidak bangun. Alinta demam, dia pucat sekali. Ini semua karena tante telat.”

Auranti sedih, butir air matanya menetes deras dan membasahi pipinya. Meskipun Ali
HANA PUSPARINI

Halo teman-teman dan pembaca silahkan dibaca ya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status