Ketika Eric dan Edward sibuk berdebat, Christy sudah bersiap rapi akan pergi ke Rumah sakit. Christy berlalu begitu saja melewati mereka berdua. Eric mengejar christy dan menarik lengan Christy.
"Christy tunggu aku sebentar, kita pergi melihat Mama bersama-sama yah," ucap Eric. Christy terdiam memandnag Eric lalu melepaskan tangan Eric dengan kasar. "Tidak perlu aku bisa pergi sendiri," ucap Christy berlalu pergi. Giliran Edward Gu yang mengejar Christy. "Tunggu aku," ucap Edward seraya menarik tangan christy agar berjalan sejajar dengannya. Christy bersedekap di depan Edward. "Direktur Gu, apa lagi yang kau inginkan dariku," ujar Christy dengan ketus. "Hei, kau ini masih sekretarisku bukan?" tanya Edward menyindir. "Eheem, aku kesini karena sedang mengurus pekerjaan di Pabrik Textile Gu. Dan aku membutuhkan bantuanmu," ucap Edward. &nbsSelesai melakukan pekerjaan yang tidak di rencanakan itu, Edward Gu membawa Christy Xu untuk makan siang. "Kita makan dulu setelah itu barulah kita kembali ke Jiangmen City," ucap Edward. Mendengarnya, Christy Xu merasa bahwa tujuan sebenarnya Edward Gu datang ke Kota Sin Chuan adalah hanya untuk menjemputnya. Namun karena tengah merasa kesal dengan Edward, Christy tak ada waktu merasakan senang di hati. "Direktur Gu, bisakah kau menjelaskan kepadaku mengapa kau membohongiku tentang kebenaran awal pertemuan kita ?" tanya Christy Xu. Gerakan sumpit Edward yang sedang mencapit makanan itu pun terhenti. "Eem itu, Eem ...." Edward merasa ksbingungan menjawabnya. "Bukankah harusnya kau mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah menolongmu waktu itu, tapi mengapa kau terus saja menjahiliku Direktur Gu ?" tanya Christy. Edward, menaruh sumpitnya, "Ma
"Baik Ma, kami berdua akan menginap disini." Ucap Edward kepada Nyonya Gu. "Bagus, begini baru bagus," ucap Nyonya Gu. Christy melirik hasil sulam tangan Nyonya Gu. "Apakah ini hasil buatan tangan Mama ?" tanya Christy "Tentu saja," jawab Nyonya Gu dengan bangga. " Ini sangat cantik sekali Ma," ucap Christy "Ibuku dulu suka sekali menyulam dan merajut," Ingat Christy agak sedih. "Ah sayang jangan bersedih ya, sekarang kau memiliki Mama," ucap Nyonya Gu. "Apakah kau mau jika Mama mengajarimu ?" tanya Nyonya Gu. "Ya tentu saja Ma," jawab Chirsty dengan hati senang. Edward memandangi interaksi mereka berdua dengan penuh rasa haru, Christy adalah wanita pertama yang menerima ajakan mamanya untuk dengan senang hati menyulam bersama. Edward meninggalk
Edward mengajak Christy naik lift pribadinya, Namun Christy menolak karena tidak ingin menimbulakan gosip-gosip diantara karyawan. "Bolehkah aku meminta sesuatu ?" tanya Christy kepada Edward. "Katakanlah," jawab Edward. "Aku ingin merahasiakan hubungan kita ini, karena itu akan menjadi sesuatu yang menghebohkan jika ini di ketahui oleh karyawan yang lain," pinta Christy. Edward menaikan alisnya dan memasang wajah serius. "Apa kau malu menjadi wanitaku ?" tanya Edward serius. "Aah, bukan. Tidak bukan itu maksudku," jawab Christy. "Hanya saja, aku adalah gadis yang datang dari desa, mengadu nasib di Jiangmen city, bekerja menjadi sekretaris presiden direktur dan sekarang aku menjadi calon Nyonya Direktur. Tidakkah itu akan menjadi suatu topik pembicaraan yang hangat di satu gedung ini." Jelas Christy khawatir "Dan pasti
Sesampainya di Apartemennya, Edward menarik paksa Christy masuk. Edward melemparkan tubuh christy di sofa. "Apa kau ini sebuah madu, yang selalu menarik lebah disana sini. Eric lalu pria tadi. Apa kau tidak menganggap aku sebagai priamu ?". Tanya Edward dengan penuh marah cemburu melihat wanitanya tersenyum manis kepada pria lain. Christy berdiri dan bersedekap. "Jadi kau membuntutiku Tuan Edward Gu ?". Tanya Christy dengan nada meninggi. "Jika aku tidak mengikutimu maka aku tidak akan pernah tahu kau akan menemui pria lain di belakangku". Ucap Edward sambil memandang rok katun selutut di pakai Christy, dan itu semakin membuat dia marah. Membayangkan pria tadi memandang paha putih susu milik Christy. "Tuan Edward, kau benar-benar keterlaluan ". Ucap Christy seraya mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu untuk keluar dari Apartemen Edward. Edward menarik len
Setelah melihat keadaan christy yang lebih baik Edward pun pulang. Edward memberikan izin kepada christy untuk memperpanjang waktu istirahatnya sampai esoK hari. Keesokan paginya Edward datang seperti biasa, langkahnya terhenti ketika melihat Christy sudah duduk sibuk di meja kerjanya. "Bukankah aku sudah memberikan izin istirahat satu hari lagi," pikir Edward dengan rasa heran. Edward melangkah mendekat kepada Christy, namun Christy memberikan tatapan samar dan sedikit menggeleng agar Edward jangan mendekatinya. Memahami tanda yang diberikan oleh Christy, Edward mengubah langkahnya untuk langsung masuk ke ruangannya sendiri. "Apakah dia masih marah kepadaku," pikir Edward seraya melihat kotak cincin yang sedang di pegangnya. Edward segera menyibukan dirinya tanpa memulainya dengan secangkir kopi seperti biasanya. Christy mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Edward. Memb
"Direktur, kau ini sedang memasak apa ?" tanya Christy. "Ah ini, mie instant untuk kita sarapan," jawab Edward. Christy memandang tangan Edward yang berbalut hansaplast. "Eh ini jari-jarinya kenapa ?" tanya Christy. "Eem, hanya luka kecil saja," jawab Edward. Mengingat Direktur Gu hampir tidak pernah memasak, Christy menebak jari-jari tanganya pasti terkena panci panas. Christy mematikan kompor dan mengambil alih memasak. "Kau duduklah dulu disana," ucap Christy menunjuk ke arah sofa. Selesai membereskan masakan sarapan pagi mereka. Christy menghidangkan dua mangkuk mie instant itu di atas meja. Lalu Chirsty mengambil kotak obat. Christy menarik tangan Edward dan membuka hansaplast yang terbalut di jarinya. "Ini seharusnya di beri salep terlebih dahulu," cap Christy seraya membalurkan salep di jari-jari tangan Edward yang nampak terluka itu.&n
Apa hari ini kepalamu terbentur ?" tanya Christy kepada Edward.Edward hanya menggeleng sambil tetap tersenyum kepada Christy."Apa makan siangmu hari ini ?" tanya Christy."Hanya Sepiring Nasi goren," jawab Edward"Hmm sepertinya dia juga tidak salah makan," ucap christy dalam hati."Lalu kenapa dia bersikap aneh?" Christy masih merasa heran.Makanan pun akhirnya datang, Edward sedikit-sedikit mencapitkan lauk ke mangkuk nasi Christy. sehingga membentuk seperti sebuah gunung."Edward," ucap Christy sambil menaruh sumpitnya."Apa?" jawab Edward."Katakan ada apa, malam ini kau sangat aneh?" tanya Christy kesal.Edward hanya tertawa sambil mengusap tengkuknya, " aah itu, eeem itu semua karena cincin," jawab Edward."Maksudmu?" tanya Christy lagi."Aku melihat cincin yang kuberikan tidak ada di jarimu, seketika hatiku pun menjadi kesal melihatnya," jawab Edward jujur."Kau ini...." desah C
Mereka berdua kembali ke kantor setelah makan siang, Howard Fu memanggil Chrsity untuk mulai menyusun jadwal kerja mereka.Rapat manajemen, bertemu klien, menghadiri Lounching produk baru. Realtech bergerak di bidang IT dan sofware game. Christy sangat senang bisa bekerja di Realtech karena bisa menambah wawasan ilmu pengetahuannya.Beberapa hari Christy bekerja di tempat lain membuat Edward merasa kesepian, tiap kali Edward pergi ke apartemen Christy maka selalu gelap yang menyambutnya, Ketika Christy hadir terkadang panggilan telpon dari Howard Fu menganggu waktu berdua mereka." Hei ini mengapa aku merasa kau lebih perhatian kepada Bos barumu dibanding aku?" tanya Howard Fu." Hei kau ini, apakah sedang kumat" tanya Chirsty Xu."Kumat?" Edward berbalik bertanya kepada Christy."Ya Possesivemu itu!" ucap Christy."Issh kau ini, aku benar-benar merasa kesepian tanpamu," ucap Edwar