Share

Bab 3

🌹🌹🌹

Utari mengamuk tak jelas, tamparan Marvel benar-benar melukainya. 

"Semua ini karena Riana! Aku akan membuat perhitungan denganmu!" geram Utari masih saja mengelus bekas tamparan itu. 

"Ada apa denganmu, Tar! Kuperhatikan sejak tadi uring-uringan tak jelas!" tegur sahabat Utari yang selalu menemaninya. 

"Aku membenci gadis itu!" 

"Gadis siapa maksudmu?" Kaila menaikkan sebelah alisnya tak mengerti siapa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.

"Riana! Gadis yang pura-pura buta saat kekasihnya punya pasangan lain!" sungut Utari tak dapat menahan kebenciannya lagi.

Kaila kini mengerti siapa yang membuat kebencian Utari begitu nampak.

"Lagian kamu sih, mau aja pacaran sama laki-laki yang sudah ada pacarnya!" cibir Kaila merasa heran juga dengan kelakuan Utari yang selalu doyan sama kekasih orang.

"Siapa yang tidak mau dipacari orang seganteng Marvel!" kilah Utari dengan wajah berbinar memuja. 

"Kamu aja yang bego!" Kaila mempoutkan bibirnya. 

Utari melempar sebuah buku pada sahabatnya. Kaila hanya tertawa menyambuti.

"Kalau menurutku mending kamu cari yang lain aja! Banyaknya cowok di kampus ini, kenapa harus Marvel sih! Cowok sombong, angkuh sok ganteng lagi!" Kaila memberi usul agar Utari mengurungkan niat untuk melanjutkan hubungannya dengan Marvel. 

Utari semakin kesal melihat Kaila malah tak mendukung sedikitpun. 

"Aku tetap akan memperjuangkannya!" Utari semakin memperkuat tekatnya untuk memiliki Marvel.

"Terserah kamu deh, Tar! Aku tak mau ikut campur! Sebagai sahabat aku hanya memberi saran yang terbaik!" tandas Kaila. 

Utari semakin mempoutkan bibirnya, mengapa Kaila tak mau sedikitpun mendukungnya. 

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan getaran gawainya.

Utari menaikan sebelah alisnya melihat nomor baru menghubunginya. Dengan malas ia menjawab panggilan itu.

"Siapa??" tanyanya tanpa  basa-basi lagi. 

" .... "

"Untuk apa??" 

"...."

"Baiklah!" Utari menutup sambungannya.

Kaila memandang Utari dengan penuh tanda tanya. 

"Marvel memintaku untuk menemuinya!" 

"Gayung bersambut dong!" ledek Kaila dengan senyuman. 

Utari hanya tertawa kecil menyambut ledekan sahabatnya.

*****

Sepulang mengantar kekasihnya, Marvel memutuskan untuk menemui Utari. Iapun menghubungi kekasih gelapnya itu menggunakan nomor baru. 

"Aku harus meminta maaf padanya! Entah racun apa yang ia gunakan, aku seperti tergila-gila!" pikir pria itu dan segera menuju ke tempat yang telah di janjikan untuk bertemu. 

Cukup lama Marvel menunggu akhirnya gadis yang di tunggu datang juga.

"Maaf membuatmu, menunggu!" ucap Utari lalu menarik kursi di hadapan Marvel.

Marvel hanya tersenyum tipis 

"Ada apa kau memintaku, menemuimu di sini!?" tanya Utari pura-pura masih marah dengan kejadian yang terjadi.

"Ayo kita jalan!" Marvel menarik tangan Utari untuk mengikuti langkahnya.

"Sebenarnya aku, kamu anggap apa sih! Seenaknya saja kamu mempermainkan perasaanku!" ketus Utari saat mereka sudah berada dalam mobil dan membawanya entah kemana. 

"Kamu mau kuanggap apa?" Marvel balik bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku ingin seutuhnya memilikimu!"

"Hanya memilikiku, kan!" 

Utari mengangguk dan tersenyum manis.

"Akan kujadikan kau memilikiku seutuhnya, tapi bukan untuk mendampingiku selamanya!" kata Marvel dengan seringai kecil yang samar-samar tanpa terlihat oleh Utari. 

"Maksud, Kamu!" Utari semakin tak mengerti, memiliki seutuhnya sudah pasti tanpa di bagi, begitulah yang ia maksudkan. Tapi mengapa Marvel punya makna lain.

"Kamu mau atau tidak?" tanya Marvel tanpa mau menjelaskan perkataannya tadi. 

Utari terdiam lama memikirkan jawaban apa yang bisa ia putuskan.

"Kamu siap atau tidak!" Marvel mengulangi pertanyaannya lagi. 

"A ... Aku, tak ingin kau punya kekasih lain, selain aku!" ucap Utari dengan gugup. 

"Kalau begitu aku tak bisa! Carilah orang lain!" sahut Marvel dengan wajah santainya. Ia tak merasa menyesal dengan ucapannya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status