Share

Bab 24

POV DESI

Aku segera menjatuhkan tubuhku di atas kasur. Embun yang sedari tadi memenuhi pelupuk netraku akhirnya lolos berjatuhan membasi bantal dalam pelukanku.

Masih terasa nyeri mengingat ucapan Umi barusan. Wanita yang seharusnya memberikan contoh yang baik itu justru hanya sebagai kedok belaka.

Hampir setengah jam aku mengurung diri di dalam kamar. Entah dengan cara apalagi aku harus menaklukan hati mertuaku itu agar dapat bersikap lebih baik lagi kepadaku.

Kulihat jam pada ponsel telah menunjukan pukul 9 pagi. Rasanya bosan juga sendirian di rumah ini. Aku berencana untuk berbelanja kebutuhan dapur, soalnya tadi pagi kulihat kulkas di rumah ini hampir kosong tinggal terisi beberapa botol air dingin.

Tidak lupa aku mencuci mukaku terlebih dahulu kemudian mengambil tas belanjaan yang Puspa simpan di dalam lemari rak piring.

Cekrek!

Langkahku terhenti ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status