Share

Bab 59

"Bang kenapa Diam!" lirihku pada Bang Arsya yang melihat pada kepergian Yuma.

Bang Arsya tersentak. "Aku hanya kasihan saja sama, Yuma. Mungkin memang dia belum siap untuk mendapatkan momongan. Karena usianya masih terlalu belia," tutur Bang Arsya.

"Tapi sudah menjadi kewajiban seorang wanita memiliki keturunan, Bang!" cetusku berlalu. "Lagipula ada Bilal suaminya. Lebih berdosa lagi jika Yuma menggugurkan bayi itu," balasku.

"Aku tau Mariyah, tapi untuk Yuma yang memiliki masalalu buruk hal itu sangat sulit sekali pastinya." Wajah Bang Arsya melihat pada kepergian gadis bermata sipit itu.

Aku mengeryitkan dahi melihat pada Bang Arsya yang masih melihat ke arah pintu. "Sejak kapan Abang perhatian sama Yuna!" pikirku.

****

Aku tidak tahu sejak kapan aku terlelap. Setelah pulang mengisi pengajian. Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang dan beberapa saat kemudian jiwaku seola

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status