Share

4. Versi Mini Aldric

Tiba saatnya para liaison officer berbaris dan mengucapkan salam perpisahan kepada pengusaha-pengusaha dunia yang akan kembali ke negara masing-masing. Dengan ekor matanya, Sandra melihat Aldric menuju pintu keluar dengan kedua tangan di dalam saku celana.

“Goodbye, Mr Aldric Osborn. Safe flight,” ucap Sandra menundukkan kepalanya tanpa berani menatap Aldric.

Sandra menahan sakit hati tak kala Aldric hanya melewatinya tanpa membalas salam perpisahan. Wajahnya lurus ke depan dan pengusaha muda nan tampan itu segera masuk ke mobil tanpa menoleh sedikitpun. Sirine motor-motor pengawal yang mengiringi mobil mewah berwarna hitam mengkilat berbendera Inggris itu bukan hanya meninggalkan halaman lobi hotel, melainkan juga meninggalkan kepingan hati yang terluka.

***

Empat tahun kemudian.

“Ada apa denganmu? Apa sejak tadi kamu tidak mendengarkanku berbicara?” seru Aldric kepada Marvin.

Aldric menatap tajam asistennya. Selain sukses sebagai pengusaha, sekarang ia sedang merambah dunia politik. Saat sedang berdiskusi, sang asisten malah termangu menatap tab di tangannya.

“Maaf, Tuan,” lirih Marvin.

“Ada apa?”

Marvin memandang takut kepada Aldric. Berita yang ingin ia sampaikan mungkin akan membuat lelaki yang berkuasa di depannya ini murka.

“Anda mendapat dukungan dari seorang guru di Jerman, Tuan. Ia berwarga negara Inggris dan mengatakan akan memilih anda sebagai gubernur.”

“Aku tidak terkejut dengan berita tersebut. Kamu tau pendukungku banyak.”

“Iya, tapi …” Marvin menjeda kalimatnya. Ia berusaha keras mencari kalimat yang tepat.

“Kamu menyembunyikan sesuatu, Marv?” Aldric memicingkan matanya.

Dengan tarikan napas panjang, Marvin menjawab, “Guru itu mengatakan ia memiliki murid yang berwajah mirip dengan anda, Tuan.”

Marvin mengulurkan tab yang memperlihatkan seorang anak berusia kira-kira 3 tahun. Anak laki-laki tersebut berambut pirang, bermata hijau dengan tinggi tubuh di atas rata-rata anak seusianya. Tampan dan memiliki garis wajah tegas.

Aldric mengerutkan dahi menatap gambar dari tab tersebut. “Siapa dia? kamu sudah menyelidikinya?”

Marvin mengangguk mendapat pertanyaan tersebut. “Namanya Alexe Ravano Javier.”

“Rasanya kita tidak mengenal nama keluarganya,” tukas Aldric.

“Ehm … tapi kita mengenal ibunya, Tuan.”

“Kita mengenal ibunya? Siapa?”

Marvin menahan napasnya saat menjawab. “Ibu anak itu, Sandra Ainary Javier.”

Aldric tertegun mendengar nama yang diucapkan sang asisten. Matanya membulat menatap Marvin. Ia menarik kembali memorinya pada nama yang yang telah ia tinggalkan bertahun-tahun lalu di Bali. Ya, ternyata ia masih mengingat jelas sang pemilik nama.

“Sandra? Kamu pikir anak ini adalah ….”

“Well, itu belum pasti, Tuan. Tentu kita harus melakukan tes untuk …”

“Malam itu aku tidak menggunakan pengaman, Marv. Dan hanya bersamanya aku tidak menggunakan pengaman.” Aldric memotong ucapan Marvin.

Sekali lagi, Aldric memandang foto anak lelaki tersebut. Wajahnya memang versi dirinya saat kecil. Namun ketika tersenyum, Aldric seolah melihat wajah Sandra. Ia sangat yakin, anak lelaki itu adalah darah dagingnya.

“Apa saya harus ke Jerman untuk menyelidikinya secara langsung, Tuan?” tawar Marvin.

“Bukan kamu. Kita … kita akan terbang ke Jerman akhir minggu ini,” titah Aldric.

Sekali lagi, Marvin mengangguk menanggapi perintah Aldric. Ia sendiri heran, mengapa Tuannya terlihat bersemangat alih-alih marah. Bukankah seharusnya Aldric kesal karena ada seorang wanita yang telah bertahun-tahun menyembunyikan anaknya?

***

“Alex, ini tamu yang ingin bertemu denganmu,” ucap Ms. Adele.

Guru bertubuh subur itu langsung keluar dari ruangan setelah mengantarkan Alex bertemu Aldric di satu ruang kelas yang kosong.

Aldric berjongkok untuk menyamakan pandangannya pada Alex. Ia menatap anak lelaki di depannya dengan hati berdebar. Versi kecil dirinya itu pun menatapnya dengan tatapan dingin.

“Apa anda adalah Daddyku?” tanya Alex dalam bahasa Jerman.

Aldric tersentak mendapat pertanyaan spontan dari Alex. “Apa kamu tidak memiliki Daddy sehingga mengira aku adalah Daddymu?”

“Aku memiliki Daddy. Aku hanya menduga, karena wajah anda sangat mirip denganku.”

“Sebetulnya, aku adalah teman Mommymu.”

“Baiklah. Akan aku sampaikan kepada Mommy bahwa anda menemuiku.”

“Jangan!” Cegah Aldric. “Maksudku, aku ingin memberi kejutan pada Mommymu. Jadi, jangan beritahu pertemuan kita ini pada siapapun.”

“Permintaan yang mencurigakan,” tukas Alex. “Aku akan kembali ke kelasku. Permisi.” Alex keluar ruangan dengan kedua tangan di saku celana pendeknya.

Dengan terpaku, Aldric hanya memandang mahluk kecil itu keluar dari ruangan. Bukan saja wajah, gayanya pun mirip dengannya. Datar dan dingin. Minim basa-basi.

“Marv!”

“Ya, Tuan?”

“Jam berapa kelas Alex selesai?”

“Jam 5 sore, Tuan.”

“Apa? Anak kecil itu bersekolah sampai sore?”

“Sekolahnya hingga jam 12 siang, Tuan. Setelah itu, Tuan Muda Alex mengikuti program daycare after school.”

Pengusaha sekaligus politikus yang kini berusia 28 tahun itu berdecak kesal. Saat ini baru pukul 10 pagi. Ia sangat tidak sabar melihat Sandra menjemput anaknya.

“Marv, Apa Sandra telah menikah?”

Marvin terdiam mendengar pertanyaan Tuannya. Sesungguhnya ia kesulitan mendapatkan informasi lengkap tentang Sandra. Wanita itu tampaknya pandai menyembunyikan diri.

“Menurut informasi yang aku dapatkan, tidak, Tuan.”

“Tapi Alex bilang tadi, ia memiliki Daddy.”

Mereka kembali terdiam. Aldric dengan keras kepala menolak tawaran Marvin untuk menunggu di hotel. Ia memilih menunggu di mobilnya untuk melihat Sandra datang menjemput Alex.

Pukul 5 lewat 5 detik, mereka melihat seorang wanita muda berjalan cepat memasuki sekolah. Tak berapa lama, Alex keluar menggandeng tangan wanita di sampingnya. Aldric dengan cepat keluar dari mobil. Lelaki yang memiliki wajah mirip dengan anak kecil itu tertegun, ia hanya mampu mengucapkan satu kata melihat sosok wanita di depannya.

“Sandra?”

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Marni Sirait
alur yg bagus
goodnovel comment avatar
ReyNotes
Terima kasih, kak...
goodnovel comment avatar
Shanti
............ ceritanya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status