Share

Bab 6

Niken tidak ikut mendaki Bukit Tanjakan Cinta. Ia memilih menunggu di tenda bersama Lastri. Di dalam tenda itu, dia merebahkan diri. Entah mengapa dia tidak bisa menghilangkan ingatannya soal peristiwa tadi pagi. Kejadian itu benar-benar membekas. Tatapan matanya seolah menyentuh dalam kalbunya hingga ia menjadi luluh. 

Berada di dalam pelukan cowok itu, hati Niken seolah bergetar. Getaran itu begitu kuat seolah menembus kisi-kisi kalbunya yang paling dalam. 

"Emangnya kenapa kok kamu senyum-senyum sendiri," Suara Lastri mengejutkan Niken. Lamunan impiannya buyar seketika. 

Niken hanya mengangkat bahunya. Ia tak menjawab pertanyaan sahabatnya itu. "Aku sudah tahu apa yang ada dalam pikiranmu," kata Lastri. 

"Maksudmu?"

"Tentang Rama bukan?" tebak Lastri. Matanya mengerling menatap Niken yang beranjak dari tempat rebahannya. 

"Aku juga dapat merasakan perasaan itu," kata Lastri melanjutkan. 

Niken diam. Ia tak berkata apa-apa saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir Lastri. Ya, Niken memang tak bisa memungkiri perasaannya sendiri. Tetapi sebagai seorang cewek, dia tidak mungkin mengungkapkannya langsung pada orang yang dicintainya. Niken masih memiliki harga diri. 

Diam-diam rasa khawatirnya tiba-tiba menghantui. Ia tak ingin terjadi apa-apa terhadap orang yang dicintainya selama melakukan pendakian. 

"Dulu aku pernah menyukai seorang cowok. Tapi kemudian aku berusaha untuk melupakannya," ujar Lastri seolah mengalihkan pembicaraan. 

"Kenapa?"

"Aku tidak suka cowok yang cuek. Aku lebih suka yang agresif."

"Sampai sekarang kau bisa melupakannya?"

"Kenapa tidak? Sampai sekarang aku tidak pernah ingat lagi. Entah dimana dia sekarang?"

Niken tak menyahut. Menghela napas dalam-dalam. Ya, selama ini dirinya memang tidak pernah menyukai cowok lain, kecuali Rama. Sejak pertama kali bertemu di kampus, perasaan itu memang sudah ada. Entah mengapa. Mungkin inikah yang namanya cinta pertama? Sebuah perasaan yang begitu sulit untuk dilupakan. Apalagi sikap perhatiannya cowok itu membuat hati Niken semakin luluh. 

Dulu, Niken pernah diganggu oleh geng motor saat pulang kuliah. Niken nyaris diperkosa. Lalu datang Rama dan menolongnya. Sejak itulah Niken merasakan ada orang yang melindungi. 

Hampir setiap hari di kampus, Niken sering bersama-sama. Sehingga benih perasaan itu semakin menggumpal dalam hatinya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status