Share

Rencana Tuhan tak Pernah Cacat

"Selamat malam Bu Halwa."

Seorang suster mendorong boks bayi masuk ke dalam ruangan. Mataku berbinar saat melihatnya, begitu pun Radit, Bian dan Bi Asih yang baru saja datang.

"Bagaimana keadaannya, Sus?" tanyaku.

"Sangat sehat Bu."

"Alhamdulillah."

Suster itu memangku bayiku dan menyimpannya di bawah lengan, pipinya yang lembut dengan bibir tipis yang merah membuat seperti putri salju.

"Dia sangat cantik, Hal," ucap Radit.

"Bian ingin lihat," celoteh Bian berjingjit. Radit yang melihat langsung mengangkat Bian dan memeluknya.

"Dedek bayinya lembut banget, Mah," celotehnya lagi, "Bian gemesssss banget." Gigi Bian menggeretak.

"Sudah ada namanya, Neng?" Bi Asih tak kalah ikut nimbrung.

Aku menggeleng.

"Kenapa?" tanya Radit.

"Aku ingin kamu yang memberinya nama," jawabku menarik garis senyuman.

"Sungguh?"

"Ya."

Radit nampak berpikir, "Anak perempuan yang cantik dan seorang pejuang seperti dia, sangat pantas Papah kasih nama Khawla."

"Khawla?" Alisku mengernyit.

"Ya, beliau adalah satu-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
smg halwa msh bisa punya anak dari radit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status