Share

Tabungan untuk Riana

"Hal ... Halwa ... bangun."

"Halwaaa ...."

Aku mengerjap, "Astagfirullah, Dit ...."

Aku terdiam sejenak, mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di alam mimpi.

"Kenapa semua gelap?" gumamku ketakutan. Berkali-kali mengucek mata, tapi tidak bisa kulihat sedikit pun cahaya.

"Radit ... Bian, kalian dimana?"

Aku meraba sekitarku, ini adalah kursi tempatku tadi tidur, tapi kenapa sekarang semua jadi gelap.

"Bian ...." Aku berjalan merayap, hati terasa gundah, bagaimana mungkin saat ini aku tidak bisa melihat apapun?

"Diamlah Halwa, kamu bisa jatuh." Suara Radit terdengar menggema di kegelapan.

"Kamu di mana Dit?"

"Aku di sini," jawab Radit sembari membawa lilin dari arah pintu.

"Alhamdulillah," ucapku lega. Aku kira mataku yang bermasalah.

"Ada pemadaman listrik untuk sementara, aku sengaja datang membawa lilin, pintu masih belum terkunci dan di rumahmu gelap gulita. Aku balik lagi karena koreknya ketinggalan," paparnya sembari mencari tempat untuk menyimpan beberapa lilin.

"Ini jam berap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
lasminuryani92
Maaf kak, tidak ada pemberitahuan ada komentar. saya kira belum ada yang baca sampai bab ini. saya baru di GN, belum ngerti cara kerjanya.... Insya Allah setelah ini sering-sering update.
goodnovel comment avatar
Cty Nurfatihah Kastik
lama updatenya
goodnovel comment avatar
Yunaisha P
Jahat banget si rian. Bisa-bisanya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status