Share

Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian
Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian
Author: Richy

Bab 1

Author: Richy
Namaku Soni Tanuwijaya, seorang mahasiswa olahraga berkulit gelap, dengan otot kokoh yang terlihat jelas di sekujur tubuh.

Setiap hari aku melakukan latihan seribu squat. Kemampuan fungsi fisikku di ranjang benar-benar sekuat banteng.

Pacarku adalah gadis remaja yang lembut. Setiap malam, aku mengangkat seluruh tubuhnya dan melatih daya dorong pinggangku.

Hal itu membuatnya menjerit kesakitan. Setiap kali dia mencoba melarikan diri, satu tanganku menahannya kuat-kuat di dinding dan membuatnya tidak bisa bergerak sedikit pun.

"Kak Soni, tolong pelan-pelan. Rasanya sakit sekali ...."

Aku juga ingin pelan-pelan, tapi begitu melihat payudara pacarku yang berwarna merah muda, paha putihnya, dan "hutan rahasia" yang putih kemerahan itu...

Mana bisa aku menahan diri?

Aku ingin menggunakan seluruh kekuatanku untuk menelannya sampai habis.

Hari ini, aku menenggak dua sendok bubuk protein. Tubuhku terasa panas dan sulit dikendalikan. Setelah selesai latihan squat, aku mengangkat pacarku dan melampiaskan hasratku padanya.

Namun, karena terlalu kuat, dia terluka dan mengeluarkan darah.

Dia menangis, memintaku melepaskannya. Dia menutupi area itu, menatapku dengan tatapan putus asa. Dia berkata, "Kalau kamu terus kasar padaku, kita putus! Pernikahan kita batal saja!"

Aku langsung panik. Acara pertunangan sudah diadakan, mas kawin sudah disepakati.

Aku pikir semuanya sudah pasti, makanya aku melakukan itu begitu kuat padanya.

Setelah mengatakan hal itu, dia menangis dan pulang ke rumah orang tuanya.

Dia menceritakan masalah ini kepada ibunya, yang juga calon ibu mertuaku, Yulia Wangsa.

Meskipun Yulia adalah ibu Kesya, usianya baru empat puluh tahunan awal. Hanya belasan tahun lebih tua dariku.

Penampilannya sangat terawat dan mulus, terutama dadanya. Ukurannya jauh lebih besar daripada punya pacarku.

Konon, wanita berusia empat puluh tahun seperti bunga yang sedang mekar. Wanita di usia ini paling memikat dan paling mengerti pria.

Beberapa kali berkunjung ke rumahnya, aku menatap dada Yulia dengan tatapan linglung. Namun, karena statusnya sebagai calon ibu mertua, aku hanya bisa melihat dari jauh dan tidak berani menyentuhnya.

Sejak pacarku pulang ke rumahnya, aku tidak punya tempat melampiaskan hasratku. Aku merasa ukuranku membesar beberapa kali lipat.

Malam itu, aku hanya memakai celana dalam dan berlatih squat di rumah.

Siapa sangka, Yulia tiba-tiba datang.

Dia tidak mengetuk pintu dan langsung masuk.

Pandangannya pun tertarik pada ukuran bawahku yang besar, dia terkejut hingga mulutnya ternganga.

Aku buru-buru mengambil selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahku, lalu bertanya dengan canggung, "Oh, Ibu, kenapa tiba-tiba datang?"

Dia berjalan lurus, duduk di kursi, dan menyilangkan kaki. Namun, matanya tidak lepas dari tubuh bagian bawahku.

"Kedatanganku hari ini untuk membahas masalah Kesya."

Setelah menenangkan diri sebentar, aku mengamati Yulia dengan saksama.

Dia mengenakan gaun ungu yang seksi. Sepasang “buah” yang montok menggantung di pinggangnya yang ramping.

Sungguh seperti cabang pohon kecil yang menghasilkan buah yang besar.

Belahan gaun yang terbuka di pahanya hampir mencapai pantat. Saat dia menyilangkan kaki, aku bisa melihat pantatnya yang berisi dengan jelas, montok, dan kenyal.

Di balik stoking warna kulit itu, terbungkus sepasang kaki yang jenjang. Ujung kakinya mengenakan sepatu hak tinggi berdasar merah.

Di malam yang sunyi ini, hanya ada kami berdua. Napasku terasa sesak, darahku berdesir.

Tubuh bagian bawahku tanpa sadar menegang.

Yulia melihat tubuhku dan menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.

"Nggak heran Kesya nggak bisa tahan melakukannya denganmu. Ukuranmu ini benar-benar nggak normal."

Aku menggaruk kepala dengan malu. Ditatap oleh calon ibu mertua seperti ini membuatku sedikit tidak nyaman.

"Aku juga nggak sengaja begini. Tapi Kesya terlalu lembut, baru bergerak sedikit saja sudah menjerit kesakitan."

Jika pacarku adalah gadis remaja yang lembut, maka Yulia jelas adalah wanita dewasa yang luar biasa.

Dengan ukuranku yang seperti ini, hanya Yulia yang mungkin bisa menampungku.

Namun, dia adalah calon ibu mertuaku. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu dengannya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 8

    Aku tidak percaya dan berkata padanya dengan nada yang paling putus asa, "Mulai sekarang, bukan kamu yang memutuskanku, tapi aku yang memutuskanmu!"Setelah mengatakan itu, aku meninggalkan rumahnya tanpa menoleh ke belakang.Yulia masih ingin menahanku, aku tahu dia tidak rela melepaskanku.Namun, aku benar-benar tidak bisa menerima kenyataan ini. Keputusanku untuk putus sudah bulat dan tegas.Sejak aku kembali ke rumah, aku sudah memutuskan semua kontak dengan Kesya. Semua barang-barangnya di rumah juga sudah kubuang.Setelah menyendiri di rumah selama beberapa waktu ini, aku tidak merindukan Kesya.Sebaliknya, aku malah semakin merindukan Yulia.Meskipun dia lebih tua dariku, tubuhnya benar-benar luar biasa.Yang lebih penting, dia sangat lembut, mengerti pria, dan tahu apa yang kuinginkan.Bayangannya terus menghantuiku, tidak bisa hilang dari otakku.Hari itu, aku sedang berjalan di jalan. Sebuah mobil mewah, Bentley, melaju dari depan.Mobil itu berhenti melintang di depanku.Aku

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 7

    Sepanjang jalan, aku dan Yulia sama-sama sangat emosional.Kami pikir aku yang berselingkuh lebih dulu, tapi sekarang tampaknya Kesya mungkin sudah lama berselingkuh.Aku merasa sangat bersalah selama ini.Tak lama kemudian, kami sampai di rumahnya.Kesya bersembunyi di kamar dan tidak mau keluar.Yulia memutar kenop pintu, tapi tidak bisa terbuka.Dia mengetuk pintu dan berkata, "Kesya, ini Ibu. Ibu sudah pulang."Suara Kesya terdengar dari dalam kamar. Suara itu jelas terdengung tegang dan ambigu."Ya. Kenapa Ibu mengetuk pintuku?"Yulia berkata, "Ibu perlu bicara denganmu. Keluar sebentar.""Aku sedang nggak enak badan. Apa nggak bisa besok saja?"Yulia menjadi marah. Dia tidak pernah ikut campur dalam kehidupan pribadi Kesya. Meskipun dia ibu gadis itu, dia memberikan ruang untuk Kesya.Namun kali ini, Yulia tidak mundur."Ada apa di kamarmu? Kenapa kamu bahkan nggak mau membuka pintu?"Kesya mulai kesal."Aku bilang sedang nggak enak badan, Ibu nggak dengar?"Yulia menoleh ke arah

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 6

    Setibanya di rumah, aku merana dalam kesedihan.Bagaimanapun juga, aku yang melakukan kesalahan pada Kesya. Aku bisa bilang apa jika Kesya membalasku seperti ini?Hanya saja, cintaku pada Kesya itu tulus. Aku tidak rela melepaskannya.Melihat pakaiannya di kamar tidur, yang hanya berjarak setengah meter dari pakaianku. Aku merasa seolah kami sudah menjadi orang asing.Melihat sedikit demi sedikit jejak yang ditinggalkannya di rumah, air mata penyesalan membanjiri mataku.Aku tidak bisa menahan perasaanku dan menangis dengan keras.Saat itu, bel pintu berbunyi.Aku bergegas membuka pintu, ingin melihat apakah Kesya berubah pikiran.Ketika kubuka, ternyata yang datang adalah Yulia.Aku segera menyeka air mata di wajahku dan bertanya dengan pura-pura tenang, "Kenapa kamu datang ke sini?"Yulia masuk tanpa meminta izin.Dia berkata, "Aku sudah dengar masalahmu. Kesya tetap mau putus denganmu, ya?"Aku mengangguk pasrah. Saat ini, aku hanya bisa menaruh harapan pada Yulia."Ibu, tolong buju

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 5

    Aku langsung lemas dan terduduk di tempat tidur. Masalah macam apa ini?Awalnya Yulia datang untuk membujukku agar berbaikan dengan Kesya, tapi sekarang malah jadi semakin buntu. Tidak hanya tidak bisa berbaikan, tapi justru kemungkinan besar akan putus.Setelah berpikir panjang, aku harus pergi menemui Kesya secara langsung dan meminta maaf padanya. Mungkin dia akan berubah pikiran.Keesokan harinya, aku sengaja pergi ke toko perhiasan untuk membeli perhiasan emas.Lalu aku pergi ke rumah Yulia dan Kesya, untuk meminta maaf secara langsung.Ketika sampai, hanya Kesya yang ada di rumah. Yulia sedang keluar.Begitu aku mengetuk pintu, aku melihat Kesya berdiri di ambang pintu dengan pakaian sedikit berantakan.Terutama wajahnya, terpancar rona merah.Rona merah ini pernah kulihat di wajah Kesya, ketika kami sedang bercinta. Kenapa dia sendirian di rumah, tapi rona merah ini muncul?Tak sempat berpikir panjang, aku mengeluarkan kotak perhiasan yang baru kubeli. Aku meletakkannya di depan

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 4

    Akhirnya, aku bisa mewujudkan keinginanku untuk menikmati tubuh Yulia. Tepat pada saat yang genting, telepon tiba-tiba berdering.Telepon datang di saat yang penting, sungguh menyebalkan. Aku mengabaikannya dan langsung mematikannya.Namun, telepon itu terus berdering dan sangat mengganggu.Aku mengangkat telepon itu. Aku baru saja ingin menjawab dengan marah, tapi ternyata yang menelepon adalah Kesya.Dia masih marah padaku dan mengancam untuk putus denganku. Saat ini tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.Aku pun menahan hasratku dan berbicara dengan suara pelan, "Halo, Kesya. Bagaimana, apa kamu sudah memikirkannya? Cepat pulang dan tinggal di sini lagi denganku."Pacarku di ujung telepon berkata, "Soni, Ibu belum pulang sampai selarut ini. Apa dia ada di tempatmu?"Aku menatap Yulia dengan gugup. Dia berbaring di tempat tidur, menatapku dengan napas terengah-engah. Api hasrat di tubuhnya terus membakarnya.Jika Kesya tahu apa yang terjadi antara kami berdua, konsekuensinya tidak ak

  • Calon Ibu Mertua yang Sangat Perhatian   Bab 3

    "Aku belum menikah dengan Kesya. Kalau kita berdua melakukan ini, juga nggak akan melanggar etika dan moral."Sentuhan lembut di telapak tanganku langsung membuat tingkat kegembiraanku mencapai puncaknya.Aku tidak menyangka, calon ibu mertuaku yang berusia di atas empat puluh tahun, bisa memiliki tubuh yang terawat dan begitu lembut.Benda bulat itu bukan seperti gumpalan lemak, melainkan sensasi serat-serat halus yang berdenyut di telapak tanganku.Wajah Yulia memerah, napasnya menjadi lebih cepat.Dia juga mengeluarkan erangan pelan.Namun, dia masih mengejangkan tubuhnya dan tidak berani bergerak sedikit pun."Tapi, bagaimana kalau Kesya tahu tentang perbuatan kita berdua ini?"Tubuh Yulia terus gemetar dalam pelukanku, antara bersemangat dan malu.Dasar genit, dia sudah tidak bisa menahan diri. Tubuh bagian bawahnya sudah basah kuyup.Aku mengangkatnya, kedua tanganku menopang pantatnya. Dia langsung menjepitku dengan kedua kakinya."Tenang saja, nggak akan ada yang tahu."Saat in

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status