LOGINPacarku akhir-akhir ini sangat tertekan oleh ulahku. Dia sampai menangis dan pulang ke rumah orang tuanya. Melihat pernikahan sudah di depan mata, pacarku memberiku peringatan keras. "Kalau kamu masih sekasar itu, batalkan saja pernikahan ini!" Aku terpaksa mencari calon ibu mertua, memintanya membantuku membujuk pacarku. Malam itu juga, calon ibu mertuaku datang ke rumahku sambil mengenakan baju seksi. Bagian dadanya terlihat penuh dan memikat, hampir menyembul keluar. Belahan samping roknya sangat tinggi, hampir memperlihatkan lekuk pinggulnya yang berisi, dan kaki jenjangnya yang dibalut oleh stoking berwarna kulit. "Kesya nggak bisa memuaskanmu, aku bisa membantumu."
View MoreAku tidak percaya dan berkata padanya dengan nada yang paling putus asa, "Mulai sekarang, bukan kamu yang memutuskanku, tapi aku yang memutuskanmu!"Setelah mengatakan itu, aku meninggalkan rumahnya tanpa menoleh ke belakang.Yulia masih ingin menahanku, aku tahu dia tidak rela melepaskanku.Namun, aku benar-benar tidak bisa menerima kenyataan ini. Keputusanku untuk putus sudah bulat dan tegas.Sejak aku kembali ke rumah, aku sudah memutuskan semua kontak dengan Kesya. Semua barang-barangnya di rumah juga sudah kubuang.Setelah menyendiri di rumah selama beberapa waktu ini, aku tidak merindukan Kesya.Sebaliknya, aku malah semakin merindukan Yulia.Meskipun dia lebih tua dariku, tubuhnya benar-benar luar biasa.Yang lebih penting, dia sangat lembut, mengerti pria, dan tahu apa yang kuinginkan.Bayangannya terus menghantuiku, tidak bisa hilang dari otakku.Hari itu, aku sedang berjalan di jalan. Sebuah mobil mewah, Bentley, melaju dari depan.Mobil itu berhenti melintang di depanku.Aku
Sepanjang jalan, aku dan Yulia sama-sama sangat emosional.Kami pikir aku yang berselingkuh lebih dulu, tapi sekarang tampaknya Kesya mungkin sudah lama berselingkuh.Aku merasa sangat bersalah selama ini.Tak lama kemudian, kami sampai di rumahnya.Kesya bersembunyi di kamar dan tidak mau keluar.Yulia memutar kenop pintu, tapi tidak bisa terbuka.Dia mengetuk pintu dan berkata, "Kesya, ini Ibu. Ibu sudah pulang."Suara Kesya terdengar dari dalam kamar. Suara itu jelas terdengung tegang dan ambigu."Ya. Kenapa Ibu mengetuk pintuku?"Yulia berkata, "Ibu perlu bicara denganmu. Keluar sebentar.""Aku sedang nggak enak badan. Apa nggak bisa besok saja?"Yulia menjadi marah. Dia tidak pernah ikut campur dalam kehidupan pribadi Kesya. Meskipun dia ibu gadis itu, dia memberikan ruang untuk Kesya.Namun kali ini, Yulia tidak mundur."Ada apa di kamarmu? Kenapa kamu bahkan nggak mau membuka pintu?"Kesya mulai kesal."Aku bilang sedang nggak enak badan, Ibu nggak dengar?"Yulia menoleh ke arah
Setibanya di rumah, aku merana dalam kesedihan.Bagaimanapun juga, aku yang melakukan kesalahan pada Kesya. Aku bisa bilang apa jika Kesya membalasku seperti ini?Hanya saja, cintaku pada Kesya itu tulus. Aku tidak rela melepaskannya.Melihat pakaiannya di kamar tidur, yang hanya berjarak setengah meter dari pakaianku. Aku merasa seolah kami sudah menjadi orang asing.Melihat sedikit demi sedikit jejak yang ditinggalkannya di rumah, air mata penyesalan membanjiri mataku.Aku tidak bisa menahan perasaanku dan menangis dengan keras.Saat itu, bel pintu berbunyi.Aku bergegas membuka pintu, ingin melihat apakah Kesya berubah pikiran.Ketika kubuka, ternyata yang datang adalah Yulia.Aku segera menyeka air mata di wajahku dan bertanya dengan pura-pura tenang, "Kenapa kamu datang ke sini?"Yulia masuk tanpa meminta izin.Dia berkata, "Aku sudah dengar masalahmu. Kesya tetap mau putus denganmu, ya?"Aku mengangguk pasrah. Saat ini, aku hanya bisa menaruh harapan pada Yulia."Ibu, tolong buju
Aku langsung lemas dan terduduk di tempat tidur. Masalah macam apa ini?Awalnya Yulia datang untuk membujukku agar berbaikan dengan Kesya, tapi sekarang malah jadi semakin buntu. Tidak hanya tidak bisa berbaikan, tapi justru kemungkinan besar akan putus.Setelah berpikir panjang, aku harus pergi menemui Kesya secara langsung dan meminta maaf padanya. Mungkin dia akan berubah pikiran.Keesokan harinya, aku sengaja pergi ke toko perhiasan untuk membeli perhiasan emas.Lalu aku pergi ke rumah Yulia dan Kesya, untuk meminta maaf secara langsung.Ketika sampai, hanya Kesya yang ada di rumah. Yulia sedang keluar.Begitu aku mengetuk pintu, aku melihat Kesya berdiri di ambang pintu dengan pakaian sedikit berantakan.Terutama wajahnya, terpancar rona merah.Rona merah ini pernah kulihat di wajah Kesya, ketika kami sedang bercinta. Kenapa dia sendirian di rumah, tapi rona merah ini muncul?Tak sempat berpikir panjang, aku mengeluarkan kotak perhiasan yang baru kubeli. Aku meletakkannya di depan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.