Share

Makan malam khusus

Sebelum baca tekan love dan coment ya manteman!

Part: 2

***

Ibu dan Mas Aryo menatapku tajam. Kini aku pasti dibully habis-habisan oleh Ibu.

Sebenarnya aku melakukan cek kesuburan ini, demi menjawab pertanyaan diriku sendiri. Karena aku merasa baik-baik saja dengan kondisiku selama ini.

Ternyata dugaanku memang benar, aku sehat, dan subur. Namun, Mas Aryo begitu malang. Aku tidak sanggup jika Mas Aryo yang harus menanggung beban ini. Maka dari itu biarlah aku yang menutupinya.

"Tuh, kan benar! Tunggu apa lagi, Yo! Kamu harus ceraikan Suci saat ini juga!" ujar Ibu dengan lantang.

Dokter Wiliam sangat terkejut mendengar ucapan Ibu, wajahnya menjadi kembali iba padaku.

Sementara Mas Aryo terlihat tak berdaya. Ia mengajak kami pulang ke rumah terlebih dahulu.

"Sudah, Bu! Lebih baik kita bicarakan di rumah saja," ucapnya sambil berdiri.

Kami pun memasuki mobil kembali. Sepanjang perjalanan Mas Aryo hanya membisu. Aku dapat melihat kekecewaan di balik bola matanya.

Sementara Ibu tak henti-hentinya mengutuk kemandulanku.

Kini kami semua sudah sampai di rumah. Ibu menarik tanganku dengan kasar. 

"Sini, kamu!" ucap Ibu.

Aku terseret masuk, dan dihempaskan di sofa.

Hatiku terasa sakit diperlakukan seperti ini, biasanya Mas Aryo selalu membelaku. Namun, sore ini Mas Aryo hanya diam menyaksikan semua perlakuan Ibu padaku.

"Istigfar, Bu! Allah itu maha kuasa, saya yakin jika kita terus berikhtiar pasti akan diberikan jalannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini," paparku dengan berlinangan air mata.

"Omong kosong!" bantah Ibu, "mandul ya, mandul aja. Gak akan bisa diobati," tambahnya.

"Sudah! Sudah! Saya pusing mendengarnya!" bentak Mas Aryo sembari masuk ke dalam kamar.

Ibu tersenyum puas melihat sikap Mas Aryo yang mendadak berubah padaku.

Dengan cepat aku menyusul Mas Aryo ke kamar. 

"Mas," panggilku pelan sambil mendekat ke arahnya.

"Sudahlah, Dek! Mas mau menenangkan diri dulu."

Aku pun mencoba mengerti dengan sikap Mas Aryo. Mungkin ia masih syok dengan pernyataan dokter.

"Maafkan, aku, Mas! Kebohongan ini terpaksa aku lakukan, demi menyelamatkan nama baikmu," batinku.

***

Malam ini Ibu mertuaku menyiapkan makan malam cukup banyak. Beliau memang sangat rajin memasak. Dulu aku selalu membantunya. Namun, semenjak dua tahun terakhir ini, Ibu menjadi benci padaku, pasalnya tentu karena aku belum juga memberikan dirinya Cucu.

Mas Aryo sudah bersama Ibu di meja makan. Aku menyusul dengan ragu-ragu. Seketika aku terkejut saat melihat Desy datang.

"Silahkan, sayang! Tante sudah masak makanan yang spesial untuk kamu," ucap Ibu begitu hangat pada Desy.

Mas Aryo pun turut tersenyum menyambut kedatangan Desy. Seketika langkahku berhenti. Aku tidak jadi menuju ke sana. Hanya mengintip di balik sudut ruangan.

Aku yakin, Mas Aryo akan memanggilku untuk ikut makan malam. Namun, terlitah mereka sedang asyik menyantap makan malam sambil bercanda riang.

Apa yang tejadi? Mas Aryo bahkan tidak mencari keberadaanku. Dengan langkah yang mulai panas menyaksikan kehangatan mereka. Aku pun turut mendekat dan langsung duduk di sebelah, Mas Aryo.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk di situ?!" hardik Ibu menatap tajam ke arahku.

"Tidak ada, Bu! Saya hanya ingin ikut makan malam saja," sahutku dengan lantang.

"Dasar tidak tau diri, saya mengadakan makan malam ini cuma khusus bertiga saja!" papar Ibu tanpa peduli perasaanku.

Aku sungguh berharap Mas Aryo membelaku malam ini. Namun, berbeda dari sebelumnya, Mas Aryo hanya membisu.

Aku sakit hati mendengar perkataan Ibu. Perutku menjadi kenyang. Aku tidak jadi ikut makan.

Dengan air mata yang berjatuhan, aku berlari masuk ke dalam kamar.

Aku menangis cukup lama di kamar, Mas Aryo bahkan tidak kunjung datang. Ternyata Mas Aryo juga tidak bisa menerima pernyataan Dokter Wiliam. 

Andai kamu tau, bukan aku yang mandul, Mas!

Aku menunggu Mas Aryo cukup lama, namun tidak ada tanda-tanda kemunculannya. Aku pun memutuskan untuk mengecek keluar.

Dengan mata yang masih sembab. Aku berjalan perlahan. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat ....

Bersambung. 

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ruswi Rahmalia
Harusnya jangan sedih, kan pilihanmu untuk berbohong. Coba kamu jujur, ngga akan begitu kejadiannya
goodnovel comment avatar
Sahnaz Hutomo
lagian napa hrs boong sih..dah tau mertua modelan begitu
goodnovel comment avatar
icechoco
ya elah jujur aja si biar mertuanya mati. kan dia sendiri yg Mao mati kl sampe ga punya cucu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status