Share

Patah hati berjamaah

Part: 17

***

Hari ini kami sarapan bertiga, ada degup jantung yang tak bisa aku gambarkan dengan kata-kata.

Aku yakin Rena juga merasakan hal yang sama, karena sedari tadi ia menatap Dokter Wiliam dengan mata yang berbinar-binar.

"Nanti sore jadi kan kita makan di luar?" tanya Dokter Wiliam memecahkan keheningan.

"Em ... i-iya Dok," jawabku gugup.

Rena menatap serius ke arahku, membuat aku semakin salah tingkah.

Setelah selesai sarapan, Dokter Wiliam berpamitan pulang, "saya permisi dulu ya, nanti sore saya akan menjemput kalian."

"Berarti saya juga ikut?" tanya Rena dengan semangat.

"Tentu saja, bertiga akan lebih seru."

Aku tersenyum mendengar jawaban Dokter Wiliam itu, dan aku juga menjadi lega karena Rena turut ikut bersama.

Usai kepergian Dokter Wiliam, aku dan Rena berbincang-bincang tentang hal konyol yang menyenangkan.

"Ci, bagaimana jika kita bersaing dengan sehat untuk mendapatkan hati Doktam?" Rena memulai kekonyolannya.

"Doktam itu apa? Gak usah saingan segala, mending kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status