Share

Chasing the Sexy Nerd
Chasing the Sexy Nerd
Author: Esteifa

INTRO;

--

"Ayo pacaran!"

Siang itu. Di taman belakang sekolah, seorang gadis berseragam putih abu-abu memberanikan diri untuk bertanya. Tidak, bukan hanya sekedar bertanya. Lebih tepatnya ia mengajak, atau mungkin normalnya itu menawarkan sebuah kesepakatan dalam hubungan.

Sebagai salah satu dari banyaknya remahan rengginang yang mengagumi sosok paling berbahaya pesonanya di seantero sekolah ini, Aurora tentu bisa dibilang nekat.

Laki-laki yang sedari tadi fokus membaca buku di tangan pun mendongak, kerut di dahinya tak dapat disembunyikan, menandakan kalau ia terganggu. Mengedar pandangan ke sekeliling taman, memastikan kalau gadis berponi depan yang terlihat pucat ini benar-benar bicara padanya. Setelah yakin kalau ia yang ditembak laki-laki itu pun menghembuskan napas pelan.

Oke. Bukan itu yang penting. Aurora lebih memfokuskan mata untuk tidak menyia-nyiakan bagaimana indahnya paras sang rupawan, laki-laki itu dengan matanya yang tajam memancarkan sorot penilaian tanpa repot-repot menyorot tubuh Aurora dari atas hingga bawah, hidungnya yang mancung, rahangnya tegas, bibirnya terbuka sedikit terbuka dan terlihat cukup... Seksi.

Aurora meneguk ludah ketara. Gadis yang rambutnya dikuncir separuh itu mengedip cepat. Ketara sekali kalau sedang menahan gugup, apalagi dengan bulir keringat yang mulai muncul di pelipisnya, membasahi sebagian poni yang menutupi kening.

Laki-laki berkacamata itu memiringkan badan, membuat Aurora bisa melihat dengan jelas pawakan matang dari teman seangkatan yang levelnya terlalu tinggi itu.

Kok dadanya bisa bidang banget sih! Itu pundak kenapa kayak papan beton? Dia pake Semar Mesem pasti, positif, Rora tiba-tiba ingin bersandar!

"Kita pacaran kalo Lo bisa jawab lima pertanyaan dari gue," ujar laki-laki itu kemudian. Suaranya dalam, agak serak dan itu mampu membuat lutut Aurora lemas. Apalagi dengan tatapan matanya yang tajam tak lepas menatap mata Aurora. Sungguh tidak masuk akal untuk ukuran anak SMA.

Seperti tidak perlu kalimat basa-basi sama sekali.

Aurora mengangguk kaku. Jemarinya meremas tepian rok span yang ia gunakan.

Lelaki berambut hitam legam itu menutup buku yang ada di tangannya, suaranya tidak ramah namun juga tidak terdengar judes, selalu seperti ini, sebiasa ini. Tanpa emosi berlebih.

"Raja pertama kerajaan Majapahit?"

Aurora mengedip lambat.

Mungkin sudah menjadi rahasia umum kalau laki-laki itu merupakan seorang pelajar yang berhasil. Langganan rangking satu tiap semester, selalu ikut olimpiade dan menang juga, terkenal ambisius, tidak terkalahkan, tidak mudah didekati. Dan tentu, lelaki yang seperti itu tidak sulit mendapatkan perhatian dari lawan jenis.

Para gadis suka laki-laki tipikal tokoh fiksi begini.

Dan sudah menjadi rahasia umum juga kalau dia selalu menanyakan pertanyaan itu disaat ada cewek yang mengajaknya berkencan.

Lima pertanyaan. Kalau berhasil. Mereka pacaran.

Sayangnya hingga saat ini. Belum ada satu pun cewek yang bisa menjawab lima soal yang Dante berikan dengan benar. Beberapa sudah kalah di pertanyaan nomor satu, beberapa lagi kalah di pertengahan. Intinya, belum ada yang bisa menjadi pacar laki-laki yang terkenal sebagai sexy nerd ini.

Aurora meringis. Jantungnya berdetak keras sekali. Tak berapa lama Aurora melebarkan mata, dengan yakin ia menyerukan satu nama.

"Bandung Bondowoso!"

Apa?

Jangan terkejut.

Sudah rahasia umum juga kalau Aurora Jasmeen merupakan golongan murid dengan peringkat satu tingkat diatas kerak bumi. Berani-beraninya cewek yang rangking terakhir di sekolah mengajak Dante Andromeda berpacaran!

--

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status