Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku juga sedang tak ada acara atau pun rencana di luar. Jadi dari pagi aku hanya rebahan saja di kamarku sambil memainkan ponselku. Sampai pada akhirnya otakku tiba - tiba mempunyai ide untuk membuka aplikasi belanja online. Iseng aku mengetik kata kunci di kolom pencarian."Kostum Sexy."Hanya dalam hitungan detik, muncul beberapa pilihan baju - baju wanita yang terlihat minim dan seksi. Aku menggeser layar ponselku ke atas beberapa kali. Sampai akhirnya aku melihat sebuah baju yang bermodelkan baju anak SMA di negara Jepang. Baju yang sering aku lihat di video dewasa yang sering ku tonton. Aku lalu iseng membuka toko yang menjual baju tersebut."Hmm... lucu juga ini baju, kira-kira dipakai siapa ya?" batinku.Aku melihat harga baju tersebut, tidak sampai 200 ribu. Aku berpikir sejenak sembari mencoba membayangkan siapa yang bakal cocok memakai baju tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli baju anak SMA
Aku mulai mendekati kedua gadis yang sedang duduk di hadapanku. Saat aku sedang berpikir bagaimana caranya bermain dengan mereka berdua, tiba - tiba saja akal sehatku mengambil alih sejenak. "Tunggu dulu... kalau aku bermain dengan gadis - gadis ini, teman - teman mereka akan curiga, karena mereka berdua sangat lama berada di toilet, dan pasti akan ada yang datang untuk mencari mereka berdua." pikirku. Aku mengelus - elus daguku sendiri, berpikir beberapa kali, sampai akhirnya aku memutuskan untuk menunda permainanku dengan kedua gadis ini. Namun masalahnya, kedua gadis di depanku ini sudah terlanjur terkena mantra dari cincin penggoda. Badan mereka bergerak - gerak manja sambil sesekali manatapku dengan mata sayu mereka. "Ahh sial... sebenarnya ini kesempatan emas, tapi aku tak mau mengambil resiko." gumamku. Akhirnya dengan sangat berat hati, aku membisikkan sesuatu ke kedua telinga gadis SMA di depanku ini. Setelah masing - masing mendapatkan perinta
"Mana ya?" "Ahh ini dia." gumamku. Aku lalu mengambil sebuah memory card dari dalam laci meja belajar di kamarku. Aku kemudian memasukkannya ke dalam laptopku. Setelah beberapa saat, aku memasang headset dan memakainya. Aku membuka sebuah file, file yang berisi video rekamanku saat melakukan balas dendam pada Sandra beberapa waktu lalu. Aku berencana mengedit video itu dan mengirimkannya pada pacarnya Sandra. Aku ingin melihat bagaimana reaksi mereka saat tahu video itu. Aku berencana untuk menaruh memory card pada sebuah amplop polos saat nanti datang di acara pernikahan Sandra. Ada kemungkinan mereka bisa bercerai karena video itu, namun memang itulah rencanaku, menghancurkan kisah cinta Sandra, sama saat dia menghancurkan hatiku dulu. Melihat videoku dengan Sandra lagi membuat tubuhku panas dingin, namun aku menahannya karena saat ini tak ada mangsa yang bisa aku terkam. Setelah selesai mengedit, aku lalu menyimpannya pada memory card yan
"Rul...!" Aku menghentikan langkahku lalu menoleh ke belakang. Aku melihat Santi dengan setengah berlari mencoba menyusulku. "Ngapain lari-lari gitu?" ujarku. Meskipun aku menikmati pemandangan saat Santi berlari tadi, karena ada yang naik turun di balik kaos hitam yang dipakainya. "Aku nebeng pulang ke kontrakan dong?" "Ohhh... ya sudah ayo." ajakku. Aku dan Santi lalu berjalan berdua menuju tempat parkir sepeda motorku. "Minggu depan siap Rul?" tanya Santi. "Aduh, siap enggak siap sih." jawabku. "Kamu lihat sendiri tadi pas presentasi, kelompok ku ancur banget, haha." tambahku. "Iya deh, kalian tadi keliatan banget gak kompak. Kok bisa gitu sih?" tanya Santi. "Ya bagaimana mau kompak, kumpul aja cuma sekali buat kerjain. Itu pun cuma aku sama Irsyad, yang lain mah cuma numpang nama." ujarku sambil tersenyum kecut. Tak berapa lama kemudian kami sudah sampai di parkiran sepeda motor. Aku dan Santi lalu naik dan mula
Aku membuka mataku perlahan, sayup sayup kudengar suara berisik di telinga. Tanpa basa basi aku langsung beranjak saat kutahu asal bunyi itu adalah alarmku. Segera aku bergegas menuju kamar mandi dan berganti pakaian setelahnya. Hari ini adalah hari yang penting, perjuanganku selama beberapa bulan untuk mendekati Sandra, teman satu jurusanku di kampus akan menemui titik terang. Aku berencana untuk menyatakan perasaanku pada Sandra.Setelah semua rapi, aku mengambil kunci dan segera menaiki motor matik kesayanganku. Beberapa menit kemudian aku sudah meluncur menuju cafe tempat aku akan bertemu dengan Sandra.Di jalan aku komat-kamit membayangkan percakapanku dengan Sandra nanti, aku latihan untuk mengatakan perasaanku dengan kalimat terbaik.Sekitar 15 menit kemudian aku sampai di cafe tempat yang di janjikan. Segera aku masuk dan memilih tempat duduk di pojokan cafe tersebut. Beberapa menit kemudian seorang pelayan mendatangiku."Selamat datang kakak, sil
Aku rebahan di kamar kostku. Aku melihat langit - langit kamarku sambil memikirkan kata-kata kakek aneh sore tadi. Aku lalu mengambil cincin di dalam kotak kecil yang ku taruh di atas meja belajarku."Apa benar cincin ini bisa melakukan... Hmmm... apa aku coba saja ya?" gumamku dalam hati.Aku lalu mencoba memakai cincin itu, ukurannya pas sekali dengan jariku."Aku coba pada siapa ya?" pikirku.Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar kostku. Aku segera membuka pintu kamarku, ternyata itu Avika, anak ibu kost.Avika adalah anak kedua dari ibu kostku. Dia masih duduk di kelas 1 SMA. Rambutnya hitam lurus panjang tergerai. Wajahnya manis dengan pipinya yang tembem. Kulitnya agak kecoklatan namun mulus, tak ada bekas luka."Kak, maaf mengganggu, ini ada kue sisa acara rapat PKK tadi." ujar Avika."Ahh kebetulan sekali." gumamku dalam hati.Aku lalu menerima kue yang diberikan oleh Avika.Di bawah piring tanganku mengus
Aku membuka mata perlahan, kulihat sinar matahari sudah masuk menerobos sela-sela jendela kamarku. Aku mencari ponselku di samping bantalku, kulihat layarnya menunjukkan pukul 7.30 pagi. Aku lalu bangun dengan sedikit rasa malas. Hari ini aku ada kuliah jam 8.30. Tapi aku harus bersiap-siap satu jam lebih awal karena jarak kampus dan rumah kost ku yang lumayan jauh. Setelah mandi dan berganti pakaian, aku segera menuju parkir motor. Aku berjalan melewati rumah utama Ibu kostku. Aku lalu berpapasan dengan Avika. Aku sedikit gugup saat melihatnya, karena otakku langsung membayangkan adegan panas kami berdua semalam. Tapi tanpa di duga, Avika hanya tersenyum menyapaku tanpa berkata apa-apa. Aku terkejut, ternyata memang efek cincin penggoda ini sungguh hebat."Kok belum berangkat sekolah Vik?" tanyaku basa-basi."Iya kak, lagi libur soalnya gurunya ada rapat." jawabnya.Dia lalu menunduk dan berjalan menjauh masuk ke dalam rumah utama. Dia bersikap seolah tak perna
"Kapan mulai ngerjain nih?"Santi terlihat sedang berpikir, bola matanya berputar."Sabtu malam gimana?" usul Santi."Sabtu besok ini ya? kamu enggak ada acara?" pancingku."Acara apa? malam mingguan? sama siapa? orang jomblo begini." kata Santi."Ehh masa sih Santi si primadona jurusan ilmu komunikasi ini masih sendiri?" godaku."Dih ngeledek... ya udah mau apa enggak nih sabtu?" kata Santi jutek."Iya iya... ngerjain dimana?""Di rumah kontrakanku aja ya?""Boleh..." jawabku bersemangat."Ya sudah, besok kabarin ya."Santi lalu pergi berlalu. Aku melihat Santi berjalan menjauh sampai akhirnya dia menghilang di kerumunan mahasiswa lain. Fokusku sekarang cuma satu, mencari momen yang tepat untuk mengeksekusi Santi. Kalau efeknya sama seperti Avika kemarin, bisa gawat jadinya.Aku lalu berjalan menuju parkiran kampus. Kebetulan kuliah hari ini cuma pagi saja, jadi selesai kelas bisa langsung pulang la