공유

Bab 3

작가: Jannah Raudhah
Tubuhnya berotot dan terlihat sangat kekar.

“Gimana… kalau aku ambil sendiri saja….”

Jakunnya bergerak naik turun, menelan ludah dengan kuat.

Dia melangkah cepat mendekatiku.

Namun, dia bukan datang untuk mengambil sabun, setelah melangkah beberapa langkah cepat, dia berdiri di belakangku.

Pantatku hampir bisa merasakan hawa panas yang dia keluarkan dan aku pun mulai merasakan ketegangan di tubuhku.

Detik berikutnya, sepasang tangan besar memeluk pinggangku dengan sentuhan yang kasar dan kuat.

Aku seperti terbangun dari mimpi buruk dan ketakutan membuatku mundur perlahan, “Jangan….”

Aku segera meraih pakaianku untuk menutupi tubuh, lalu mundur ke sudut ruangan.

Belum sempat aku bereaksi, dia langsung maju dan dengan kuat menarikku ke pelukannya.

Di hadapannya, aku seperti seekor anak ayam yang lemah.

Meski aku berusaha melawan dan berontak, semuanya terasa sia-sia dan malah membuatnya semakin bersemangat….

Aku menyerah, menutup mata dan memutuskan menerima apapun yang akan terjadi.

Namun, beberapa menit berlalu, tidak ada gerakan apapun….

Aku membuka mata dan melihat dia menatapku dari atas ke bawah, terutama bagian intimku.

Dia terlihat seperti belum pernah melihat wanita sebelumnya….

Tatapannya seolah akan menembus diriku, aku malu sampai wajahku memerah. Aku meletakkan lengan di depan dadanya dan dengan malu mengatupkan kedua kaki.

Aku bahkan melihat keraguan dan juga sedikit kebingungan di tatapan matanya.

Aku pun agak bingung dan bertanya, “Kamu laki-laki, ‘kan?”

Saat aku masih bingung, dia pun menunduk dan mencium bibirku.

Sudah lama bibirku tidak disentuh pria dan saat dia menciumku, tubuhku langsung merinding.

Setelah berontak sedikit sebagai formalitas, aku pun mulai menikmati perasaan yang sudah lama tak kurasakan ini.

Setelah sekian lama tertahan oleh tekanan moral dalam hatiku, rasa malu karena hal terlarang ini membuatku sedikit terbawa perasaan.

Namun, dia terlihat belum begitu mahir, ciumannya terasa seperti sedang menggigit bibirku.

Aku ingin lebih inisiatif, tapi tak kuat menahan rasa bersalah dalam hati.

….

Saat aku sedang larut dalam perasaan itu, tiba-tiba dia berhenti.

Aku belum sempat bereaksi, dia buru-buru mengenakan pakaian.

Setelah aku memakai bajuku, dia malah menggendongku dan melintasi area proyek, lalu membawaku ke asramanya.

Saat pintu kamar terbuka, bau keringat asam yang menyengat langsung tercium. Dia melemparkanku ke ranjang yang penuh dengan barang berserakan, lalu melepaskan pakaiannya sampai telanjang bulat.

Matanya memerah saat menatapku di atas ranjang.

Aku tidak melawan, seolah memberikan persetujuan.

Bagaimanapun, aku juga seorang wanita. Aku sudah menahan begitu lama, siapapun pasti tak akan tahan….

Namun, dia sangat kaku, membungkuk dan berusaha lama sekali baru bisa membuka bajuku dengan susah payah.

Terlihat belum pernah menyentuh wanita sebelumnya.

Padahal dari penampilannya, usianya mungkin sudah tiga atau empat puluhan, mana mungkin masih perjaka?

Setelah melepas habis bajuku, dia seperti mengagumi sebuah karya seni saat menyentuh dadaku yang berisi.

Setelah mencium seluruh bagian atas tubuhku, dia membuka kedua kakiku dan aku pun mengapit pinggangnya.

Mungkin karena gerakan ini membangkitkan hasratnya, dia pun langsung menurunkan celanaku sampai lutut, lalu terpaku menatap area di antara kakiku.

Aku sedikit malu, lalu mengangkat tangan untuk menutupi pandangannya.

“Bisa lebih cepat nggak….”

Suaranya terdengar bergetar, setiap kata diakhiri dengan desahan halus.

Dia seperti banteng yang penuh tenaga, tiba-tiba menarikku ke bawah tubuhnya dan dengan kasar membuka kedua kakiku lebar-lebar….

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 10

    Usai bicara, Andre malah mendekatkan kepalanya ke arah Dento.Aku khawatir terjadi sesuatu, jadi reflek menarik lengan Andre dari belakang.“Kenapa? Nggak berani? Dikasih kesempatan malah nggak dimanfaatkan?”Saat sedang sombong-sombongnya, palu di tangan Dento tiba-tiba menghantam tembok di samping mereka, hingga terdengar suara ‘duk’ yang keras.Andre jelas terkejut, reflek memundurkan beberapa langkah.“Dento! Kamu benaran?! Gila! Kaget aku! Kalau palu itu benaran kena aku, kamu bisa tanggung jawab?!”“Lepaskan dia….”Ujar Dento setelah terdiam lama, sambil menunjuk ke arahku.“Masih kekeh mau jadi pahlawan kesiangan?”“Dia itu janda, apa sih istimewanya?”“Cari wanita untuk ditiduri itu sangat mudah sekarang….”Belum selesai Andre bicara, tiba-tiba Dento mengayunkan palu lagi. Ujung palunya melewati ujung hidungnya, nyaris mengenainya….Melihat Dento benar-benar menyerang, Andre langsung panik dan kabur terbirit-birit.Melihatnya lari, Dento pun mengejarnya sambil membawa palu.Sem

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 9

    “Karena kamu nggak patuh, terpaksa aku harus pakai cara yang lebih keras….”Andre melambaikan tangannya. Anak buahnya langsung paham dan mendorongku ke ranjang.“Tolong… tolong….”Aku berteriak sekuat tenaga, tapi tidak ada respon sama sekali dari luar.Andre menyeringai, senyumannya terlihat menakutkan.“Percuma teriak, pintu dan jendela sudah kukunci semua. Jangan sampai capek berteriak, nanti malah nggak ada tenaga untuk melawan….”Aku didorong sampai ke tepi ranjang, lalu anak buahnya mendorongku kuat-kuat hingga aku terjatuh di atasnya.Baru saja mau berdiri, Andre langsung menindih tubuhku.Aku berusaha melawan, tapi dia malah menampar pipiku keras-keras, panasnya langsung terasa menyengat.“Dasar janda! Sok suci! Dikasih uang malah menolak, sampai harus pakai kekerasan. Dengarkan baik-baik, ini semua akibat ulahmu sendiri!”“Jangan harap bisa dapat uang lagi kali ini!”Anak buah Andre menahan tanganku erat-erat, aku pun tak bisa bergerak sama sekali.Andre langsung mendesah pela

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 8

    Aku berdiri di tempat, menghirup udara segar dalam-dalam, rasanya seperti baru mendapat kehidupan kembali.Karena tak berani kembali ke asrama, akhirnya aku duduk begitu saja di tempat ini.Meski tubuhku sudah tenang, pikiranku masih penuh gejolak.Ternyata Dento sampai masuk rumah sakit, karena mencoba melindungiku dari Andre.Apa mungkin dia benar-benar punya perasaan padaku?Padahal hari itu jelas-jelas kami tak melakukan apapun….Semakin kupikirkan, semakin aku bingung. Tapi satu hal yang pasti, Dento memang berusaha melindungiku saat itu.Yang artinya, dia terluka gara-gara aku.Setelah merenung cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk menjenguk Dento di rumah sakit.Keesokan paginya, aku mencari tahu rumah sakit tempat Dento dirawat dari rekan kerja. Setelah cuti, aku pun berangkat dari lokasi proyek.Di perjalanan, aku sempat membeli beberapa barang untuk dibawa, lalu naik mobil menuju rumah sakit.Tapi yang tak kusangka, waktu sampai di depan pintu kamar rawat, ternyata ada or

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 7

    Saat aku berusaha menarik sedikit bajuku, tiba-tiba Andre masuk dan langsung mengunci pintu dari dalam.Aku belum sempat bereaksi, dia sudah menarikku ke dalam pelukannya.Satu tangannya menyusup masuk ke balik bajuku dan meremas dadaku dengan kasar, membuatku kesakitan hingga spontan mendorongnya menjauh.Namun, wajahnya malah terlihat semakin bersemangat.Dengan langkah cepat, dia langsung menerkamku dan menjatuhkanku ke atas ranjang.Aku mulai kesal, tapi tenagaku sama sekali tak sebanding dengannya.Dia menekanku di bawah tubuhnya, aku sama sekali tak punya kesempatan untuk melawan.“Bang Andre, jangan….”Namun, dia tetap tak mau mendengar, satu tangan merayap masuk ke dalam bajuku. Matanya menatapku seperti sedang mempermainkan mangsa yang baru saja ditangkap.“Masih tahu memanggilku Bang Andre? Bagus….”“Katanya kamu janda, ‘kan?”Usai bicara, dia mendekatkan hidungnya ke leherku dan menghirupnya dengan rakus, “Katanya para janda itu punya nafsu yang kuat, aku bisa membantumu har

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 6

    Dan pertengkaran kali ini ternyata hanya karena seorang janda sepertiku.Pemandangan ini terasa begitu aneh dan lucu.Aku terjebak di tengah kerumunan, lemah dan tak berdaya.“Dento, aku bilang satu kali lagi, sebaiknya jangan ikut campur!”“Dia bukan istrimu, untuk apa kamu ikut campur? Hanya karena sudah tidur sekali saja? Jadi sudah posesif?”“Biar kubuktikan sendiri, emangnya ada apa di balik dua gundukan itu, sampai bisa membuatmu begitu tergila-gila?!”Mendengar kata-kata itu, terlihat tangan Dento mengepal erat. Dia mencengkeramnya dengan sangat kuat.“Namamu Kiana, ‘kan? Kalau kamu tahu diri, mending datang sendiri. Tenang saja, aku pasti nggak bakal merugikanmu. Aku bakal membuatmu merasakan kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan. Siapa tahu, kamu malah jatuh cinta padaku nantinya.”Begitu kalimat itu diucapkan, tawa liar langsung pecah di kerumunan.Belum sempat aku bereaksi, Dento sudah melayangkan tinju dan menghantam wajah Andre.Darah langsung mengucur dari hidungnya.

  • Cinta Bersemi Di Lokasi Proyek   Bab 5

    Setelah bajuku basah keringatan, bagian atas tubuhku nyaris terlihat jelas dari luar.Terutama bagian dadaku, dua gundukan itu hampir membuat kain bajuku sobek karena sangking ketatnya.Aku langsung malu dan tak tahu harus bagaimana.Seketika, wajah dan telingaku sampai memerah.Dalam kepanikan, aku buru-buru menyilangkan tangan di dada.Lalu, berdiri dan bersiap untuk pergi dari sana.Namun tiba-tiba, sepasang tangan dari belakang menarikku dengan paksa, bahkan menyeretku ke dalam pelukannya.“Berlagak suci? Aku lihat sendiri kamu keluar dari kamar Dento semalam. Badan sebagus ini… temani aku semalam, aku bakal kasih uang….”Mendengar kata-katanya, aku langsung terpaku di tempat dan menggeleng ketakutan.Dia mendekatkan mulutnya ke telingaku, “Masa kamu mau sama si Dento yang lemah itu, tapi nggak mau samaku? Tenang saja, aku jauh lebih garang….”Detik berikutnya, tangannya mulai meraba-raba punggungku dengan sembarangan.Aku gemetaran dan spontan mundur beberapa langkah, lalu berbali

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status