Share

Luka Sagar

Author: Missia
last update Last Updated: 2024-04-01 16:43:49

Pria itu ingin sekali menepis tangan Bella seperti yang tadi ia lakukan. Namun, tenaganya sudah habis hanya untuk membuatnya tetap berdiri dan tidak kehilangan kesadarannya. Maka dari itu, Sagar membiarkan tangan sejuk Bella menyentuh kulitnya.

“Kamu harus segera diobati. Ayo, kembali ke kamarmu!” ajak Bella. Wanita itu dengan sabar membawa Sagar yang menopang setengah berat tubuh pada dirinya.

Meski keberatan, tetapi Bella tetap membawa Sagar kembali ke kasurnya.

Tubuh berat Sagar sudah kembali berbaring di atas kasurnya. Ternyata, cukup lelah juga membopong badan pria kekar meski hanya beberapa meter saja. Atasan kaos Bella sudah basah dengan keringatnya.

“Ha … us …,” lirih Sagar. Tujuan awalnya ke dapur adalah untuk minum, tetapi ia justru mendapatkan semburan air dingin di wajahnya.

“Tunggu sebentar!” Bella segera berlari kecil ke dapur dan mengambil satu teko penuh berisi air hangat dengan madu dan lemon, juga segelas air putih jika Sagar membutuhkannya.

Sagar meminumnya dibantu dengan Bella. Wanita itu bahkan mengganti atasan Sagar yang basah, entah karena keringat maupun bekas air semburannya. Napas Bella tertahan saat ia mendapati betapa banyaknya luka lebam yang ada di tubuh Sagar. Bella mengoleskan obat pereda nyeri pada bagian tubuh yang lebam itu, lalu membantu Sagar memakai piyamanya yang baru.

Napas Sagar terdengar sangat berat dan menderu. Matanya terpejam sangat erat dengan alisnya yang mengerut. Meski terlihat seperti tertidur, Sagar tampak tidak nyaman.

“P-papa … Mama ....”

Gerakan tangan Bella terhenti saat mendengar Sagar mengigau. Ia menatap pria yang bergerak dengan gelisah itu. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Keringat sebesar biji jagung menghiasi dahi Sagar meski berulang kali Bella mengusapnya dengan kompres air hangat.

“Ku-kumohon … jangan … per … gi.”

Rasa iba datang menghampiri Bella. Yang wanita itu tahu, Sagar memang sejak kecil dirawat bersama dengan Kakek Zoku karena kedua orang tuanya yang meninggal dikala Sagar masih belia. Meski saat ini Sagar berusia 30 tahun, tetapi pasti masih ada sisi di mana pria ini merindukan kasih sayang dari orang tuanya.

Igauan Sagar semakin parah dan terlihat sekali jika pria itu sedang bermimpi buruk. Berulang kali Bella menggoyangkan bahu Sagar agar pria itu tersadar, tetapi Sagar tidak kunjung membuka matanya.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Bella pada dirinya sendiri.

Sebuah ide terlintas dalam benak pikirnya. Dengan ragu-ragu, Bella menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Sagar, sementara tangannya yang satu lagi mengusap pelan kepala pria itu.

“Tuan … Tuan …,” panggil Bella dengan suara lembut. Ajaib, gerakan Sagar yang awalnya tidak tenang berangsur-angsur tenang. “Tidak apa-apa, sekarang ada aku di sini ....”

Entah keberanian apa yang sedang merasuki Bella saat ini hingga membuatnya berani melakukan hal ini pada pria yang sangat membencinya itu. Yang ada di pikiran Bella hanyalah bagaimana membuat Sagar tertidur dengan tenang.

“Sekarang kamu tidak sendirian,” hibur Bella sekali lagi. Tangannya tidak berhenti menenangkan Sagar.

“Aku … tidak sendirian?” Mata jelaga itu terbuka sedikit, menatap Bella yang terkejut karena Sagar yang terbangun. Mata yang biasanya menatapnya dingin itu kini berkaca-kaca seperti halnya anak kecil yang ingin menangis.

“Iya … Tuan Sagar tidak sendirian. Ada Kakek Zoku, Bibi Hana, dan … aku di sisimu,” ucap Bella.

“Benarkah?” tanya Sagar dengan suara parau. Kini, Bella yakin jika Sagar sedang mengigau dan tidak seratus persen sadar. Bella mengangguk menjawabnya. “Apa buktinya kalau kamu ada di sini?”

Bella mengernyit, tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh pria itu. Tatapan mata Sagar menatap kedua mata Bella tanpa berkedip dan berhasil membuat sang pemilik kelabakan–salah tingkah.

Tiba-tiba, tangan Bella dengan cepat melingkar di badan Sagar. “Ini buktinya. Kalau Tuan Sagar merasa kesepian, saya akan selalu berada di sisi Anda dan terus memeluk Anda seperti ini sampai Anda tidak lagi merasa kesepian!”

Tidak ada jawaban dari Sagar. Pria itu tampak melamun, menatap jauh entah ke mana. Perlahan, mata itu kembali terpejam dan kini suara deru napasnya mulai beraturan.

Cukup lama Bella dalam posisi mendekap pria itu sembari menunggu Sagar benar-benar terlelap. Bella takut gerakan kecil bisa membuat Sagar terbangun. Namun sebenarnya, yang lebih Bella pusingkan saat ini adalah detak jantungnya yang kacau dan membuat wajahnya terasa panas.

Belum selesai dengan itu, tangan kekar Sagar bergerak membalas pelukan Bella, membuat Bella semakin tidak bisa bergerak ke mana-mana.

***

“Apa yang terjadi semalam?” bisik Sagar entah pada siapa.

Pria itu terbangun dengan rasa pusing, tetapi badannya terasa lebih baik daripada semalam. Rasanya, demam tinggi itu mulai menghilang meski belum benar-benar pergi.

Sebuah tangan ramping melingkar di pinggang Sagar. Pantas saja Sagar merasa ada beban yang tidak biasa. Ternyata itu adalah istrinya yang sedang tertidur dengan memeluknya.

“Hah?” Akhirnya Sagar tersadar sepenuhnya. Sagar pikir penglihatannya sedang terganggu, tetapi saat tangannya menyentuh wajah damai Bella, Sagar jadi yakin jika Bella memang tidur di sampingnya, memeluknya.

“Hei, bang–”

“Nggh, sebentar saja,” racau Bella dengan mengambil tangan Sagar yang menyentuh bahunya.

Pria itu terdiam dan hanya bisa menghela napas panjang. Badannya masih terasa sakit dan kekuatannya belum kembali seratus persen. Ia ingin menggeser tubuh Bella, tetapi melihat betapa nyenyaknya tidur Bella membuat pria itu mengurungkan niatnya. Matanya diam-diam mencuri pandang ke arah istrinya.

Wajah Bella itu cantik, enak dipandang, dan Sagar baru menyadari hal itu sekarang. Deru napas Bella yang tenang entah mengapa memberikan sensasi tersendiri bagi Sagar.

Tanpa sadar, seulas senyum tipis tercipta di bibir Sagar. Tangannya perlahan berusaha melepaskan diri dari genggaman Bella dan bergerak menyentuh wajah wanita itu, menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandangan Sagar pada wajah Bella.

“Nggh.” Satu keluhan lagi-lagi tercipta dari Bella. Sagar segera menarik tangannya yang dengan jahil menjelajahi setiap inchi wajah Bella. Mata itu perlahan-lahan bergerak, menandakan jika Bella akan segera tersadar.

Kepanikan melanda Sagar. Tanpa berpikir panjang, ia segera merebahkan badannya dan memejamkan mata, berpura-pura masih tertidur.

Tebakan Sagar ternyata benar. Kasur yang bergoyang pelan menandakan jika Bella sudah bangun dari tidurnya. Sama seperti Sagar yang terkejut dengan keberadaan Bella di sampingnya, Bella pun demikian. Wajah wanita itu memerah seperti tomat saat ia berusaha menarik tangannya yang dengan lancang memeluk Sagar. Ia semakin terkejut saat melihat ternyata Sagar juga balas memeluknya.

Diam-diam Bella melirik Sagar yang ia kira masih tertidur. Wajah tampan suaminya dengan rambut acak-acakan benar-benar seksi, dan Bella mengakui hal itu. Tidak mau terlarut dalam detak jantungnya yang berisik, Bella berusaha melepaskan diri dari Sagar.

'Apa sih yang aku lakukan semalam?' rutuk Bella pada dirinya sendiri. Ia memegangi wajahnya yang panas dan segera keluar dari kamar Sagar. Tak lupa, ia meminta Bibi

Diana untuk menyiapkan makanan yang mudah ditelan dan obat pereda sakit untuk Sagar.

***

Beberapa hari setelahnya, Sagar sudah bisa bergerak dengan bebas. Demamnya sudah turun dan lebam-lebam di badannya mulai berkurang hampir sepenuhnya. Sagar juga sudah mulai kembali bekerja dan bersikap seperti biasa.

Akan tetapi di sisi lain, Bella justru merasakan sebaliknya. Ia sering mengeluh mual dan sering merasa pusing. Pernah suatu hari ia terpaksa tidak masuk kerja karena badannya yang terasa lemah.

Tak hanya itu, perasaan Bella juga suka naik-turun, tidak jauh beda dengan roller-coaster. Pagi hari dia akan sangat senang, lalu siang hari ia akan berubah sedih. Ia sering menangis diam-siam saat melihat hal sepele seperti kucing yang terlantar atau kesal karena mengingat gosip Sagar dan Laura.

Ting!

Notifikasi dalam ponsel Bella menarik perhatian wanita itu. Terlihat kalimat yang memberitahukan jika jadwal datang bulannya tidak juga datang dan mengingatkannya untuk segera mengecek badannya.

“Ternyata sudah terlambat sampai berminggu-minggu,” gumam Bella yang baru menyadarinya.

Malam di mana Bella menghabiskan waktunya dengan Sagar segera muncul dalam benaknya. Bella segera menggelengkan kepala saat membayangkan sesuatu.

'Tidak, tidak mungkin aku hamil, kan?!' batin Bella tidak percaya.

Bella memberanikan diri untuk mencoba testpack yang ia beli sepulang dari kerja. Pikiran Bella mendadak kosong saat melihat hasil yang tertera di sana.

Ada dua garis merah samar-samar menunjukkan keberadaan janin dalam kandungan Bella.

"Ini, tidak mungkin ...."

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Datang Terlambat   Happy Ending

    Bella tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya. Ia bahkan sampai mencubit pipinya sendiri agar ia percaya jika apa yang ada di depannya adalah kenyataan, bukan bagian dari bunga tidurnya.“Kak Sagar benar sudah sadar?” tanya Bella. Ia benar-benar tidak percaya meski sudah mencubit pipinya sendiri.Sagar yang ada di hadapan Bella terkekeh. Ia menyentuh pipi Bella dan menarik wajahnya untuk mendekat. Kecupan singkat di bibir Bella membuatnya bisa merasakan kehangatan dari bibir Sagar.“Apa masih belum percaya?” goda Sagar.“Kak Sagar,” panggil Bella sekali lagi. Kini dengan suara bergetar karena menahan tangis.Sagar tersenyum lembut. “Sudah lama aku tidak mendengar panggilan itu. Waktu awal menikah, aku ingat kamu memanggilku seperti itu. Oh, tunggu dulu … kalau tidak salah, ketika kamu kecil, kamu juga memanggilku begitu.”Mata Bella melebar. “Kak Sagar ingat?”“Tentu saja. Aku punya ingatan yang baik.” Sagar kembali tertawa saat melihat wajah Bella yang mendadak memerah.Bel

  • Cinta Datang Terlambat   Hukuman

    “Iya, Gabriel. Papamu masih istirahat. Doakan dia cepat sembuh, ya?” ucap Bella dengan suara bergetar. Ia bangkit dan membawa Gabriel menuju Sagar. Ia mendudukkan Gabriel di sisi sang Papa.Dengan polosnya, Gabriel merangkak mendekati wajah Sagar dan menepuk-nepuk pipinya pelan. Tingkahnya itu mau tidak mau membuat Bella menarik senyum.“Bilang pada Papa untuk cepat bangun, ya? Bilang kalau Gabriel mau bermain lagi dengan Papa,” bisik Bella di telinga Gabriel.Seolah mengerti, Gabriel kini menggeser tangannya untuk menyentuh dada Sagar. Ia menggoyangkan tubuh Sagar dengan kekuatannya yang sangat lemah itu. Sesekali Gabriel memanggil ‘papa’ dengan mulut kecilnya. Ia seperti ingin membangunkan Sagar. Entah lelah karena Sagar tidak kunjung bangun atau apa, Gabriel tampak cemberut. Ia memilih untuk membenamkan wajahnya di dada Sagar dan diam di situ.“Gabriel mau tidur dengan Papa, ya?” ucap Bella dengan sedikit menahan tawa.Sebenarnya, Bella ingin meletakkan Gabriel di sisi Sagar tetap

  • Cinta Datang Terlambat   Menunggu

    Bryan melompat dari tempat duduknya ketika mendengar bahaya menghampiri Sagar. “Tuan Sagar tertembak? Bagaimana bisa?”Sebenarnya, ini bukan kali pertama Sagar tertembak. Dulu, saat melawan musuh-musuhnya, beberapa kali Sagar terkena tembakan. Beruntungnya, Sagar masih selamat hingga saat ini.“Iya, Tuan Sagar tertembak oleh Stefany. Wanita gila itu awalnya ingin menembak Nyonya Bella, tetapi Tuan Sagar dengan cepat melindungi Nyonya Bella. Jadinya, Tuan Sagarlah yang tertembak,” jelas William.Bryan menghela napas panjang dan geleng-geleng kepala. “Sudah kuduga kalau wanita itu memang sama gilanya dengan Laura! Untung sekali dia sudah ditangkap. Biarkan dia mendekam dalam penjara bersama si jalang itu!”William yang mendengar omelan Bryan hanya bisa tertawa kaku. William tahu jika Bryan sangat membenci wanita-wanita yang mendekati Sagar. Kebanyakan dari mereka adalah penjilat yang hanya mengincar harta maupun fisik Sagar. Namun, entah mengapa Bella punya aura yang berbeda, jadi merek

  • Cinta Datang Terlambat   Pembuktian

    Mata Bella terpejam erat. Padahal ia hanya ingin menggapai Sagar dan merasa aman di sisinya. Namun, suara tembakan yang mengarah kepadanya, serta teriakan Sagar yang memanggil dirinya, membuat Bella meringkuk ketakutan. Ia sudah siap merasakan rasa sakit dari tembakan itu.Akan tetapi, setelah beberapa detik setelah tembakan terdengar, Bella tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Yang ia rasakan justru rasa hangat dari pelukan yang tidak asing baginya.“Kak … Sagar?” Bella mendongak. Wajah Sagar berada tepat di hadapannya. Melihat itu, Bella segera menyadari satu hal. Wajah Sagar terlihat pucat, suara erangan kecil terdengar dari mulutnya, dan keringat dingin membasahi dahinya.“Kak Sagar?!” Bella berusaha memanggil nama Sagar sekali lagi. “Ughh,” erangan kesakitan Sagar lebih keras dari sebelumnya. Mata Bella memindai tubuh Sagar. Ia pun melihat tangan Sagar berusaha menekan salah satu bagian tubuhnya. Ada cairan merah segar yang keluar melalui celah-celah jarinya. Ternyata, pelu

  • Cinta Datang Terlambat   Menyelamatkan Bella

    “A … apa? Tidak!” Bella mencoba untuk memberontak, ia memalingkan wajahnya agar bisa menjauh dari ujung pistol. Namun, Stefany tidak tinggal diam. Ia mencengkeram erat wajah Bella hingga membuat kulit wanita itu terluka karena ujung kuku-kukunya yang tajam.“Jangan memberontak, bodoh! Biarkan saja takdirmu ini berlalu!” Stefany tertawa sangat keras. Dia menyukai apa yang sedang ia lakukan saat ini.Sementara itu, Bella gemetar ketakutan. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak ada di dunia ini. Ia tidak memikirkan rasa sakit yang mungkin ia terima setelah mendapatkan tembakan di kepalanya. Yang ada dalam pikirannya saat ini dipenuhi oleh Gabriel, anaknya.‘Tidak … tidak … kalau aku mati … kalau aku mati … bagaimana dengan Gabriel?’ batin Bella berkelut. Bella tidak bisa membayangkan bagaimana Gabriel tumbuh besar seorang diri. Ia tahu rasa tidak enaknya saat tidak punya seorang ibu di sisinya. Tidak akan ada pelukan hangat dan kata-kata yang menenangkan lagi di dunia ini.‘Bag

  • Cinta Datang Terlambat   Di Ujung Kemarahan

    "Nona Stefany beberapa hari yang lalu memberi rumah di salah satu perumahan terpencil yang ada di kaki pegunungan, tidak jauh dari kota tempat Tuan Sagar tinggal saat ini. Kemungkinan besar dia membeli rumah itu agar bisa menyembunyikan Nyonya Bella di sana," jelas Bryan. "Akan segera saya kirimkan alamatnya."Tak lama setelah Bryan memutuskan hubungan teleponnya dengan Sagar, Bryan pun mengirimkan alamat beserta titik koordinat yang menjadi tempat kemungkinan Bella disembunyikan. Sagar segera membukanya. Meski Bryan mengatakan jika tempat itu cukup terpencil dan jauh dari pemukiman warga, tetapi rumah itu terlihat cukup mewah layaknya villa pribadi.Belum selesai menganalisa temuannya, lagi-lagi ponsel Sagar berdering. Pria itu segera mengangkatnya setelah melihat nama William tertera di sana."Tuan Sagar, saya sudah menemukan lokasi di mana Nyonya Bella dibawa pergi," jelas William. Sagar mendengarkan dalam diamnya. "Mobil yang membawa Nyonya Bella pergi ke sebuah daerah kaki gunun

  • Cinta Datang Terlambat   Memburu Stefany

    “Apa maksudmu?!” Bella berteriak tidak terima dengan pernyataan Stefany. “Kau mau membunuhku dan anakku?”Stefany menyeringai sangat lebar dan kembali menarik-narik rambut Bella. Wajah Bella memucat saat mendengar ucapan Stefany barusan. Ia tidak bisa membayangkan dirinya hidup tanpa Gabriel, malaikat kecil yang membawa kebahagiaan pada dirinya.“Iya, akan kubunuh Kau dan anak sialan itu! Tidak akan kubiarkan kalian hidup! Hanya akulah yang boleh memiliki Sagar. Tikus pengganggu sudah seharusnya untuk dimusnahkan!”Stefany menatap orang-orang berbadan besar yang dari tadi memperhatikan di belakangnya. “Awasi wanita ini! Besok pagi, aku akan kembali dengan membawa berita baik untuk didengarkan. Bella, kau mau melihat anakmu, kan? Akan kubawakan besok padamu dalam keadaan tidak bernyawa.” Stefany tertawa terbahak-bahak selayaknya iblis jahat. Ia lalu pergi dari tempat itu dan meninggalkan Bella sendirian. Ia berbicara pada pengawalnya untuk tidak mempedulikan Bella meski dia meminta u

  • Cinta Datang Terlambat   Wanita Gila

    Napas Sagar tertahan setelah mendengar ucapan dari Bu Zalwa yang mengatakan bahwa Bella sudah pulang sejak tadi sore. Sagar mencoba berpikir positif, tetapi ia tetap tidak bisa melakukannya.“Baiklah, terima kasih banyak atas infonya, Bu Zalwa. Sayangnya, sepertinya saya tidak bisa datang malam ini. Bella sampai sekarang belum pulang juga, maka dari itu saya menelpon Bu Zalwa. Semisal Bu Zalwa tahu keberadaan Bella, tolong segera hubungi saya, ya. Sekarang saya mau mencari Bella dulu.”Setelah itu, panggilan pun dimatikan oleh Sagar. Sagar tidak langsung meletakkan ponselnya. Ia beralih menelpon orang lain. Kini, ia menelpon bawahannya, William.Tak butuh waktu lama bagi William untuk mengangkat telepon dari Sagar."Iya, Tuan? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya William. Ia merasa heran karena ia baru saja kembali dari apartemen Sagar beberapa saat yang lalu, tetapi kini atasannya itu sudah kembali menelponnya.“William, gawat! Sepertinya terjadi sesuatu pada Bella. Sampai sekarang d

  • Cinta Datang Terlambat   Dilema dan Rasa Bersalah

    Berita akan terbakarnya salah satu pabrik kerja sama perusahaan Sagar juga sampai di telinga Bella. Berkat itu pula ia jadi terus memikirkan hal itu selama ia bekerja di rumah sakit.‘Sagar pasti masih sangat sibuk sekarang,’ batin Bella sembari menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor telepon Sagar dengan foto profil pria itu. ‘Pasti susah mengurus perusahaan dari tempat yang jauh.’‘Karena aku dan Gabriel, Sagar jadi kesusahan seperti ini. Jika bukan karena aku, mungkin Sagar sudah bisa langsung mengurus perusahaannya tanpa menyerahkan masalah ini pada bawahnnya,’ batin Bella dengan perasaan bersalah.Setelah Sagar mendapatkan telepon dari Bryan tadi, Sagar langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia pun mulai bekerja dengan melihat semua berkas yang dikirimkan Zoy. Sagar juga terlihat berbincang serius dengannya dan mendiskusikan banyak hal. Bella yang melihat betapa sibuknya Sagar tidak berani mendekati pria itu, bahkan untuk berpamitan ke tempat kerja.Beruntungnya, Sa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status