Home / Romansa / Cinta Di Balik Tanda Tangan / bab 81 perasaan yang tak bisa dibohongi.

Share

bab 81 perasaan yang tak bisa dibohongi.

Author: Pita
last update Last Updated: 2025-12-11 09:41:21

Leonard masih memeluk Aluna cukup lama setelah kata-kata itu keluar.

Kalimat kita hadapi sama-sama terus terngiang di kepalanya.

"Aku nggak nyangka wanita yang dulu aku nikahi karena terpaksa kini menjadi satu-satunya orang yang selalu ada untuk aku, meski nyawanya sendiri dalam bahaya.." gumam Leonard dalam hatinya.

"Maafkan aku Aluna, gara-gara aku, kamu harus ngalamin ini semua, gara-gara aku, kamu menderita, gara-gara aku kamu hampir terluka.."Leon terus menyalahkan dirinya sendiri sambil memeluk Aluna dengan erat, seolah-olah penyesalannya itu ia luapkan ke dalam pelukan itu.

setelah beberapa menit Leonard melepaskan pelukannya perlahan, kedua tangannya masih bertahan di bahu Aluna, seolah takut perempuan itu menghilang kalau dilepas.

“Apa Kamu yakin?” tanya Leonard lirih.

“Ini bukan masalah kecil, Luna. Darma itu adik tiri ayahku. Dendamnya bukan sehari dua hari.”

"Jika kamu tetap disisku kamu akan terluka, aku nggak mau itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 83 ketulusan yang membekas.

    “Aku nggak mau kamu ngerasa sendirian,” ucap Leonard.“Mulai detik ini, apa pun yang Darma lakuin, itu tanggung jawabku.”Aluna mengangguk.“Tapi kalau kalau Dafa kenapa-kenapa..” suaranya terputus.Leonard mengangkat wajah Aluna, memaksa perempuan itu menatapnya.“Luna, adikmu aman. Aku udah suruh Andrew tambah penjagaan. Orang-orang Darma cuma bisa lihat. Mereka nggak akan berani bertindak.”“Dan kalau mereka nekat?” tanya Aluna.“Kalau itu terjadi, aku ada di depan.”Jawaban itu sederhana.Tapi ketulusan di dalamnya membuat mata Aluna kembali basah.“Aku nggak minta kamu jadi pahlawan.“Aku cuma takut kamu kenapa-napa gara-gara aku.”Leonard tersenyum tipis, senyum yang lelah tapi jujur.“Kamu bukan bebanku,” jawabnya.“Kamu alasanku berdiri sekarang.”Aluna terdiam, lalu menghela napas panjang. Ia mengangguk sekali lagi.“Kalau begitu,” katanya lirih,“aku j

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 82 Saat hati di uji lagi.

    Pelukan Leonard belum juga terlepas sepenuhnya, meski kini hanya satu lengannya yang melingkar di bahu Aluna. Mereka duduk diam, membiarkan pikiran masing-masing berjalan sendiri.Lalu ponsel Leonard bergetar.Sekali.Lama.Leonard menutup matanya sesaat sebelum mengangkatnya. Nalurinya sudah tidak tenang.“Andrew,” gumamnya saat melihat nama di layar.Ia menjauh sedikit dari Aluna dan mengangkat panggilan itu, Suara Andrew terdengar ditahan, terlalu tenang untuk kabar baik.> “Bos maaf ganggu malam-malam. Ada yang ingin saya sampaikan, dan ini penting bos.."Leonard menegakkan tubuhnya. “Katakan.."> “Orang-orang Darma keliatan di sekitar rumah sakit.”Tangan Leonard tiba-tiba mengeras saat menggenggam ponselnya “Maksudnya?”> “Bukan nyerang. Belum. Tapi mereka mantau. Adik Nona Aluna.”Leonard memalingkan wajahnya perlahan ke arah Aluna.Dan Aluna yang sejak tadi me

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 81 perasaan yang tak bisa dibohongi.

    Leonard masih memeluk Aluna cukup lama setelah kata-kata itu keluar.Kalimat kita hadapi sama-sama terus terngiang di kepalanya."Aku nggak nyangka wanita yang dulu aku nikahi karena terpaksa kini menjadi satu-satunya orang yang selalu ada untuk aku, meski nyawanya sendiri dalam bahaya.." gumam Leonard dalam hatinya."Maafkan aku Aluna, gara-gara aku, kamu harus ngalamin ini semua, gara-gara aku, kamu menderita, gara-gara aku kamu hampir terluka.."Leon terus menyalahkan dirinya sendiri sambil memeluk Aluna dengan erat, seolah-olah penyesalannya itu ia luapkan ke dalam pelukan itu.setelah beberapa menit Leonard melepaskan pelukannya perlahan, kedua tangannya masih bertahan di bahu Aluna, seolah takut perempuan itu menghilang kalau dilepas.“Apa Kamu yakin?” tanya Leonard lirih.“Ini bukan masalah kecil, Luna. Darma itu adik tiri ayahku. Dendamnya bukan sehari dua hari.”"Jika kamu tetap disisku kamu akan terluka, aku nggak mau itu

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 80 Musuh dari masa lalu.

    Aluna terbangun lebih dulu. Cahaya matahari menembus tirai tipis kamar mereka, menyinari wajah Leonard yang masih terlelap di sisinya. Jarang sekali ia melihat suaminya tidur setenang ini tanpa dahi berkerut, tanpa ekspresi waspada.Aluna menggeser tubuhnya perlahan, hendak bangun. Namun belum sempat ia berdiri, tangan Leonard meraih pergelangan tangannya dengan cepat.“Mau ke mana?” suara Leonard serak, setengah sadar.“Bikin teh,” jawab Aluna. “Kamu kelihatan kecapekan.”Leonard menariknya lagi ke kasur, memeluknya dari belakang.“Lima menit.”Aluna tersenyum kecil. Lima menit itu terasa seperti hadiah kecil setelah semua badai yang mereka lalui.Ponsel Leonard bergetar di meja samping tempat tidur. Getarannya panjang bukan pesan biasa. Leonard membuka matanya dan meraih ponselnya, lalu wajahnya seketika berubah tegang.Aluna langsung duduk. “Ada apa?”Leonard membaca pesan itu sekali lagi, lalu bangkit.

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 79 malam kejujuran.

    Malam semakin larut saatLeonard akhirnya membawa Aluna keluar dari rumah sakit. Ayahnya masih terbaring tak sadarkan diri, dan dijaga ketat oleh orang-orang kepercayaannya. Andrew mengurus semua prosedur, memastikan tidak ada celah satu pun bagi Darma atau siapa pun untuk mendekat.Mobil melaju pelan membelah jalanan yang lengang. Lampu kota terlihat kabur di balik kaca.Leonard memegang setir dengan satu tangan, tangan lainnya sesekali mengusap keningnya. Aluna memperhatikannya dari samping. Wajah suaminya tampak lelah, jauh lebih rapuh dari biasanya.“Leon…” panggil Aluna pelan.Leonard menoleh sekilas. “Hm?”“Kamu capek.”Leonard tersenyum tipis. “Baru kerasa sekarang.”Mobil berhenti di lampu merah. Leonard memanfaatkannya untuk menatap Aluna lebih lama. Matanya lembut.“Sampai rumah nanti,” ujarnya akhirnya, “aku mau jujur sama kamu. Tentang semuanya.”Jantung Aluna berdegup lebih cepat.Ia men

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 78 janji yang tersembunyi.

    Rumah sakit malam itu dipenuhi cahaya putih yang dingin. Namun bagi Leonard, semuanya terasa suram, nyaris gelap. Langkahnya cepat, hampir berlari, tangan Aluna digenggam kuat.Andrew menyusul di belakang, menghubungi penjaga, memastikan seluruh lantai rumah sakit steril dari orang asing.Ketika mereka sampai di depan ruang perawatan khusus, dua bodyguard berjaga. Mereka menunduk.“Bos. Kondisi Tuan Ardiantha stabil. Tapi masih belum sadar.”“Leon kamu yakin siap masuk?” tanya Aluna pelan.Leonard mengangguk, meski matanya menunjukkan beban yang berat.“Aku harus lihat.”Pintu terbuka.Ruangan sunyi, hanya suara alat medis yang berbunyi pelan.Ayah Leonard, lelaki yang selama ini terlihat kuat seperti batu karang, kini terbaring dengan selang oksigen dan perban di kepalanya.Aluna menutup mulutnya, ia terkejut.Andrew menunduk hormat, wajahnya tegang.Leonard berdiri lama di sisi ranjang aya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status