Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Ancaman Di Rumah Rio

Share

Ancaman Di Rumah Rio

Author: Grafz23
last update Last Updated: 2025-04-24 10:00:53

"Halo Rio!" gelegar suara seorang pria miterius dari balik telepon.

"Sepertinya kau sedang memelihara api di balik pintu rumahmu," Axel terkekeh pelan, suaranya terdengar tenang tapi menyimpan racun.

"Bagaiimana kalau si pirang manis itu tahu… bahwa kau sedang bermain api dengan wanita lain?"

Satu detik kemudian, sebuah foto Kayla masuk ke ponsel lawan bicaranya.

"Brengsek Axel!!" pekik Rio setelah melihat foto Kayla dari balik layar ponselnya.

Axel tertawa ringan, penuh kepuasan, begitu mendengar makian dari Rio. Seolah itulah reaksi yang sejak awal ia harapkan. 

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan… dan pastikan kau melakukannya dengan benar," ujar Axel dingin, lalu menutup ponselnya dengan penuh kepastian.

"Arghh!!!" Rio mengeluarkan teriakan kesal, frustrasi karena Axel kini tahu tentang keberadaan Andini.

Deng

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Botol   Rio The Next Target

    BRAKK!Pintu sisi barat ruangan mendadak hancur berkeping, suaranya menggema menembus lorong-lorong penuh asap. Dalam kepulan debu, suara teriakan menggema tajam—disusul dentuman tembakan yang meledak cepat dan presisi. Kayla menerobos masuk, tubuhnya terguling ke lantai, namun tangan kanannya tetap mantap menggenggam senapan, menyalurkan peluru dengan ketepatan yang mematikan.Teriakan pecah."Aaaakkhhh!"Alinda terhuyung, peluru menghantam tubuhnya ketika ia mencoba melarikan diri ke lorong. Langkahnya menjadi berat, penuh perjuangan. Darah mengalir dari bahu dan sisi perutnya, dan walau matanya nyaris terpejam karena rasa sakit

  • Cinta Di Ujung Botol   Duel Di Grimaldi

    Langkah Rio terhenti. Ruangan megah itu tak ubahnya perangkap berlapis emas—lampu kristal bergoyang perlahan, memantulkan cahaya di ujung pistol yang kini menempel di pelipis Alinda. Darah mengering di sudut bibir perempuan itu. Napasnya berat, wajahnya lebam, namun tatapannya—masih utuh. Antara pasrah dan perlawanan.Pria bertopeng berdiri tegap di belakangnya, tangannya stabil menodongkan pistol. Suaranya dingin, setiap kata seolah dipahat dari es.“Satu peluru, satu keputusan, Rio. Kau datang untuk menghancurkan kami. Tapi malam ini, kau harus memilih: dia, atau misimu.”Rio tak menjawab. Tapi jantungnya berdentum keras, mengalahkan suara langkah Kayla yang mendekat dari belakang, senapannya terangkat, siaga.

  • Cinta Di Ujung Botol   Keputusan Sulit

    Jam menunjukkan pukul 02.14.Langit di atas Karnosa hitam kelam, hanya sesekali disayat kilatan lampu sorot patroli yang melintas dari kejauhan. Di pusat kota, markas Grimaldi berdiri seperti benteng tua yang haus darah, dikelilingi pagar baja dan lapisan-lapisan keamanan yang mengunci dari semua arah.Di kanal tua sisi barat, suara air mengalir lirih—nyaris menipu seolah tempat itu sudah mati.Andini menempelkan punggungnya ke dinding batu basah, napasnya teratur meski detak jantungnya liar. Di sampingnya, Cole memberi aba-aba dengan dua jari.“Sniper di atas jembatan. Lurus, tiga puluh derajat,” bisiknya.Andini mengangguk, mengangkat pistol bersilencer. Tangannya sedikit

  • Cinta Di Ujung Botol   Pembuktian

    Andini berdiri di lorong sempit yang mengarah ke ruang persenjataan, diam-diam mengamati Kayla yang sedang memeriksa peluru di meja logam. Pencahayaan remang membuat bayangan Kayla memanjang di lantai seperti sosok hantu dari masa lalu yang menolak mati.“Aku dengar semuanya,” ucap Andini akhirnya, nadanya tenang namun dingin. “Apa kau puas sekarang? Kau menang, Kayla.”Kayla tak segera menoleh. Tangannya tetap sibuk menyusun peluru ke dalam magasin.“Aku tak butuh pengakuan darimu, Andini,” suaranya rendah tapi mengandung ancaman, “karena dari awal aku tidak sedang berlomba.”“Jadi itu artinya kau memang berniat merebutnya dariku?” Kayla menoleh perlahan, tatapannya tajam dan penuh luka. Ia melangkah mendekat, pelan namun pas

  • Cinta Di Ujung Botol   Strategi penyerangan

    “Aku tahu semua ini berat untukmu, Nona,” kata Xavier dari balik kemudi, menatap Kayla lewat kaca spion. Suaranya pelan tapi penuh makna. “Tapi di dunia ini, tak semua yang terlihat… adalah kebenaran.”Ia kembali menatap jalanan berkabut di depan. Kabut pekat seperti menyelimuti masa lalu mereka yang belum selesai.Sesampainya di markas Lorent’z Base, gerbang besi terbuka perlahan. Viktor sudah menunggu, bersama para petinggi mafia Karnosa.“Kau terlihat rapuh dan menua, Xavier,” ejek Viktor, menatap pria tua itu yang dibantu turun dari mobil oleh Rio.“Itu karena si tua bangka sepertimu membuangku ke pelabuhan berhantu,” balas Xavier setengah tertawa. “Tapi sepertinya si nyonya tua malah makin cantik saja,” ia melirik ke arah

  • Cinta Di Ujung Botol   Drama Barayev Family

    Angin laut menggerakkan rantai kapal yang berkarat, menciptakan dentingan metalik yang menusuk kesunyian. Pelabuhan Southern Karnosa bagai kota hantu—bangunan kapal yang setengah tenggelam memantulkan bayangan mengerikan di air yang tercemar minyak.Kayla melangkah pelan, kulitnya merinding bukan karena dingin, tapi oleh naluri yang berteriak ada yang salah."Tempat ini terlalu sepi,"bisiknya, jari-jarinya menari di atas gagang pistol.Rio menganggap, lalu membagi tim dengan isyarat tangan. Nadia menyusur ke kiri, Kayla ke kanan, sementara ia sendiri menuju bangkai kapal kargo.Tangga besi berderak di bawah berat tubuh Rio. Bau amis ikan busuk bercampur karat memenuhi udara. Melalui jendela kabin yang retak, tak terlihat tanda kehidupan—hanya bayangan furnitur yang berserakan.

  • Cinta Di Ujung Botol   Game Changer

    "Aku bilang berhenti!"Rio melepaskan tembakan peringatan ke udara.Bang!Suaranya menggema di antara gedung-gedung kosong. Tapi Alinda terus berlari, matanya tertancap pada SUV hitam yang bergerak pelan—sengaja menunggunya.Boom!Granat meluncur dari kejauhan. Mobil pendukung Alinda terlempar ke udara, berubah menjadi bola api raksasa."Sial!"Alinda menggeram, melihat sosok bersenjata berat di atap bangunan—anak buah Viktor."Tunggu, Alinda!"Rio berlari lebih kencang. Jarak mereka semakin dekat setelah Alinda terjatuh akibat ledakan.Alinda menyelip masuk bangunan tua di samping Lorentz Base. Tubuhny

  • Cinta Di Ujung Botol    Mata-Mata Rival

    “Kau tidak bisa melakukan ini padaku, Kayla!” seru Alvin. Tangannya terangkat tinggi, matanya terpaku pada jemari putrinya yang gemetar di pelatuk.“Jangan paksa aku, Ayah.” Kayla menggeleng pelan. “Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Dan aku tidak akan jatuh lagi ke dalam perangkapmu.”Pelatuk itu mulai bergerak.Perlahan, Alvin meraba sisi pintu, membukanya, lalu turun dari kendaraan.“Di luar sana, dunia tak sebaik yang kau bayangkan,” ucapnya, suaranya pelan namun menusuk. “Kau pikir aku monster? Tunggu sampai mereka yang kau lindungi menunjukkan wajah aslinya.”“Aku siap.” Kayla menatapnya da

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Dari Luar

    Alinda melangkah cepat, membuntuti Nadia menuju ruang interogasi."Apa yang kau sembunyikan di sakumu, Nadia?" tanyanya dingin, matanya mengawasi gerak tangan gadis itu.Nadia menoleh tajam. "Kenapa kau terlihat gelisah? Atau... kau yang sebenarnya menyimpan sesuatu dari kami?" tatapannya lurus menusuk.Langkah Alinda melambat. Tangannya perlahan merogoh sesuatu dibalik tubuh, menggenggam pisau yang kini terangkat setengah ke udara—siap menebas kapan saja."Syukurlah..." suara Rio terdengar dari dalam ruangan. Tubuhnya muncul dari balik pintu. "Aku perlu bicara denganmu. Dan juga Viktor." Suaranya datar, tapi tegas. Ia melirik Nadia, lalu memberi isyarat agar masuk bersamanya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status