Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Kota Ini Milik Kami

Share

Kota Ini Milik Kami

Author: Grafz23
last update Last Updated: 2025-05-23 11:00:01

Sore itu, GGH penuh. Kepulan asap rokok. Lantai bergema langkah sepatu. Ketegangan menebal.

Vincent menyilangkan tangan. Isabel bersandar dingin. Sorena mengetuk meja dengan kuku, tak sabar. Zaria diam. Cole mengintai situasi, matanya tak pernah tinggal diam.

Damien berdiri. Tegak. Matanya menusuk ke setiap pemimpin fraksi.“Kalian sadar,” ucapnya pelan, tapi tegas, “hari ini menjadi keputusan terburuk dalam sejarah.” Dia menoleh ke Rio, yang duduk bersandar dengan tangan menyilang.

“Si bodoh ini. ingin membersihkan permainan kalian. Singkirkan para pejabat busuk yang selama ini jadi pelindung bisnis kita.”

Hening.

Sorena mengangkat alis. Isabel sempat tersenyum sinis. Tapi tak ada yang tertawa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Botol   Kota Ini Milik Kami

    Sore itu, GGH penuh. Kepulan asap rokok. Lantai bergema langkah sepatu. Ketegangan menebal.Vincent menyilangkan tangan. Isabel bersandar dingin. Sorena mengetuk meja dengan kuku, tak sabar. Zaria diam. Cole mengintai situasi, matanya tak pernah tinggal diam.Damien berdiri. Tegak. Matanya menusuk ke setiap pemimpin fraksi.“Kalian sadar,” ucapnya pelan, tapi tegas, “hari ini menjadi keputusan terburuk dalam sejarah.” Dia menoleh ke Rio, yang duduk bersandar dengan tangan menyilang.“Si bodoh ini. ingin membersihkan permainan kalian. Singkirkan para pejabat busuk yang selama ini jadi pelindung bisnis kita.”Hening.Sorena mengangkat alis. Isabel sempat tersenyum sinis. Tapi tak ada yang tertawa.

  • Cinta Di Ujung Botol   Rencana Besar Di Karnosa

    Pagi hari di Lorentz Base. Andini dan Reynold masih terbaring tak sadarkan diri, dalam perawatan intensif oleh tim medis anak buah Sorena. Sementara itu, di ruang interogasi, Isabel dan Vincent tengah menjaga ketat tiga tawanan penting: Ivanko, Judas Wayne, dan Axel.Di sisi lain markas, Rio, Kayla, dan Damien menanti kedatangan pasukan elit militer Karnosa bersama Walikota Thomas.Mereka bersiap untuk perundingan terakhir—yang bisa berujung damai… atau perang terbuka. “Pagi ini akan jadi penentu...” gumam Kayla, menatap iring-iringan kendaraan yang perlahan memasuki markas. “Akhirnya kita akan mendengar yang mereka inginkan. Atau... kita siapkan peluru terakhir.”“Kau sudah atur semuanya, kan?” tanya Viktor yang muncul dari balik pilar, berdiri di samping Damien sambil menyent

  • Cinta Di Ujung Botol   Perang Besar Di Karnosa

    Rio segera tiba di Distrik Sorena. Di sana, terlihat jelas Kayla, Damien, Viktor, dan Myra sedang berlindung di balik kendaraan yang hancur sebagian, napas mereka terengah, peluru berseliweran di udara."Rio, mundur!" teriak Damien sambil melambaikan tangannya keras-keras.Dari sisi kanan, sejumlah SUV hitam meluncur masuk cepat—menutup jalan keluar. Rio dan kelompoknya terkepung. Komunikasi dengan fraksi lain? Terputus. Kini yang tersisa hanyalah mereka: Rio, Damien, Kayla, Myra, Viktor, Senno, dan lima orang anak buahnya."Ini jebakan, Tuan!" seru Senno, menarik Rio agar berlindung dari hujan peluru yang ditembakkan oleh pasukan bayangan Velmora.

  • Cinta Di Ujung Botol   Strategi Andini

    Kegelapan. Bau lembap menyengat. Dingin yang menusuk hingga ke tulang.Andini membuka mata perlahan. Pandangannya buram, kepalanya terasa berat. Ia tergeletak di atas lantai semen dingin dengan tangan terikat ke belakang. Mulutnya masih bisa bergerak, tapi lidahnya kaku, rasa logam dan darah masih terasa di ujung bibir.Jeruji besi di sekelilingnya. Ruangan sempit, dinding kusam, lampu menggantung yang hanya berkedip seperti mengejek.Dia mencoba mengingat... kecelakaan... Reynold... Axel."Rey!" teriaknya pelan, tapi suara itu hanya memantul lemah di dinding batu.Pintu besi berderit. Seseorang masuk.

  • Cinta Di Ujung Botol   Kebodohan Andini

    "Kau tidak tahu apa yang sedang aku hadapi, Kay," ucap Rio tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada layar ponsel.Langkah pelan Andini mendekat dari samping. "Nanti malam aku akan pulang bersama Reynold... ke rumah orangtuaku," katanya lirih.Ia berdiri cukup dekat untuk menyentuh, tapi cukup jauh untuk tak menyentuh hatinya lagi.Rio menarik napas dalam, kemudian memutar tubuh dan menatap Andini."Aku tidak akan menahanmu. Tapi percayalah, aku sedang berusaha memperbaiki semuanya."Setelah mengucapkan itu, ia berjalan pergi—meninggalkan Andini berdiri sendiri di ruangan yang tiba-tiba terasa dingin dan asing.Air mata me

  • Cinta Di Ujung Botol   Rio & Fraksi Bayangan

    Fraksi pendukung Rio keluar dari balik lorong gelap, senapan laras panjang terangkat tinggi. Tanpa peringatan, mereka mulai memberondong kendaraan Malvolio dengan tembakan bertubi-tubi. Barisan mereka membentuk pagar hidup, menahan arus peluru dari balik bayangan.Malvolio mulai terdesak. Fraksi kecil yang dipimpin langsung oleh Senno menggempur habis-habisan, tak memberi celah. Lalu, dari sisi kanan, muncul Sorena—wajahnya penuh amarah, dan di tangannya, sebuah granat siap dilempar."MINGGIR!" teriaknya lantang.Sorena melempar granat ke arah kendaraan Malvolio. Ledakan keras mengoyak malam, menghancurkan pintu baja mobil sekaligus memecah formasi lawan. Anak buah Malvolio melompat keluar dalam kepanikan, hanya untuk disambut peluru panas dari fraksi pendukung Rio. Tubuh-tubuh

  • Cinta Di Ujung Botol   Fraksi Bayangan Velmora

    Malam itu, aula utama GGH dipenuhi oleh suara langkah dan bisik-bisik. Semua fraksi telah berkumpul. Para petinggi berdiri di belakang calon pemimpin wilayah—sebagai pengawal maupun saksi kekuasaan baru yang akan dibentuk.Rio berdiri di depan, tatapannya menyapu ruangan. "Mulai malam ini, Distrik Sorela dan Wilayah Utara akan dipimpin oleh Isabel dan Sorena." Ia berhenti sejenak. "Vincent dan Alinda akan mengambil alih Wilayah Barat. Sementara dua wilayah sisanya, diserahkan kepada Kayla dan Zaria bersama kelompok mereka."Suasana sunyi. Tak satu pun suara yang keluar dari para fraksi. Rio kembali bicara. "Fraksi pendukung akan dipimpin oleh Senno untuk mengawal pergerakan Zaria. Sisanya... akan dipilih langsung oleh para petinggi wilayah masing-masing. Jelas?"

  • Cinta Di Ujung Botol   Giulio Si Pengkhianat

    "Rupanya kau lupa, Rio..." ucap Giulio, suaranya dingin namun penuh ejekan. "Kau bisa berdiri di sini malam ini—di tengah para panglima—karena aku. Tanpa bantuanku, kau hanya akan jadi bangkai di daftar buruan mereka." Ia menoleh ke belakang, ke arah para pemimpin fraksi yang kini menatap dengan wajah tak terbaca.Rio hanya menatapnya datar. Lalu menepuk pundak Giulio, seolah menenangkan... atau mungkin meremehkan. Ia mengangkat gelas ke udara."Kalau begitu, biar aku umumkan sesuatu malam ini."Semua mata menatap Rio. Giulio tersenyum lebar—ia pikir inilah momen kemenangannya."Mulai malam ini, Giulio kita nobatkan sebagai..." Rio mengulur suaranya, menatapnya tajam,"...pemimpin fraksi penolakan."

  • Cinta Di Ujung Botol   Strategi Damien

    Di balik layar besarTerlihat Anna dan Robby duduk terikat di atas kursi logam. Wajah mereka babak belur, dan sebuah pistol diletakkan tepat di samping kepala masing-masing—seolah kematian hanya menunggu perintah.Rio menatap layar itu dalam diam. Tatapannya tajam, lalu beralih kepada Lucifer. Bibirnya menyeringai miring."Apa kau tidak tahu cara berterima kasih... Papa?" Nada suaranya sinis, menusuk."Mereka memang bukan pilihan… tapi kalau saja mereka berkata jujur sejak awal, mungkin aku tak akan berada di sini... berdiri di samping iblis seperti dirimu."Lucifer tertawa. Gelak tawa khas predator yang merasa semua masih dalam kendalinya. Ia mengangkat ponsel, menekan sebu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status