Bulir air mata berhasil lolos dari pelupuk mata Ayda setelah mendengar ungkapan perasaan Arya. Pelukan hangat yang memabukkan membuat Ayda tak ingin melepaskannya dengan mudah. Rasanya ingin selalu merasakan kehangatan yang membuatnya merasa sangat nyaman.Ayda andai saja bisa, ia ingin menghentikan waktu sejenak. Memeluk Arya dalam waktu yang lama dan menghilangkan keraguan dalam hatinya. Namun, nyatanya waktu terus berjalan. Ayda yang tidak ingin terlalu lama dalam perasaannya pun langsung melepaskan pelukan Arya.“Sadarlah Ayda, masih ada Laras di hati Arya,” ucap Ayda dalam hati untuk menjaga hatinya agar tidak tersakiti.Dengan tatapan yang terlihat penuh cinta, Arya melihat ke arah Ayda yang menundukkan kepala. Tanpa mengatakan apapun, Ayda membuat Arya merasa bingung dengan apa yang sedang Ayda pikirkan.“Saya tidak mencintai, Pak Arya. Saya tidak bisa menerima hak yang Pak Arya berikan untuk saya,” ungkap Ayda setelah merasa yakin dengan apa yang harus ia lakukan.Setelah mend
To: AydaFrom: AryaKamu pasti bertanya-tanya kenapa saya berubah menjadi baik dan romantis dalam waktu singkat. Kalau saja saya tau jawabannya, pasti akan saya tuliskan di surat ini tidak peduli seberapa panjangnya. Namun, nyatanya saya tidak bisa mengungkapkan alasan dari perasaan yang saya rasakan. Sama halnya dengan sepasang kura-kura ini, pemiliknya tidak akan mengetahui bahwa sepasang kura-kura ini saling mencintainya. Cukup sepasang kura-kura ini yang tau seberapa besar cinta yang mereka miliki.Bagaimana mungkin jantung tidak berdegup kencang saat membaca surat cinta yang datang dari seseorang? Ayda yang larut dalam perasaan terus merasa bersalah karena sudah meragukan perasaan Arya untuknya. Sepasang kura-kura yang terlihat sangat lucu membuat perasaan Ayda semakin tidak karuan.“Pak Arya memang sangat menyebalkan. Kenapa dia tidak memberitahu saya isi dari kotak ini?” keluh Ayda sambil menghapus air matanya.Di sela perasaan melownya, Ayda pun teringat bahwa dirinya harus be
“Ayah.” Ayda berusaha mengubah alur pembicaraan.“Katakan Ayda, apa kamu benar-benar mencintai Arya?” Rahman mengulangi pertanyaannya.Hal yang Ayda takuti benar-benar terjadi. Setelah banyak hal yang terjadi, tidak mungkin bagi Ayda untuk terus menutupi perasaannya. Sudah cukup Ayda membohongi dirinya sendiri dan bersikap seakan tidak ada yang terjadi pada hatinya.Sampai akhirnya, tanpa ragu Ayda pun menjawab pertanyaan Rahman dengan penuh keyakinan. “Ayda mencintau Arya, Ayah. Mungkin ini memang bukan cinta pertama, tapi Ayda mencintainya tulus dari lubuk hati terdalam,” paparnya sambil mengingat kebersamaannya dengan Arya.Rahman yang merasa lega setelah mendengar jawaban Ayda pun langsung mengelus lembut kepala sang putri tercinta. “Syukurlah, ayah senang mendengarnya. Sekarang ceritakan pada ayah bagaimana pernikahan itu terjadi,” titah Rahman yang terlihat sangat penasaran.Dengan senang hati Ayda pun menceritakannya. Mulai dari pertemuannya dengan Arya dan tragedi yang membuat
***“Masuklah. Saya akan tunggu di sini dan setelah itu kita pulang bersama,” ucap Arya memberikan perintah pada Ayda yang terlihat malu karena terus ia goda.“Baiklah,” sahut Ayda dan langsung berlalu masuk ke ruang perawatan sang ayah.Dengan senyum bahagia, Ayda duduk di samping Rahman yang ikut tersenyum melihat kedatangannya. Setelah makan malam bersama Arya, perasaan Ayda menjadi lebih yakin dan lega. Terlebih ketika melihat kondisi Rahma yang semakin membaik. Ayda merasa sangat bahagia dan bersyukur dalam hatinya.“Kenapa kamu tidak cepat-cepat pulang, Ayda? Ayah baik-baik saja,” ujar Rahman yang selalu bersikap penuh pengertian.Namu, Ayda yang masih merasa khawatir dengan keadaan Rahman pun hanya terdiam. Ia bahkan terus menggenggam tangan Rahman. Setiap saat menjadi sangat berarti baik Ayda yang sempat merasa sangat takut kehilangan Rahman dalam hidupnya. “Ayah, apa sekarang Ayda boleh bertanya sesuatu?” tanyanya dengan ragu.Rahman yang melihat raut khawatir di wajah Ayda p
“Pak Arya, sepertinya kita akan terlambat. Saya akan segera sarapan dan menunggu Bapak di meja makan,” seru Ayda dengan cepat dan hendak berlari keluar kamar.Akan tetapi, Arya tidak membiarkan Ayda pergi dan menahan tangannya. “Apa kamu akan terus menghindari pertanyaan saya ini Ayda?” tanya Arya dengan suara sendu.Setelah mendengar kalimat yang menyentuh hati, Ayda pun menghentikan langkahnya dan terdiam. Sudah cukup Ayda berlari dan menutupi perasaan yang ia miliki untuk Arya. Cepat atau lambat, perasaan tak akan berkurang dan semakin bertambah.Namun, bukan hanya tentang cinta yang Ayda pikirkan. Kesepakatan yang telah dibuat menolak keras adanya perasaan yang timbul antara satu sama lain. Waktu kesepakatan bahkan masih lama berakhir. Ayda tidak bisa bersikap egois dan melanggar isi kesepakatan yang sudah disepakati.“Saya tidak menghindarinya. Apa Pak Arya sadar? Kita tidak seharusnya saling mencintai. Bukankah itu yang Pak Arya inginkan saat membuat kesepakatan dengan saya?” Ay
“Pak Arya!” Ayda membelalakkan mata dengan mulut yang sedikit terbuka.Tak disangka lelaki yang sudah menaikkan emosi ketika di rumah, kini kembali berulah. Dengan tatapan tajam, Ayda pun terus melihat ke arah Arya yang berdiri tepat dihadapannya. Karyawan yang melihat kehadiran Arya pun langsung memberikan jalan untuk bosnya.Dengan penuh percaya diri, Arya berjalan mendekat ke arah Ayda dengan tampilan yang bisa dibilang sangat tampan. “Selamat ulang tahun, sayang,” ucap Arya sambil memeluk Ayda dihadapan semua karyawannya.Ayda yang merasa terkejut dengan sikap Arya pun tak bisa berkutik saat merasakan hangatnya dekapan Arya di tubuhnya. “Pak Arya gila ya!” umpat Ayda yang sudah kehabisan kata-kata.“Saya gila karena kamu,” timpal Arya yang mempererat pelukannya.Semua karyawan yang tidak menyangka akan terjadi hal romantis di hadapan mereka pun mulai bersorak gembira. Rara yang menjadi teman baik Ayda di tempat kerja bahkan memberikan dukungan atas hubungan Ayda dan Arya.“Pak lep
Semua wanita selalu ingin diperlakukan dengan spesial, termasuk dalam hal melamar. Suasana romantis bersama hiasan sederhana dan cincin yang melambangkan cinta sudah lebih dari cukup bagi Ayda. Dengan tatapan berkaca-kaca, Ayda menganggukkan kepala dan menerima lamaran Arya.“Setidaknya jawab dengan kata-kata agar saya merasa yakin kalau kamu menyetujuinya,” gerutu Arya yang masih dalam posisi setengah berjongkok dihadapan Ayda.Sontak Ayda pun langsung tertawa dan menepuk pelan bahu Arya. “Baiklah. Saya terima tawaran Pak Arya untuk menjadi istri seutuhnya,” urai Ayda dengan senyum bahagia yang terlihat jelas di wajahnya.Tanpa mengatakan apapun, setelah mendengar jawaban yang sesuai harapan. Arya langsung bangkit dari posisinya dan memeluk erat Ayda. Cinta memang dapat mengubah segalanya. Kebencian, ketidakberdayaan, dan harapan. Kisah cinta dimulai dibalik sebuah kesepakatan. Ayda tidak menyangka Arya akan menjadi pelabuhan hati selanjutnya setelah pernikahan.Setelah saling memelu
“Tunggu, Bayu. Kamu mau bawa saya kemana?” Ayda menghentikan langkahnya setelah mengikuti Bayu yang terus menarik tangannya.“Saya ingin membicarakan sesuatu dengan Mbak Ayda,” jelas Bayu dan kembali melanjutkan perjalanan sambil menarik tangan Ayda dan menggenggamnya dengan kuat.Dengan terpaksa Ayda pun mengikuti keinginan Bayu yang sudah membantunya dari serangan Laras. Meski dalam hati ingin rasanya Ayda kembali ke ruangan Arya dan mengetahui apa yang sebenarnya ingin Laras lakukan. Bukan hanya rasa cemburu yang timbul, tetapi juga rasa khawatir bila Laras terus memaksa Arya akan hubungan mereka.Setelah menaiki satu persatu anak tangga. Bayu pun menunjukkan tempat yang ia maksud. Dengan ekspresi terpukau, Ayda melihat keindahan langit yang terpancar jelas dari ketinggian. Ia berjalan perlahan sambil menikmati embusan angin yang menyegarkan.“Ini sangat indah, darimana kamu tahu tempat ini?” tanya Ayda yang berdiri dihadapan Bayu sambil merentangkan tangannya.Bayu yang merasa bah