Wanda berpikir sesaat, lalu membuat keputusan.
Dia memutuskan menyembunyikan faktanya untuk saat ini. Dalam waktu setahun, dia akan membentuk sebuah perlindungan untuk dirinya sendiri setahun kemudian saat keluar dari Keluarga Blakely.
Mia Hansley di dalam novel yang akhirnya menjadi Mia Blakely adalah protagonis wanita. Dia adalah orang yang sangat hebat.
Dia dibesarkan di keluarga miskin, tetapi nilainya sangat bagus. Di kelas, dia selalu mendapat peringat tiga teratas.
Agar bisa membuat keluarganya bisa hidup lebih baik, saat umur 17 tahun dia putus sekolah dan masuk ke industri hiburan.
Meskipun Mia tidak mengambil jurusan akting, dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Dia sama sekali tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia hiburan, melainkan berusaha keras melatih dialog perannya. Setiap langkah yang diambilnya membuat statusnya perlahan naik. Di saat yang sama, usaha kerasnya itu mendapatkan perhatian sang protagonis pria, Theo Cullen.
Sejak saat itu, kisah cinta antara protagonis pria dan wanita kemudian dimulai.
Wanda tahu akhirnya bagaimana protagonis wanita berhasil mendapatkan kesuksesannya, karena dia sama sekali tidak membaca novelnya sampai habis. Namun, bisa dipastikan kehidupan protagonis wanita penuh dengan pengalaman yang begitu seru.
Namun, protagonis wanita yang seperti inilah yang punya pemikiran yang sempit.
Dia menganggap Wanda yang merebut 18 tahun kehidupannya sebagai putri Keluarga Blakely.
Saat Mia hanya bisa makan sayuran murahan dan hanya sebisa mungkin mengisi perutnya, Wanda makan makanan yang lezat dan mahal. Saat Mia berusaha keras mencari uang agar bisa sekolah, Wanda bisa dengan mudahnya menyewa guru les sesuka hati. Saat Mia hanya bisa tidur di tempat tidur kayu murahan, Wanda bisa tidur di ranjang yang empuk.
Mia menganggap ini semua tidak adil dan dia ingin membalas dendam.
Wanda yang merupakan nona besar yang dimanja sejak kecil mana mungkin tandingan Mia yang sejak kecil hidup keras. Tidak berapa lama kemudian, Mia menjebaknya dan menjualnya ke area kumuh pinggiran kota.
Akhirnya, Wanda kemudian dibeli oleh keluarga dari pegunungan jauh dan menikah dengan putra mereka yang autis. Beberapa bulan kemudian, Wanda meninggal karena depresi. Saat itu, umurnya baru 21 tahun.
Mia bukanlah orang baik. Dia memang hebat, tapi itu karena dia adalah orang yang egois.
Wanda sendiri merasa dia bukanlah orang baik, tapi tetap saja tidak sebanding dengan Mia.
Meskipun Wanda sekarang berterus terang pada Rowan jika dia bukanlah anak kandungnya, tetap saja akhirnya dia akan dibenci oleh Mia.
Karena 17 tahun dan 18 tahun sama sekali tidak ada bedanya.
Wanda diam-diam sudah membuat rencana, tapi rencana ini baru bisa dia putuskan setelah bertemu dengan Edison.
"Wanda, kamu sudah selesai belum?"
Shena segera mendesaknya untuk cepat saat melihat Wanda yang masih belum keluar dari tadi.
Wanda segera membuka pintu dan tersenyum padanya, lalu berkata, "Sudah siap, Shena. Ayo kita turun."
"Wah, kamu cantik sekali Wanda!" Shena melihat riasan sederhana Wanda dan langsung menatapnya dengan mata membelalak.
Setelah Wanda mengganti pakaiannya dengan gaun hitam tadi, dia merias wajahnya dengan riasan sederhana.
Di usianya saat ini, dia tidak perlu merias wajahnya dengan riasan tebal. Riasan sederhana paling cocok untuknya.
Namun, kulit wajahnya yang sekarang sangat bagus. Meskipun hanya riasan sederhana, kecantikan wajahnya bisa langsung terlihat.
"Terima kasih, Shena," ujar Wanda sambil tersenyum.
Setelah Wanda dan Shena turun beberapa saat, terdengar keributan dari luar pintu.
Dia merasakan sesuatu dan perlahan mendongak ke arah pintu.
Dari arah luar pintu muncul dua orang pria.
Wajah kedua pria itu terlihat mirip. Namun, yang satu sudah masuk usia paruh baya, sedangkan yang satu lagi masih berusia dua puluhan tahun.
Wanda mengenal pria paruh baya itu. Orang itu adalah ayahnya, Rowan.
Jadi, seharusnya pria yang berdiri di sebelah Rowan itu adalah kakaknya, Edison.
Tinggi Edison setidaknya ada 188 sentimeter. Tubuhnya tinggi dan tegap. Dia memakai stelan jas berwarna hitam yang menonjolkan bahunya yang lebar dan sosoknya yang tinggi.
Tidak ada ekspresi apa pun yang muncul di wajahnya. Meskipun begitu, dia bisa seketika menarik perhatian semua orang yang hadir.
Dia memiliki mata yang hitam bagaikan permata, hidungnya yang mancung serta fitur wajah tegas seperti keturunan asing. Namun, Edison adalah keturunan asli dari Negara Maximus yang punya rambut dan mata hitam.
Tidak perlu diragukan lagi, Edison adalah pria yang tampan. Tidak peduli ada di era apa, negara mana, wajahnya itu sangat menarik perhatian.
Namun, sifat Edison sangat dingin. Jika berada di sampingnya, bisa merasa seperti musim dingin telah tiba atau angin dingin yang bertiup kencang dan menusuk sampai ke dalam tulang. Sifatnya ini membuat kebanyakan orang tidak berani mendekatinya.
Sifatnya ini seperti otomatis membuat jarak bagi orang di sekelilingnya.
Rowan sepertinya dalam suasana hati yang bagus. Dia segera melambaikan tangannya saat melihat Wanda yang berdiri tidak jauh darinya. Dia segera memanggil, "Wanda, kemari. Kakakmu sudah pulang."
Wanda segera menenangkan diri, lalu terlihat senyuman manis di wajahnya dan berkata pada Edison, "Kak Ed, akhirnya kamu kembali."
Edison menatap adik perempuannya ini. Dia sama sekali tidak ada kesan apa pun terhadap Wanda yang jarang ditemuinya dan hanya mengangguk pelan padanya.
Ekspresi wajah Wanda sama sekali tidak berubah, tapi dalam hati bergumam jika 'kakak' ini benar-benar sesuai yang dideskripsikan dalam novel, dingin dan sulit untuk didekati.
Sama 'adik kandung' sendiri juga sikapnya luar biasa dingin. Tidak ada ekspresi apa pun muncul di wajahnya.
Namun, saat mendekati Edison, Wanda menyadari pria ini lebih menawan daripada yang dideskripsikan dalam novel. Matanya yang segelap malam itu menawan hati orang bagaikan bintang di malam hari. Edison yang seperti itulah membuat orang menjadi penasaran dan ingin mencari tahu dirinya yang sebenarnya.
"Haha, tumben sekali Wanda sangat penurut," goda Rowan.
Rowan menatap Wanda dengan tatapan heran. Di dalam ingatannya, putri kecilnya ini biasanya sangat manja dan keras kepala. Dia selalu melakukan apa pun sesuka hatinya.
Jangankan memintanya memanggil orang, biasanya jika Rowan memanggilnya belum tentu Wanda akan menurutinya.
Wanda tertegun, lalu tersenyum dan berkata, "Karena Kak Ed sudah pulang."
Wanda sebenarnya tidak terlalu khawatir Rowan akan tahu jika dia sudah berbeda dengan yang dulu.
Rowan tidak pernah menghabiskan banyak waktu di rumah. Selama 365 hari, hanya sebulan saja sudah termasuk lama baginya.
Rowan adalah salah satu pejabat tinggi di Ibu Kota. Jika Wanda ingin bertemu dengannya harus melalui berbagai prosedur, membuat janji baru bisa bertemu dengannya di waktu yang sudah ditentukan.
Rowan dan istrinya, Miranda Zacharia adalah pasangan yang menikah demi bisnis keluarga.
Rowan lahir di keluarga politik dan militer, sedangkan Miranda adalah putri seorang pengusaha kaya.
Namun, hubungan mereka berdua sangat bagus. Miranda sudah meninggal selama belasan tahun dan dalam belasan tahun ini Rowan punya banyak kekasih, tapi dia tidak pernah berniat lagi.
Wanda agak terkejut, tapi setelah dipikir-pikir, ini hal yang wajar.
Rowan hanya punya dua orang anak, yaitu Edison dan Wanda.
Ibu mereka sudah lama meninggal. Biasanya, waktunya di rumah juga sedikit. Setelah Edison pulang ke rumah, bukankah Wanda akan punya lebih banyak kesempatan bersama dengannya?
Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang."Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.Sifat Edison su
Jika Wanda bisa masuk ke dalam dunia hiburan, dia bisa mendapatkan sumber daya terbaik. Dalam satu tahun ini, dia akan berusaha keras. Jika tidak ada masalah lain, dia seharusnya bisa membuat fondasi hidupnya di dalam dunia hiburan.Meskipun nantinya identitasnya yang sebenarnya akan diketahui dunia dan kembali ke Keluarga Hansley, dia tetap bisa menghidupi sendiri dan keluarganya.Mengenai masalah ini, dia berencana membicarakannya dengan Rowan beberapa hari lagi.Rowan orangnya tidak kolot. Saat itu, jika dia bisa bicara baik-baik dengannya, mungkin Rowan akan memberinya izin.Sambil berpikir begitu, Wanda akhirnya bisa bersantai sedikit dan tidak perlu terlalu banyak berpikir mengenai masa depannya.Rowan dan Edison pergi minum bersama dengan para tamu yang datang. Wanda dan sahabatnya, Shena duduk bersama di area makanan ringan untuk makan."Ah! Wanda, kakakmu tampan sekali!"Edison dari dulu memang tampan, tapi ini pertama kalinya dia muncul di depan publik setelah empat tahun di
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna