Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna
Setelah Wanda selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru turun ke bawah. Edison sedang duduk di atas sofa sambil bekerja. Sinar matahari di luar jendela kelihatan menyinari wajah Edison dan semakin membuat wajahnya terlihat lembut.Dia mengenakan kemeja putih dan sedang menundukkan kepalanya.Saat melihatnya yang seperti itu, entah mengapa Wanda merasa hidupnya saat ini begitu damai.Seandainya waktu bisa berhenti saat ini juga ....Wanda segera menghampirinya dan memanggilnya, "Kak Ed."Edison mendongak dan berkata, "Sebentar lagi selesai." Setelah berkata, dia berhenti sejenak, lalu bertanya padanya, "Apa demammu sudah turun?"Wanda tersenyum dan menjawabnya, "Demamku sudah turun."Edison mengernyit, "Badan kamu sudah enakan?""Sudah!" jawab Wanda dengan riang.Edison lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke layar laptopnya. Dia tidak membuat Wanda menunggu terlalu lama. Hanya dalam waktu lima menit, dia menyelesaikan semua urusan yang penting, lalu berdiri dari sofa. Di
Sejak masuk SMP, hubungannya dengan beberapa murid perempuan di kelas sudah agak menegang karena wajah cantiknya. Jika bukan karena dia adalah putri Rowan, mungkin saja dia akan mengalami penindasan di sekolah karena wajah cantiknya itu. Namun, dia tetap bersikeras masuk ke sekolah swasta. Di dalam kelas juga ada banyak anak orang kaya dan juga anak pejabat. Di antara mereka yang paling sering cari masalah dengannya ada Yerin yang ayahnya merupakan seorang pejabat. Hubungan Yerin dengan murid perempuan di kelas masih lumayan baik. Dia sengaja membentuk sebuah grup anak perempuan untuk mengucilkan Wanda. Alhasil, meskipun Wanda adalah putri dari Keluarga Blakely, dia tetap saja tidak melewati hari yang menyenangkan di sekolah. Mungkin juga karena Wanda sudah mewarisi ingatan pemilik tubuh asli ini, sehingga matanya terasa agak perih saat mengingat kembali masa lalu itu. Dalam hatinya mendadak muncul perasaan sedih. Wanda sangat mengerti, sekarang adalah kesempatan yang sangat b
Dulu, tidak pernah ada seorang pun yang menggunakan sepasang tangan yang begitu hangat untuk menghiburnya. Kini, dia hanya berharap kehangatan yang dia rasakan saat ini bisa bertahan lebih lama lagi. Saat ini, dia bahkan dengan egoisnya berpikir mungkin dia bisa mencari cara agar menghindari kecelakaan yang akan terjadi setahun kemudian, lalu berusaha untuk menyembunyikannya dari Keluarga Blakely. Dengan begitu, dia akan tetap menjadi putri kandung Keluarga Blakely dan tetap mendapatkan perhatian Edison. Lebih baik lagi jika seumur hidup rahasia ini tidak pernah terkuak. Seumur hidup sebenarnya hanya beberapa puluh tahun dan akan berlalu dalam sekejap mata. Jika dia lebih berhati-hati, siapa tahu hal ini bisa terkabul? Wanda masih terisak-isak dan sedang memikirkan apakah ide yang muncul di pikirannya ini bisa dijalankan, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dipeluk oleh sebuah pelukan yang terasa agak keras, tetapi terasa hangat. Karena terlalu terkejut, dia sampai lupa untuk menan
Wanda Blakely lupa dialognya lagi.Saat dia menghadapi pemeran pendukung pria yang kedua dan salah untuk ketiga kalinya, sutradara akhirnya tidak bisa menahan emosinya dan langsung melempar tanda yang dipegang di tangannya. Sutradara itu langsung berteriak, "Istirahat dulu lima menit. Adegan protagonis wanita nanti diambil dulu!"Sekarang sudah bulan Desember. Wanda hanya memakai pakaian yang tipis. Saat sutradara berteriak untuk istirahat, tiba-tiba ada angin dingin bertiup. Wanda langsung memeluk dirinya dengan erat.Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ekspresi sutradara yang hitam bagaikan pantat kuali.Pemeran pendukung pria yang kedua itu berjalan ke arahnya, lalu dengan ramah memberikannya sebuah mantel yang tebal. Nada suaranya terdengar prihatin, "Apa kamu tidak istirahat dengan baik?"Meskipun Wanda hanyalah seorang artis yang tidak dikenal, tapi kali ini dia memainkan peran sebagai pemeran pendukung wanita yang ketiga. Biasanya dia sangat bertanggung jawab ata
Saat Wanda sadar akan hal ini, hatinya seperti terombang-ambing. Wanda tidak menunjukkan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia hanya berkata pada Shena, "Shena, aku sepertinya kurang enak badan. Bisakah kamu biarkan aku sendiri sebentar dulu?"Shena menggigit bibirnya, lalu melihat rona wajah Wanda dan melihat wajahnya agak pucat. Ada keringat muncul di dahinya dan Shena segera berkata, "Baiklah. Kamu istirahat sebentar dulu, tapi sebisa mungkin kamu harus cepat. Kakakmu seharusnya sekarang sudah turun dari pesawat. Gawat sekali kalau kamu sampai terlambat.""Aku tahu, Shena," ujar Wanda.Saat Shena sudah pergi, Wanda baru menatap kedua tangan yang putih dan lembut itu dengan tatapan tak percaya.Tangan ini benar-benar berbeda dengan tangannya yang kapalan.Kukunya digunting dengan rapi dan diwarnai dengan warna merah muda. Jari-jarinya ramping dan sangat cocok digunakan untuk bermain piano.Dia melihat kamarnya, lalu ke arah cermin yang di belakangnya. Dia melihat ada sebuah wajah
Wanda berpikir sesaat, lalu membuat keputusan.Dia memutuskan menyembunyikan faktanya untuk saat ini. Dalam waktu setahun, dia akan membentuk sebuah perlindungan untuk dirinya sendiri setahun kemudian saat keluar dari Keluarga Blakely.Mia Hansley di dalam novel yang akhirnya menjadi Mia Blakely adalah protagonis wanita. Dia adalah orang yang sangat hebat.Dia dibesarkan di keluarga miskin, tetapi nilainya sangat bagus. Di kelas, dia selalu mendapat peringat tiga teratas.Agar bisa membuat keluarganya bisa hidup lebih baik, saat umur 17 tahun dia putus sekolah dan masuk ke industri hiburan.Meskipun Mia tidak mengambil jurusan akting, dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Dia sama sekali tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia hiburan, melainkan berusaha keras melatih dialog perannya. Setiap langkah yang diambilnya membuat statusnya perlahan naik. Di saat yang sama, usaha kerasnya itu mendapatkan perhatian sang protagonis pria, Theo Cullen.Sejak saat itu, kisah cinta antara pro
Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang."Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.Sifat Edison su