Cinta Membara Sang Kakak

Cinta Membara Sang Kakak

Oleh:  Horae  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
14Bab
235Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Wanda Blakely meninggal karena terjatuh dari ketinggian 10 meter saat syuting. Jiwanya masuk ke dalam novel yang dibacanya sebagai pemeran pembantu wanita yang punya nama sama dengannya. Di dalam novel ini, Wanda nantinya akan berhadapan dengan protagonis wanita dan berakhir tragis. Satu-satunya cara baginya untuk bertahan hidup adalah meminta perlindungan "kakak" Wanda.

Lihat lebih banyak
Cinta Membara Sang Kakak Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
14 Bab
Bab 1
Wanda Blakely lupa dialognya lagi.Saat dia menghadapi pemeran pendukung pria yang kedua dan salah untuk ketiga kalinya, sutradara akhirnya tidak bisa menahan emosinya dan langsung melempar tanda yang dipegang di tangannya. Sutradara itu langsung berteriak, "Istirahat dulu lima menit. Adegan protagonis wanita nanti diambil dulu!"Sekarang sudah bulan Desember. Wanda hanya memakai pakaian yang tipis. Saat sutradara berteriak untuk istirahat, tiba-tiba ada angin dingin bertiup. Wanda langsung memeluk dirinya dengan erat.Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ekspresi sutradara yang hitam bagaikan pantat kuali.Pemeran pendukung pria yang kedua itu berjalan ke arahnya, lalu dengan ramah memberikannya sebuah mantel yang tebal. Nada suaranya terdengar prihatin, "Apa kamu tidak istirahat dengan baik?"Meskipun Wanda hanyalah seorang artis yang tidak dikenal, tapi kali ini dia memainkan peran sebagai pemeran pendukung wanita yang ketiga. Biasanya dia sangat bertanggung jawab ata
Baca selengkapnya
Bab 2
Saat Wanda sadar akan hal ini, hatinya seperti terombang-ambing. Wanda tidak menunjukkan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia hanya berkata pada Shena, "Shena, aku sepertinya kurang enak badan. Bisakah kamu biarkan aku sendiri sebentar dulu?"Shena menggigit bibirnya, lalu melihat rona wajah Wanda dan melihat wajahnya agak pucat. Ada keringat muncul di dahinya dan Shena segera berkata, "Baiklah. Kamu istirahat sebentar dulu, tapi sebisa mungkin kamu harus cepat. Kakakmu seharusnya sekarang sudah turun dari pesawat. Gawat sekali kalau kamu sampai terlambat.""Aku tahu, Shena," ujar Wanda.Saat Shena sudah pergi, Wanda baru menatap kedua tangan yang putih dan lembut itu dengan tatapan tak percaya.Tangan ini benar-benar berbeda dengan tangannya yang kapalan.Kukunya digunting dengan rapi dan diwarnai dengan warna merah muda. Jari-jarinya ramping dan sangat cocok digunakan untuk bermain piano.Dia melihat kamarnya, lalu ke arah cermin yang di belakangnya. Dia melihat ada sebuah wajah
Baca selengkapnya
Bab 3
Wanda berpikir sesaat, lalu membuat keputusan.Dia memutuskan menyembunyikan faktanya untuk saat ini. Dalam waktu setahun, dia akan membentuk sebuah perlindungan untuk dirinya sendiri setahun kemudian saat keluar dari Keluarga Blakely.Mia Hansley di dalam novel yang akhirnya menjadi Mia Blakely adalah protagonis wanita. Dia adalah orang yang sangat hebat.Dia dibesarkan di keluarga miskin, tetapi nilainya sangat bagus. Di kelas, dia selalu mendapat peringat tiga teratas.Agar bisa membuat keluarganya bisa hidup lebih baik, saat umur 17 tahun dia putus sekolah dan masuk ke industri hiburan.Meskipun Mia tidak mengambil jurusan akting, dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Dia sama sekali tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia hiburan, melainkan berusaha keras melatih dialog perannya. Setiap langkah yang diambilnya membuat statusnya perlahan naik. Di saat yang sama, usaha kerasnya itu mendapatkan perhatian sang protagonis pria, Theo Cullen.Sejak saat itu, kisah cinta antara pro
Baca selengkapnya
Bab 4
Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang."Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.Sifat Edison su
Baca selengkapnya
Bab 5
Jika Wanda bisa masuk ke dalam dunia hiburan, dia bisa mendapatkan sumber daya terbaik. Dalam satu tahun ini, dia akan berusaha keras. Jika tidak ada masalah lain, dia seharusnya bisa membuat fondasi hidupnya di dalam dunia hiburan.Meskipun nantinya identitasnya yang sebenarnya akan diketahui dunia dan kembali ke Keluarga Hansley, dia tetap bisa menghidupi sendiri dan keluarganya.Mengenai masalah ini, dia berencana membicarakannya dengan Rowan beberapa hari lagi.Rowan orangnya tidak kolot. Saat itu, jika dia bisa bicara baik-baik dengannya, mungkin Rowan akan memberinya izin.Sambil berpikir begitu, Wanda akhirnya bisa bersantai sedikit dan tidak perlu terlalu banyak berpikir mengenai masa depannya.Rowan dan Edison pergi minum bersama dengan para tamu yang datang. Wanda dan sahabatnya, Shena duduk bersama di area makanan ringan untuk makan."Ah! Wanda, kakakmu tampan sekali!"Edison dari dulu memang tampan, tapi ini pertama kalinya dia muncul di depan publik setelah empat tahun di
Baca selengkapnya
Bab 6
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal
Baca selengkapnya
Bab 7
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Baca selengkapnya
Bab 8
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Baca selengkapnya
Bab 9
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Baca selengkapnya
Bab 10
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status