Share

Bab 7.

Adelia mengeratkan pegangannya pada tas punggung yang ia gantung pada pundak kirinya. Ia menyipitkan matanya seketika sampai di pinggir lapangan. Pandangan Adelia lurus ke depan, di pinggir lapangan seberang sana. Rupanya Reno cs sudah stay di bangku yang berada di bawah pohon.

Ya! Sekarang sudah waktunya pulang sekolah, murid-murid pun berbondong-bondong menuju parkiran. Friska juga telah pulang terlebih dahulu. Adelia pun menghembuskan nafasnya kasar kemudian berjalan santai di tengah lapangan untuk menghampiri Reno cs yang tengah berbincang kecil.

Tak butuh waktu lama, Adelia sudah sampai di tempat mereka tentunya dengan wajah datar, "Eh, Adel tuh." gumam Ivan sembari menengok kearah Adelia, "Iya tuh Ren." tambah Sham.

Reno yang posisinya berdiri membelakangi Adelia pun langsung memutar tubuhnya, dengan bola basket di tangannya. Seketika Reno terdiam memperhatikan Adelia. Gadis itu berdiri dengan coolnya, rambut panjang sedikit curly yang berterbangan ke belakang karena angin yang berhembus. Reno tak berkedip menatap Adelia yang tidak menampakkan ekspresi apapun itu.

"Jadi duel nggak?" tanya Adelia sembari berkacak pinggang.

Reno pun langsung tersadar dari lamunannya. "Jadi lah." jawab Reno kemudian berjalan ke tengah lapangan sembari mendribble bola basketnya.

Adelia pun juga langsung menaruh tas dan jaketnya di bangku itu kemudian berjalan menyusul Reno ke tengah lapangan.

Adelia dan Reno saling berhadapan dan bertatapan dengan Sham di tengah yang siap melakukan jump ball. "Kalian siap?" tanya Sham yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala oleh dua muda mudi itu.

Adelia menatap lekat-lekat bola basket di tangan Sham, ia yakin akan memenangkan duel ini. Adelia pun berkonsentrasi, memusatkan fikiran pada bola tersebut, "Oke! Gue hitung mundur ya, tiga .. Dua .. Satu!" kata Sham kemudian melambungkan bola basket di tangannya itu ke atas.

Dan yang mendapatkan bola adalah Reno, karena postur tubuhnya yang sudah jelas lebih tinggi dari Adelia. Dan mereka pun mulai bermain basket, Adelia sebisa mungkin mencoba merebut bola itu dari tangan Reno.

Walaupun memakai rok, Adelia tetap gesit dalam bermain. Sedangkan di pinggir lapangan sana, Ivan dan Sham saling bersorak-sorak meneriaki bosnya, Reno, "AYO BOSS! LO PASTI BISA NGALAHIN DIA, PEPET TERUSS!! HUUUU!!" teriak Ivan heboh.

"IYA BOSS! LAWAN DIA, REBUT BOLANYA!! AYOO!!" tambah Sham di sampingnya sembari bertepuk tangan.

Beberapa menit pun berlalu, keduanya saling berebut bola basket itu dan memasukkannya ke dalam ring. Adelia juga sempat kuatir kalo ia kalah, karena beberapa kali ia susah merebut bola dari tangan Reno yang bisa dibilang lebih gesit darinya-iya lah, dia cowok gitu dan anak basket juga-tetapi Adelia tetap optimis menang karena ia mengikuti eskul basket itu dari SMP sampai sekarang ini, juga ditambah latihan di rumah.

Waktu terus berjalan, hari semakin sore, sekolah semakin sepi karena semua murid dan guru sudah pulang. Adelia dan Reno masih gesit berebut bola dan berakhir dengan shoot dari jarak jauh yang dilakukan oleh.. Reno.

Dan skor berakhir dengan Adelia 20 kemudian Reno 21. Cuma beda 1 skor doang loh?

"Ah sialan!" umpat Adelia sembari berkacak pinggang.

"Hahaha ternyata lo jago juga yah, nggak nyangka." ujar Reno sembari mengatur deru nafasnya.

"Yee, lo menang Boss!!" heboh Sham dan Ivan yang baru saja datang. Mereka bertos ria dengan Reno.

"Yo'a!" jawab Reno.

"Hahaha terus hukumannya buat dia apa, Ren?" tanya Ivan yang langsung diangguki oleh Sham. "Iya tuh!" katanya.

"Duh~ udahlah yah nggak usah pake hukum-hukuman! Gue capek mau pulang!" ketys Adelia yang hendak pergi.

"Yee nggak bisa gitu dong, gampang kok hukuman dari gue." kata Reno sembari mendekat kearah Adelia.

"Apaan?!" ketusnya.

Reno menyeringai sebelum menjawabnya, "Gampang kok, cuma dinner aja sama gue, lusa." kata Reno.

"Dinner? Emang nggak ada yang lain apa? Kenapa harus dinner segala?" ketus Adelia.

"Nggak, gue cuma mau deket aja sama lo." kata Reno lagi dan membuat Adelia menatapnya tajam.

"Kalo gue nggak mau gimana?" tantang Adelia sembari berkacak pinggang.

Hal itu langsung membuat Reno lagi-lagi menyeringai dan berjalan mendekat kearahnya, "Lo berani natang gue nih? Yakin? Berarti lo mau dong gue cium disini sekarang?" bisik Reno tepat di dekat telinga Adelia.

Gadis itu meneguk ludahnya sendiri, tiba-tiba bulunya meremang mendengar ucapan Reno barusan, "Nggak takut! Gue udah sabuk hitam taekwondo kok. Dan .. Kalo lo berani cium gue .. gue bakalan .. Pukul lo!! .. Sini maju lawan gue, gue hajar lo!! Gue pasti bisa kalahin lo!" kata Adelia ragu-ragu kemudian memasang sikap kuda-kudanya.

"Kalian berdua juga, sini maju lawan gue! Walaupun gue cewek, gue nggak takut lawan kalian!" ujar Adelia lagi seketika melihat Sham dan Ivan terkikik geli.

Perkataannya yang terlalu percaya diri tersebut malah membuat Reno terbahak. "Hahahaha. Sumpah, lo lucu banget. Hahahaa. Lo bisa kalahin gue? Hahahaa. Adel Adel! Lo tuh cewek, dan tenaga lo jelas nggak sekuat gue. Lagian gue juga nggak mungkin berantem lawan cewek. Banci banget gue. Dan lo juga bukan lawan yang seimbang buat gue! Ngerti? Udahlah, mending lo simpen tenaga lo dan nurut aja sama gue, cuma dinner aja kok, nggak lebih, kita kan udah sepakat tadi." jawab Reno.

Beberapa saat Adelia menatap Reno cs dengan tajam. Ingin rasanya Adelia melempar mereka ke dasar jurang atau kalau tidak yaa, ke dasar laut juga bisa biar sekalian dimakan sama hiu. Tetapi itu rasanya tidak mungkin.

Adelia pun menghela nafasnya kemudian mengibaskan tangannya dan berlalu dari hadapan mereka yang kini saling berpandangan kemudian tersenyum lebar, "Hahahaa menang banyak Lo, Boss!" heboh Sham dan Ivan sembari menepuk pundak Reno.

"LUSA GUE TUNGGU LO DI CAFE DELIMA JAM TUJUH!!" teriak Reno membuat Adelia berhenti namun tidak menoleh.

Gadis itu menekan bibirnya ke dalam kemudian kembali berjalan ke pinggir lapangan. Ia menarik tas dan jaketnya kesal lalu pergi dari tempat itu.[]

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status