Jovita POVHari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik. Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik. "Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi
Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b
Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam
Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric
Author POVSepuluh hari berbulan madu dilewati dengan penuh cinta dan keseruan. Vita tidak henti-hentinya menceritakan apa saja kegiatan seru yang dia lakukan selama berbulan madu, tentunya dia tidak menceritakan mengenai hubungan ranjang. Vita cuma berbagi kisah seru soal pantai dan beragam aktivitas lainnya.Dia juga membeli banyak sekali cinderamata padahal sudah diperingatkan untuk tidak memboros. Kebiasaan Vita ini terkadang membuat Endrick geleng-geleng kepala saja."Pokoknya seru deh, tapi pas diajak mas Endrick buat selancar, Vita gak mau. Ngeri loh ma, itu ombaknya gede kalo tenggelem kan gimana coba?" celoteh Vita dengan ekspresi antusias yang tidak hilang dari wajahnya.Mereka tiba di Jakarta dua jam yang lalu, Endrick mengambil jadwal penerbangan pagi karena dirinya sudah tidak sabar menemui Rama setelah sepuluh hari ditinggal. Makanya, dari tadi cuma Vita yang terlihat sibuk sendirian bercerita dan membagikan cinderamata. Endrick sudah sibuk menggendong Rama dan mengajakn
Author POVTuk!Vita meletakkan sebuah foto tepat di atas meja kerja suaminya. Dia melipat tangan, menunggu Endrick menjelaskan alasan mengapa ada foto wanita lain di laci kerja suaminya ini."Sudah saya duga kamu membuka laci saya karena isi di dalam laci ini jadi berantakan," gumam Endrick. Dia menatap lurus ke mata Vita tanpa mau menjelaskan apapun. Endrick tidak macam-macam, foto itu bukanlah apa-apa jika Vita memang bertanya."Mas Endrick jangan alihkan pembicaraan kita. Sekarang Vita minta kejelasan," titah Vita.Endrick menghela napas berat, dia berdiri lalu mengambil foto yang diserahkan istrinya ini. Dia tidak pernah suka terlibat drama ataupun dituduh, jadi kesalahpahaman ini harus diluruskan."Saya gak selingkuh. Berapa kali saya harus bilang sama kamu, saya bukan seseorang yang kayak gitu. Ya, benar ini foto Bu Chika, tetangga kita yang sedang kamu cemburui. Saya bukan sengaja menyimpan foto ini, dia adalah calon dosen di prodi saya. Saya menyimpan fotonya karena alasan pe
Author POVKeinginan Vita untuk berkencan akhirnya dipenuhi oleh Endrick. Hari Minggu siang, mereka menitipkan Rama kepada orang tua Vita karena wanita itu merengek ingin pergi berdua. Endrick tidak bisa membantah lagi, dia sudah pusing menanggapi sikap Vita yang berubah sangat manja.Jadilah siang ini dia mengajak istrinya ke salah satu pusat perbelanjaan yang besar. Kebetulan sedang ada festival makanan Asia yang diselenggarakan selama seminggu ke depan, jadi suasana tampak lebih padat dari biasanya.Vita tentu sangat senang sekali, dia mengajak Endrick ke sana kemari mencicipi berbagai makanan khas daerah lain. Wanita itu terlihat sangat bahagia sampai-sampai Endrick kembali terpesona menikmati kecantikan wajah Vita yang tersenyum."Ah! Pa, ini enak banget loh! Mau cobain dimsum nya gak?" tawar Vita sambil menyodorkan potongan kecil makanan di tangannya. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu meja makan kosong, hampir semuanya dipenuhi orang-orang dan untungnya mereka masih men
Author POV"Masih cemberut aja sih, pa? Itu udah mau ilang kok bekasnya," celetuk Vita sesaat setelah dia meletakkan piring berisi ayam kecap sebagai menu makan malam mereka hari ini.Sejak Endrick pulang ke rumah tadi sore, wajah pria itu terlihat mengerikan sekali. Bibirnya kian tipis, tatapannya makin tajam dan ada plester di lehernya yang Vita duga untuk menutupi bekas ciuman.Endrick tidak menanggapi ucapan Vita, dia mengambil piringnya yang sudah terisi nasi lalu menambahkan ayam kecap dan beberapa menu lainnya. Vita masih menahan tawa, lucu sekali melihat suaminya yang merajuk ini. Endrick tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun selama mereka menikah dan sekarang dia sangat menggemaskan walaupun masih susah payah dengan wajah dinginnya itu."Oh iya, besok ada temen mama--""Vit, bisa gak ubah panggilan itu. Saya benar-benar risih dan kali ini serius," potong Endrick. Vita terdiam sejenak, dia menatap wajah Endrick yang tidak main-main dan sepertinya dia memang tidak suka denga