Share

Mengungkapkan Identitas yang Sebenarnya

Tentu saja Lucia yang mendengarnya pun seolah merasa kaget dan di buat tak percaya. Ia pasti kini merasa bingung, dengan ucapan yang baru saja di katakan oleh orang yang baru pertama kali ia temui itu secara tiba-tiba, memintanya memutuskan hubungan dengan kekasihnya yang selama ini baik-baik saja. Lucia Merasa ada yang aneh dengan wanita tua di depannya. Mulai dari namanya hingga nama atasannya di kantor, wanita tua di depannya ini mengetahuinya dengan sangat betul.

Apalagi dengan ucapannya yang menekankan kata putraku pada Lucia, tentu saja hal itu sempat membuatnya tercengang. Tapi Lucia tetap berfikir bahwa tidak mungkin wanita yang kini duduk di depannya adalah ibu dari kekasihnya, mengingat kembali akan perbedaan di antara keduanya yang dapat di lihat dari penampilan mereka.

Saya tidak tau anda ini siapa tapi yang jelas, anda tidak punya hak untuk ikut campur dalam hubungan saya dan kekasih saya. Lagi pula hubungan kami selama ini berjalan baik-baik saja, tidak ada alasan yang membuat saya harus memutuskan hubungan dengannya." Tolak Lucia dengan tegas.

Rosalina pun tersenyum, mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam sakunya. "Apa setelah melihat ini dan memiliki alasan untuk mengakhiri hubungan kalian, kamu mau berjanji padaku untuk memutuskan hubunganmu dengan putraku?" Tanyanya sambil menaruh kartu nama tersebut di atas meja.

Lucia pun membacanya, ia tidak menyangka dengan kenyataan bahwa wanita yang kini tengah duduk di depannya merupakan nyonya Rosalina Roygen, konglomerat nomor satu di negaranya yang selama ini tinggal di prancis. Lucia pun menatapnya dengan begitu terkejut, merasa takut dengan sikapnya yang tadi begitu kasar dalam memperlakukan orang terhormat di negara ini.

"A, anda ... nyonya Rosalina?" Tanya Lucia dengan kaget sambil menutup mulutnya.

Rosalina pun tersenyum puas begitu melihat ekspresi wajah Lucia yang begitu terkejut saat identitasnya terungkap. "Benar, aku adalah Rosalina Roygen." Ucapnya sambil memasukkan kembali kartu nama yang sempat ia keluarkan.

Tentu saja Lucia langsung gugup begitu mengetahui identitas wanita tua yang dari tadi terus membuatnya merasa kesal itu. Siapa yang tidak mengenal konglomerat nomor satu di negara ini? Wanita yang bisa dengan sukses melanjutkan berbagai macam usaha yang di tinggalkan oleh mendiang suaminya tanpa bantuan dari siapapun.

Lucia selama ini selalu mengagumi sosok Rosalina yang merupakan wanita tangguh itu. Namun sayangnya karna tidak pernah melihatnya secara langsung, Lucia jadi tidak bisa mengenalinya dalam sekali tatapan. Perasan terkejut dan bingung yang tengah Lucia rasakan saat ini, sampai membuatnya lupa sejenak dengan hal yang paling ingin ia ketahui dari tadi di banding dengan identitas nyonya Rosalina yang sebenarnya.

"Sa, saya minta maaf atas perlakuan dan gaya bicara saya pada anda yang kurang ajar seperti tadi. Saya benar-benar tidak mengetahuinya jika anda adalah nyonya Rosalina." Kata Lucia dengan cepat meminta maaf, atas keterlambatannya yang menyadari identitas nyonya Rosalina.

Sikap Lucia yang sangat berbeda dengan saat sebelum ia mengungkapkan identitasnya,  tentu menjadi penilaian tersendiri bagi Rosalina yang merupakan wanita yang penuh dengan penilaian. "Aku akan memaafkanmu, dengan satu syarat. Akhiri hubunganmu dengan putraku terlebih dahulu, maka setelah itu, aku akan menganggap hal yang tadi tidak pernah terjadi." Tutur Rosalina yang memanfaatkan situasi.

Begitu mendengar perkataan Rosalina barusan, Lucia pun jadi teringat kembali akan hal yang dari tadi ingin ia ketahui. "Tunggu sebentar, saya tidak mengerti apa maksud anda. Dari tadi anda terus meminta saya memutuskan hubungan dengan putra anda, tapi saya bahkan tidak pernah bertemu dengannya." Ujar Lucia yang menyatakan hal yang jujur.

Wajar saja jika saat ini Lucia tengah berfikir bahwa, sebenarnya Rosalina hanya salah orang saja. Tentunya bagi Lucia, tidak mungkin wanita miskin seperti dirinya bisa dengan beruntung memiliki pacar yang merupakan putra dari seorang konglomerat di negara ini. Terlebih lagi, Lucia bahkan tidak pernah mengetahui dengan jelas, seperti apa wajah dari putra kandung nyonya Rosalina karna selama ini, keluarga nyonya Rosalina selalu menutup diri dari media.

Rosalina juga merasa bahwa tanggapan yang Lucia berikan saat ini pada dirinya adalah hal yang wajar. Tentu saja Rosalina juga mengetahui dengan jelas, bahwa putranya memang sengaja berpacaran dengan Lucia, dengan identitas palsu yang sengaja ia buat. Rosalina pun mengeluarkan bukti dari dalam tasnya, membuat Lucia mau tidak mau harus mempercayainya.

"Aku tau kamu pasti tengah merasa bingung saat ini, tapi aku harap agar kamu bisa cepat tanggap." Rosalina tau, jika hanya dengan berkata kata, Lucia tidak akan dapat dengan mudah mempercayainya. Karna itu, sebelum memutuskan untuk bertemu dengan Lucia, ia sudah mempersiapkan berbagai macam hal yang ia rasa akan sangat di perlukan nantinya.

Rosalina pun memberikan bukti kembali dan menaruhnya di atas meja, itu merupakan fotonya bersama dengan kekasih Lucia yang dengan sengaja ia cetak agar bisa di tunjukkan pada Lucia hari ini. Tentu saja Lucia yang melihatnya pun, tak henti hentinya di buat kaget dengan kenyataan yang terus menyerangnya bertubi tubi seperti sekarang ini.

Lucia menatap nyonya Rosalina dengan begitu tercengang, melihat foto yang menunjukkan kedekatan di antara kekasihnya dengan nyonya Rosalina. "Ja, jangan bilang ... apa yang anda katakan dari tadi adalah benar? Arsyad adalah putra anda?" Tanyanya dengan gagap, tidak bisa mencerna kenyataan pahit yang baru saja ia ketahui hari ini.

Tentu saja saat ini Lucia merasa sakit hati dan juga kecewa, begitu mengetahui jika selama ini, kekasihnya menyembunyikan identitasnya dengan sangat baik selama 3 tahun mereka menjalani hubungan, sehingga membuat Lucia bahkan sampai tidak menyadarinya dan seperti orang bodoh, tidak merasa curiga pada Arsyad sedikit pun.

"Benar, Arsyad Roygen, dia adalah putraku dan juga kekasihmu." Jawab nyonya Rosalina dengan nada bicara dan ekspresi wajahnya yang datar.

Bukan Arsyad Nourwein, seorang pekerja biasa di kantor yang sama tempat ia bekerja, melainkan Arsyad Roygen, satu satunya anak dari konglomerat nomor satu di negaranya. Hati Lucia kini merasa sakit, seolah di cabik cabik. Ia masih tidak menyangka jika selama ini, kekasih yang sangat ia cintai dan ia percaya, justru dengan tega menyembunyikan identitasnya yang asli selama tiga tahun lamanya mereka menjalin hubungan.

Padahal Lucia berfikir, sudah cukup banyak yang ia ketahui tentang kekasihnya itu karna mengingat, sudah cukup lama waktu yang mereka habiskan bersama untuk mengerti akan satu sama lain. Namun ternyata tidak, meskipun Lucia dan Arsyad sudah lama menghabiskan waktu bersama sebagai seorang kekasih, tidak ada satu pun hal yang Lucia ketahui dengan benar, mengenai Arsyad. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status