Share

Menolak Kesempatan Emas di Depan Mata

"Tapi ... apa alasan anda meminta saya untuk memutuskan hubungan dengan Arsyad? Selama ini hubungan kami baik-baik saja, ssya tidak memiliki alasan untuk mengakhiri hubungan kami." Tolak Lucia yang berfikir bahwa, tidak masuk akal jika ia langsung memutuskan hubungannya dengan Arsyad yang selama ini berjalan baik hanya karna permintaan ibu dari kekasihnya itu.

Rosalina pun tersenyum, melihat Lucia yang dengan polosnya tak dapat langsung mengerti dengan masalah yang sebenarnya. "Bukankah kamu yang lebih tau jika, kamu tidak pantas bersanding dengan putraku? Hanya dengan alasan seperti ini saja sudah cukup untuk mengakhiri hubungan kalian." Katanya menyindir secara langsung.

Meskipun Rosalina sampai berkata seperti itu, tentu saja Lucia tetap berfikir sesuai dengan pendiriannya. Ia tidak akan melepaskan Arsyad, meskipun ibunya secara terang terangan menentang keras hubungan mereka. Karna Lucia berfikir, bahwa tentunya ia akan sangat menyesal jika sampai harus melepaskan cinta pertamanya itu.

"Keputusan saya tetap sama yaitu tidak, saya tidak ingin memutuskan hubungan saya dengan Arsyad. Kalau apa yang ingin anda bicarakan dengan saya hanya sebatas ini saja, saya mohon pamit, saya harus berangkat bekerja." Lucia dengan cepat pun langsung berdiri dan memakai kembali tas selempangnua, ia berniat untuk segera mengakhiri percakapan yang tiada akhir seperti ini.

Namun saat Lucia sudah berdiri dan hampir saja hendak melangkahkan kakinya untuk pergi, Rosalina membuatnya terdiam. "Tunggu dulu. Bagaimana kalau ku beri penawaran yang tidak bisa kamu tolak?" Ucapnya yang berhasil membuat Lucia berhenti.

Lucia pun mau tidak mau harus berhenti dan mendengarkan perkataan  nyonya Rosalina yang membuat langkahnya terhenti. Lucia menganggap bahwa setidaknya ia melakukan hal ini untuk formalitas saja. "Penawaran?" Tanya Lucia yang merasa bingung, dengan apa penawaran yang nyonya Rosalina maksud padanya.

Rosalina pun tersenyum, melihat Lucia yang terlihat tertarik untuk mendengarkan penawaran yang akan ia berikan. "Benar. Bukankah kamu punya seorang adik yang masih duduk di bangku SMA dan sebentar lagi akan kuliah?" Katanya.

Tentu saja Lucia di buat kaget, begitu mendengar nyonya Rosalina yang sampai menyebut adiknya dalam perkataannya barusan. Melihat nyonya Rosalina yang bahkan sampai mengetahui jika Lucia memiliki adik, hal itu sudah membuktikan bahwa memang nyonya Rosalina sudah mencari tau banyak hal tentangnya.

Lucia pun langsung menengok, "Tak di sangka, rupanya anda bahkan mencari tau hal tentang saya sampai sejauh itu, ya." Tutur Lucia yang merasa kesal, mendengar adiknya yang ikut terbawa dalam percakapan mereka.

Tentu saja reaksi yang di tunjukkan oleh Lucia barusan, membuat Rosalina merasa senang, karna memang reaksi seperti inilah yang Rosalina harapkan dari Lucia. "Aku akan memberikan beasiswa penuh untuk adikmu di universitas terbaik di negara ini, sebagai balasan setelah kamu memutuskan hubungan dengan putraku. Bagaimana? Ini tawaran yang menarik, bukan?" Ujarnya.

Tentu saja bagi orang miskin seperti Lucia, mendengar tawaran seperti ini, sama saja dengan mendapatkan keajaiban dalam hidupnya. Karna meskipun Lucia bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan besar, ia bahkan sama sekali tidak memiliki tabungan karna uangnya selalu habis untuk membayar sisa hutang yang di tinggalkan oleh kedua mendiang orang tuanya semasa hidup dulu.

Lucia yang semenjak kecil selalu berusaha menggunakan kekuatannya sendiri itu, tentu saja berfikir bahwa ini adalah tawaran yang menarik, menukar kebahagiaan hidupnya dengan kebahagiaan adiknya. Lucia tentunya tidak ingin adiknya ikut merasakan, seperti apa susahnya berdiri dengan kedua kaki sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Melihat Lucia yang diam membeku dan tidak menjawab pertanyaannya, membuat Rosalina merasa yakin bahwa kini Lucia tengah memakan umpannya. "Tak hanya itu, aku juga akan dengan sendirinya, memberikan adikmu surat rekomendasi atas namaku. Kalau kamu mau, aku juga bisa membuatnya bekerja di salah satu cabang perusahaanku di luar negri." Ucap Rosalina.

Lucia pun tercengang, begitu mendengar bahwa hanya dengan memutuskan hubungannya dengan Arsyad, adiknya bahkan bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari nyonya Rosalina. Tentu saja semua orang di negara ini tau, jika memiliki surat rekomendasi dari nyonya Rosalina, bisa membuat siapapun yang hendak mencari pekerjaan, bisa langsung di terima dengan mudah di perusahaan mana pun.

Meskipun begitu, Lucia tetap saja merasa tidak rela jika harus menukar Arsyad, pria yang ia cintai dengan semua tawaran manis di depan matanya saat ini. Lagi pula, adiknya adalah anak yang sangat cerdas, Lucia percaya, bahkan tanpa surat rekomendasi dari nyonya Rosalina sekalipun, adiknya pasti tetap bisa masuk ke perusahaan manapun dengan mengandalkan usahanya sendiri.

Dengan berat hati, Lucia pun menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak, saya tetap tidak bisa mengakhiri hubungan saya dengan Arsyad hanya karna tawaran semacam ini." Tolak Lucia setelah menghela nafas berat.

Rosalina pun tersenyum, merasa kagum dengan wanita miskin seperti Lucia yang meskipun sudah di hadapkan dengan berbagai macam kesempatan emas, ia masih tetap bisa teguh pada pendiriannya. Namun, tentu saja Rosalina tidak akan menyerah semudah ini. Ia hanya ingin melihat, sampai mana Lucia masih bisa tetap bertahan meskipun sudah mengetahui kebohongan yang selama ini sengaja di sembunyikan oleh orang yang sangat ia cintai.

"Aku salut dengan wanita yang memiliki pendirian teguh sepertimu." Ucap Rosalina yang benar-benar merasa tersanjung, dengan keputusan yang di buat oleh Lucia.

Wajar saja jika Rosalina merasa tersanjung dengan keputusan Lucia yang lebih memilih untuk mempertahankan pria yang sudah membohonginyan selama ini hanya karna alasan cinta dari pada masa depan yang menjanjikan untuk adiknya. Karna jika wanita lain yang di hadapkan dengan situasi seperti ini, tentu saja sebagian besar dari mereka akan membuat keputusan yang berbeda.

Sambil menatap Rosalina dengan tajam, Lucia pun menjawab. "Memiliki pendirian yang teguh adalah sikap yang sudah seharusnya di miliki oleh wanita miskin seperti saya." Jawab Lucia dengan lirih nada bicara yang terdengar sangat kesal.

Kini, Rosalina pun berdiri, menghampiri Lucia kemudian meraih telapak tangannya. "Baiklah kalau begitu, aku menghormati keputusanmu. Tapi ambilah ini, hubungi aku jika mungkin saja suatu saat nanti, keputusanmu berubah." Rosalina menaruh kartu namanya dengan paksa di telapak tangan Lucia agar ia mau tidak mau, harus tetap menerimanya.

Lucia pun dengan terpaksa menerimanya, karna genggaman tangan nyonya Rosalina saat ini sangatlah keras, seolah dengan sengaja memaksanya untuk tetap menerima kartu nama yang ia berikan meskipun tidak mau. "Sayangnya, sepertinya hal itu tidak akan terjadi." Kata Lucia yang secara tidak langsung mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah sia-sia.

"Kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, bukan?" Balas Rosalina yang lagi-lagi di buat takjub, dengan sikap penuh percaya diri yang Lucia tunjukkan saat berhadapan dengannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status