Share

Cinta Terhalang Takdir
Cinta Terhalang Takdir
Penulis: Tricya

1. Terbangun dari koma

"Dokter, dokter, pasien VVIP kamar 6006 sadar!." Seru seorang perawat. Karena terlalu bersemangat, perawat itu tanpa sadar membuat keributan.

Ia lupa, bahwa setiap bangsal di rumah sakit itu dilengkapi dengan tombol peringatan untuk memanggil dokter.

Di ruang serba putih dalam keheningan, terdengar bunyi fluktuasi dari elektrokadiograf yang awalnya stabil. Seorang gadis muda terbaring di ranjang sebelah nakas.

Tak lama kemudian, beberapa dokter serta perawat mulai bergegas memasuki bangsal itu.

Melihat keributan yang terjadi gadis yang tengah terbaring di ranjang itu hanya menatap dengan kosong.

“Bagaimana?” Tanya salah satu dokter veteran.

“Denyut jantung 70 bpm, tekanan darah 130/85” jawab seorang perawat disampingnya.

Mengeluarkan stetoskopnya, Dokter itu melanjutkan pemeriksaan kondisi vital pasien.

“Segera lakukan MRI!, dan hubungi dokter Bryan.” Perintahnya kemudian.

Dokter Bryan adalah dokter kardiotoraks nomor satu dirumah sakit ini.

Kelopak mata berbentuk almond berkedip ringan, mulai terbuka menyesuaikan cahaya. Batang hidung yang tinggi, dengan bibir ceri yang indah sedikit pucat.

Tatapan kosong tadi kini mulai sedikit teralihkan. Gadis itu terdiam lama, masih memproses apa yang baru saja dialaminya.

Dokter mencoba melambaikan tangan didepan matanya. Melihat pergerakan pupil mengikuti tangannya dokter yakin bahwa pasien tidak mengalami kebutaan.

Setelah memastikan semuanya stabil, akhirnya dokter menghela napas lega. Pundaknya yang satu tahun ini terasa berat kini menjadi ringan. Merasa beban berat dipundaknya lenyap begitu saja.

“Jika ada yang mendesak segera hubungi dokter jaga.” tegas sang dokter kepada perawat khusus gadis itu. Yang dibalas anggukan hormat perawat itu.

Satu tahun lalu, sebuah perintah dari atas datang dengan begitu tiba-tiba. Gadis ini adalah seorang korban kecelakaan mobil, dikabarkan bahwah rem mobilnya rusak. Menyebabkan mobil terbalik di tebing yang berlokasi ditepi kota A.

Waktu itu keadaannya sangat kritis. Dokter hampir saja akan menyerah. Hingga pihak rumah sakit mendatangkan seorang dokter yang sangat ahli dari Negara L.

Selamat dari kritis pasien ini tertidur dalam koma yang panjang.

“Nona apakah Anda ingat apa yang terjadi?” dokter bertanya dengan hati-hati.

Terkejut dengan suara yang datang, mata indahnya berkedip. Menyadari kedatangan orang lain disekitarnya.

Dalam beberapa menit bangsal kembali jatuh dalam keheningan. Dokter dan perawat menunggu jawabannya.

Pertanyaan dokter membuat Zeesya terbangun, kenangan masa lalu mengalir dalam otaknya. Zeesya ingat telah mengalami kecelakaan mobil. Matanya mulai basah, setetes air mata jatuh hingga akhirnya tumpah ruah.

Keheningan ini, keasingan ini, dan semua yang terjadi sekarang, satu persatu Zeesya mulai mengerti. Ketiadaan Roy disisinya saat ini membuat Zeesya memahami satu fakta. Bahwa mereka tak lagi bersama.

“Dimana..?”lirihannya terdengar.

Meski tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Dokter dan perawat hanya memakhlumi. Ada banyak pasien yang seperti itu.

“Anda sedang dirawat di rumah sakit, jangan terlalu memikirkan apa yang terjadi.” Jawab seorang perawat dengan penuh pengertian.

Para dokter pergi dan hanya meninggal satu perawat khusus untuk berjaga-jaga.

Setelah sekian lama, bangsal kembali sunyi. Bertolak belakang dengan hati dan pikirannya. Masa lalu sedang berkecamuk di pikiran gadis itu.

Saat itu, meski hatinya gugup, Zeesya merasa bahagia. Roy bilang akan membawa ia menemui keluarganya. Suka citanya berubah jadi duka yang besar. Hatinya sakit oleh kekecewaan.

Harapan besar untuk cinta mereka kandas saat kakek Roy pemegang keputusan terbesar dan bahkan semua keluarga Roy tidak setuju mereka bersama.

“Ak...” sulit baginya untuk berbicara, tenggorokannya pun terasa panas dan perih.

Hanya lirihan yang keluar dari mulutnya. Perawat membawakan kapas yang dibasahi air untuknya. Membantu membawahi bibirnya yang kering. Zeesya tidak tau sudah berapa lama ia tidak minum.

Perawat itu merasakan simpati padanya. Setahun yang lalu pasien ini dikirim kerumah sakit ini karena kecelakaan tidak ada keluarga yang bisa dihubungi. Orang yang mengantarkannya hanya membayar biaya administrasi saat itu.

“Nona, anda sudah koma selama setahun, tubuh anda saat ini perlu di rehabilitasi jadi jangan khawatir, setelah ini kami akan mengadakan pemeriksaan menyeluruh.”

Kenyataan ini membuat Zeesya terkejut.

Satu tahun?

Lalu apakah pria itu masih ingat dengan dirinya , apakah ia merasa bersalah?

...

Setelah jelang beberapa hari, Zeesya mulai bisa bergerak. Dengan bantuan kursi roda, ia didorong oleh perawatnya untuk berjalan-jalan di taman.

Taman yang indah semakin indah karena kedatangannya. Wajah pucatnya kemarin sudah mulai kemerahan.

Hampir semua mata tertuju padanya. Apalagi para lansia, yang sangat senang ketika ia tersenyum dan menyapa.

Dari satu pandangan orang-orang bisa melihat kelembutan diwajahnya. Walau tak berinteraksi lebih jauh, mereka tau gadis ini sangat baik.

“Anda ingin duduk dimana Nona?” tanya perawat.

“Tolong ditempat yang sepi saja.” Pinta Zeesya.

Pagi ini matahari sangat cerah, sepertinya matahari pagi ini bisa sedikit menghangatkan hatinya. Perawat membawanya ke sudut taman, di dekat kolam teratai yang mekar dengan penuh.

“Dasty, apa kau tahu siapa yang menolongku?” tanya Zeesya.

Dasty dengan tenang menjawab, “Saya tidak tahu Nona.”

“Bukankah Kau perawat khusus untukku?” tanya Zeesya. Keningnya berkerut karena tahu Dasty telah menyembunyikan kebenaran.

“Saya hanya perawat biasa Nona.” Ujar Dasty tenang.

Zeesya tak ingin memaksa bertanya lagi.

Satu tahun lalu, adalah hari yang sangat ingin dilupakan oleh Zeesya, hari dimana lelaki itu, Roy menampakkan sifat aslinya.

Sudah lama sekali Zeesya kenal dengan Roy, semenjak ia kehilangan ingatannya diumur lima tahun, Roy adalah teman pertamanya.

Berteman lama dan akur, membuat Roy jatuh hati padanya. Mereka mulai menjalin hubungan semenjak kuliah.

Tapi semua kacau disaat Zeesya lulus dari Universitas, Roy mulai tak acuh. Ia sibuk dengan perkelahian masalah warisan dengan kakak kakaknya.

Saat itu, tepat di malam valentine, Roy memberikan dirinya kejutan, melamar dengan indah dan berjanji akan membawanya bertemu keluarga besar Roy. Zeesya sangat senang, ia bisa merasakan ketulusan Roy kepadanya. Keesokan harinya ia menepati janji, membawa Zeesya untuk diperkenalkan kepada keluarganya.

Semuanya berjalan dengan lancar, menahan kegugupan dengan hati yang antusias. Zeesya merasa bahagia. Setelah ini ia akan menjalani kehidupan yang sebenarnya dengan Roy.

Malam itu, semuanya terlihat. Roy tidak tulus kepadanya, bahkan keluarganya. Semuanya. Mereka berniat hanya menjadikan Zeesya sebagai alat penghasil anak.

Ternyata Roy sudah bertunangan, dengan Natallie, putri keluarga Romanov yang sempurna. Terlahir dengan sendok emas dimulutnya, Natallie gambaran seorang putri emas.

Zeesya menatap kearah kolam dengan nanar.

“Bisakah Kau membawakan minum untukku?” pintanya kepada Dasty.

Ia tak ingin air mata kesedihannya dilihat lagi oleh orang lain. Cukup sekali saja.

“Baik Nona.”

Setelah Dasty berjalan lumayan jauh, Zeesya mati-matian menahan air mata sudah menggenang. Ini akan menjadi terakhir kalinya ia menangisi pria itu!, tekadnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status