Home / Romansa / Cinta Terhalang Takdir / 1. Terbangun dari koma

Share

Cinta Terhalang Takdir
Cinta Terhalang Takdir
Author: Tricya

1. Terbangun dari koma

Author: Tricya
last update Last Updated: 2022-09-06 14:20:43

"Dokter, dokter, pasien VVIP kamar 6006 sadar!." Seru seorang perawat. Karena terlalu bersemangat, perawat itu tanpa sadar membuat keributan.

Ia lupa, bahwa setiap bangsal di rumah sakit itu dilengkapi dengan tombol peringatan untuk memanggil dokter.

Di ruang serba putih dalam keheningan, terdengar bunyi fluktuasi dari elektrokadiograf yang awalnya stabil. Seorang gadis muda terbaring di ranjang sebelah nakas.

Tak lama kemudian, beberapa dokter serta perawat mulai bergegas memasuki bangsal itu.

Melihat keributan yang terjadi gadis yang tengah terbaring di ranjang itu hanya menatap dengan kosong.

“Bagaimana?” Tanya salah satu dokter veteran.

“Denyut jantung 70 bpm, tekanan darah 130/85” jawab seorang perawat disampingnya.

Mengeluarkan stetoskopnya, Dokter itu melanjutkan pemeriksaan kondisi vital pasien.

“Segera lakukan MRI!, dan hubungi dokter Bryan.” Perintahnya kemudian.

Dokter Bryan adalah dokter kardiotoraks nomor satu dirumah sakit ini.

Kelopak mata berbentuk almond berkedip ringan, mulai terbuka menyesuaikan cahaya. Batang hidung yang tinggi, dengan bibir ceri yang indah sedikit pucat.

Tatapan kosong tadi kini mulai sedikit teralihkan. Gadis itu terdiam lama, masih memproses apa yang baru saja dialaminya.

Dokter mencoba melambaikan tangan didepan matanya. Melihat pergerakan pupil mengikuti tangannya dokter yakin bahwa pasien tidak mengalami kebutaan.

Setelah memastikan semuanya stabil, akhirnya dokter menghela napas lega. Pundaknya yang satu tahun ini terasa berat kini menjadi ringan. Merasa beban berat dipundaknya lenyap begitu saja.

“Jika ada yang mendesak segera hubungi dokter jaga.” tegas sang dokter kepada perawat khusus gadis itu. Yang dibalas anggukan hormat perawat itu.

Satu tahun lalu, sebuah perintah dari atas datang dengan begitu tiba-tiba. Gadis ini adalah seorang korban kecelakaan mobil, dikabarkan bahwah rem mobilnya rusak. Menyebabkan mobil terbalik di tebing yang berlokasi ditepi kota A.

Waktu itu keadaannya sangat kritis. Dokter hampir saja akan menyerah. Hingga pihak rumah sakit mendatangkan seorang dokter yang sangat ahli dari Negara L.

Selamat dari kritis pasien ini tertidur dalam koma yang panjang.

“Nona apakah Anda ingat apa yang terjadi?” dokter bertanya dengan hati-hati.

Terkejut dengan suara yang datang, mata indahnya berkedip. Menyadari kedatangan orang lain disekitarnya.

Dalam beberapa menit bangsal kembali jatuh dalam keheningan. Dokter dan perawat menunggu jawabannya.

Pertanyaan dokter membuat Zeesya terbangun, kenangan masa lalu mengalir dalam otaknya. Zeesya ingat telah mengalami kecelakaan mobil. Matanya mulai basah, setetes air mata jatuh hingga akhirnya tumpah ruah.

Keheningan ini, keasingan ini, dan semua yang terjadi sekarang, satu persatu Zeesya mulai mengerti. Ketiadaan Roy disisinya saat ini membuat Zeesya memahami satu fakta. Bahwa mereka tak lagi bersama.

“Dimana..?”lirihannya terdengar.

Meski tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Dokter dan perawat hanya memakhlumi. Ada banyak pasien yang seperti itu.

“Anda sedang dirawat di rumah sakit, jangan terlalu memikirkan apa yang terjadi.” Jawab seorang perawat dengan penuh pengertian.

Para dokter pergi dan hanya meninggal satu perawat khusus untuk berjaga-jaga.

Setelah sekian lama, bangsal kembali sunyi. Bertolak belakang dengan hati dan pikirannya. Masa lalu sedang berkecamuk di pikiran gadis itu.

Saat itu, meski hatinya gugup, Zeesya merasa bahagia. Roy bilang akan membawa ia menemui keluarganya. Suka citanya berubah jadi duka yang besar. Hatinya sakit oleh kekecewaan.

Harapan besar untuk cinta mereka kandas saat kakek Roy pemegang keputusan terbesar dan bahkan semua keluarga Roy tidak setuju mereka bersama.

“Ak...” sulit baginya untuk berbicara, tenggorokannya pun terasa panas dan perih.

Hanya lirihan yang keluar dari mulutnya. Perawat membawakan kapas yang dibasahi air untuknya. Membantu membawahi bibirnya yang kering. Zeesya tidak tau sudah berapa lama ia tidak minum.

Perawat itu merasakan simpati padanya. Setahun yang lalu pasien ini dikirim kerumah sakit ini karena kecelakaan tidak ada keluarga yang bisa dihubungi. Orang yang mengantarkannya hanya membayar biaya administrasi saat itu.

“Nona, anda sudah koma selama setahun, tubuh anda saat ini perlu di rehabilitasi jadi jangan khawatir, setelah ini kami akan mengadakan pemeriksaan menyeluruh.”

Kenyataan ini membuat Zeesya terkejut.

Satu tahun?

Lalu apakah pria itu masih ingat dengan dirinya , apakah ia merasa bersalah?

...

Setelah jelang beberapa hari, Zeesya mulai bisa bergerak. Dengan bantuan kursi roda, ia didorong oleh perawatnya untuk berjalan-jalan di taman.

Taman yang indah semakin indah karena kedatangannya. Wajah pucatnya kemarin sudah mulai kemerahan.

Hampir semua mata tertuju padanya. Apalagi para lansia, yang sangat senang ketika ia tersenyum dan menyapa.

Dari satu pandangan orang-orang bisa melihat kelembutan diwajahnya. Walau tak berinteraksi lebih jauh, mereka tau gadis ini sangat baik.

“Anda ingin duduk dimana Nona?” tanya perawat.

“Tolong ditempat yang sepi saja.” Pinta Zeesya.

Pagi ini matahari sangat cerah, sepertinya matahari pagi ini bisa sedikit menghangatkan hatinya. Perawat membawanya ke sudut taman, di dekat kolam teratai yang mekar dengan penuh.

“Dasty, apa kau tahu siapa yang menolongku?” tanya Zeesya.

Dasty dengan tenang menjawab, “Saya tidak tahu Nona.”

“Bukankah Kau perawat khusus untukku?” tanya Zeesya. Keningnya berkerut karena tahu Dasty telah menyembunyikan kebenaran.

“Saya hanya perawat biasa Nona.” Ujar Dasty tenang.

Zeesya tak ingin memaksa bertanya lagi.

Satu tahun lalu, adalah hari yang sangat ingin dilupakan oleh Zeesya, hari dimana lelaki itu, Roy menampakkan sifat aslinya.

Sudah lama sekali Zeesya kenal dengan Roy, semenjak ia kehilangan ingatannya diumur lima tahun, Roy adalah teman pertamanya.

Berteman lama dan akur, membuat Roy jatuh hati padanya. Mereka mulai menjalin hubungan semenjak kuliah.

Tapi semua kacau disaat Zeesya lulus dari Universitas, Roy mulai tak acuh. Ia sibuk dengan perkelahian masalah warisan dengan kakak kakaknya.

Saat itu, tepat di malam valentine, Roy memberikan dirinya kejutan, melamar dengan indah dan berjanji akan membawanya bertemu keluarga besar Roy. Zeesya sangat senang, ia bisa merasakan ketulusan Roy kepadanya. Keesokan harinya ia menepati janji, membawa Zeesya untuk diperkenalkan kepada keluarganya.

Semuanya berjalan dengan lancar, menahan kegugupan dengan hati yang antusias. Zeesya merasa bahagia. Setelah ini ia akan menjalani kehidupan yang sebenarnya dengan Roy.

Malam itu, semuanya terlihat. Roy tidak tulus kepadanya, bahkan keluarganya. Semuanya. Mereka berniat hanya menjadikan Zeesya sebagai alat penghasil anak.

Ternyata Roy sudah bertunangan, dengan Natallie, putri keluarga Romanov yang sempurna. Terlahir dengan sendok emas dimulutnya, Natallie gambaran seorang putri emas.

Zeesya menatap kearah kolam dengan nanar.

“Bisakah Kau membawakan minum untukku?” pintanya kepada Dasty.

Ia tak ingin air mata kesedihannya dilihat lagi oleh orang lain. Cukup sekali saja.

“Baik Nona.”

Setelah Dasty berjalan lumayan jauh, Zeesya mati-matian menahan air mata sudah menggenang. Ini akan menjadi terakhir kalinya ia menangisi pria itu!, tekadnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Terhalang Takdir    27. Aiden: "Aku menyesal sayang."

    “Cepat !! Segera siapkan mobil,” perintah Zeesya kepada sang asisten. “Nona ...” panggil Jason, salah satu kepala eksekutif perusahaan yang mendukung Zeesya. Melihat sang CEO sedang bermasalah, membuatnya terhenti menyampaikan informasi. “Jason, tolong bantu saya!” Jason segera mengalihkan tubuh Aiden kearahnya. “Saya akan mengurus disini Nona, pagi ini anda memiliki rapat dengan Stewart Corp, Anda tidak perlu khawatir, silahkan temui Tuan Zehan, Nona” ucapnya dengan cepat. Sungguh sial, Aiden mengutuk didalam hati. Hawa dingin seketika menyerang Jason. “Zeesya ... kumohon ...” lirih Aiden dengan segera mencengkram tangan gadis itu. “Aku akan meminta maaf atas ketidaksopanan ini, tolong segera atur pertemuan ini!” Di depan ruang tunggu, Jason menarik napas panjang lalu masuk dan menyapa, “Maaf atas ketidaknyamanannya Tuan Zehan, Nona sedang tidak bisa menghadiri pertemuan. Disini saya akan mewakili Nona Zeesya.” Dengan penuh keberanian Jason, berusaha berbicara dengan hor

  • Cinta Terhalang Takdir    26. Hadiah

    Melihat Aiden telah meninggalkan mansion, Zeesya melangkah menuju kamarnya.Suara kaca pecah bendentang ditengah malam, membuat langkah kakinya terhenti. Bayangan seorang wanita mengenakan piyama tidur tengah berdiri di lantai dua.“Kakak ...”Anna menyapa dengan suara ceria, seakan akan ia tak melihat kekacauan yang terjadi dibawah sebelumnya. Anna berjalan mendekati Zeesya, ia bisa melihat jelas rasa frustasi diwajah Zeesya. “Apa kakak lelah, aku bisa membuatkan sesuatu untukmu!”Ia dengan sigap berjalan menuruni tangga. “Berhenti!”Zeesya tertawa rendah, jangan berpikir bahwa ia tidak tahu bahwa kekasih Anna sedang menunggunya dibawah sana. Menunggu Anna untuk datang menjemputnya dan membawanya untuk bermalam di mansion ini.Zeesya tidka bisa membiarkan mereka berbuat kotor di rumahnya.Anna menghentikan langkahnya, memegang ponselnya dengan erat lalu berbalik melihat kebelakang. “Kenapa kak? Apa ada sesuatu yang kakak i

  • Cinta Terhalang Takdir    25. Menjauh dari Zehan

    “Kau dari mana saja?” suara pria itu tertahan dan menggeram. Zeesya terhenti saat akan melepaskan tas dari bahunya. Ia tak mengerti apa yang membuat Aiden terlihat marah seperti ini. “Kantor.” Aiden tersenyum miring, “kantor kau bilang?” Zeesya tenang seperti biasa, “Ya Aiden, ada apa?” Menuangkan segelas air di atas meja. Lalu duduk di sofa di hadapan pria itu. Aiden menjadi lebih aneh, pria itu merubah raut wajahnya dalam seketika dan berkata dengan mendesis “Katakan Zesya, apa kau mau aku membunuh pria itu?” tanyanya dengan sebelah alis terangkat. Membunuh? Siapa yang harus dibunuh? Zeesya meletakkan tas di bahunya ke atas meja duduk di sofa dengan menatap bingung pada Aiden di seberangnya, yang terlihat haus darah. Untuk pertama kalinya Zeesya tak mengenal sahabatnya ini. Melihat pertanyaan dari tatapan gadis itu, Aiden pun memperjelas, “Roy!” ucapnya dengan napas membunuh. Napas Zeesya tertahan, walau sering mendengar bahwa

  • Cinta Terhalang Takdir    24. Bukan Kekasihnya

    Roy menatap tajam pada ayahnya yang hanya santai menikmati minumannya. Apa dirinya tidak berarti dimata ayahnya, hingga bahkan sang Ayah menutup mata dengan masalahnya. “Ayah ...” panggil Roy. Adolf memandang putranya, mendengar panggilannya, ia baru bereaksi. Melihat reaksi sang suami, Jenise berteriak marah “Kau selalu seperti ini! Apa dia bukan putramu, hah? Hanya putraku Roy yang berhak mewarisi keluarga Abraham tidak ada yang lain, Adolf!” Kening pria paruh baya itu berkerut, apa maksud wanita ini tidak ada yang lain? Putranya wanita tercintanya, Alger, bahkan lebih mampu dibandingkan Roy! Jauh lebih pantas dari siapapun. Ia bukan tak menyayangi putra sahnya sendiri. Akan tetapi Jessica, wanita yang telah ia cintai sejak dulu, ia tidak bisa mengecewakannya lagi. “Aku tidak akan memihak di antara kalian! Siapapun yang hebat dia yang akan berkuasa,” ucap Adolf tenang. Jenise terpana, wajahnya merah karena marah. Inilah yang selalu ia d

  • Cinta Terhalang Takdir    23. Pelecehan

    Dengan marah, Zeesya menepis tangan pria itu dari kedua bahunya. Berjalan kembali ke pintu dan akan memanggil security.Roy menjadi agresif, dipeluknya gadis itu dari belakang. Ia marah melihat reaksi gadis itu yang tidak seperti harapannya. “Zeesya, jawab pertanyaanku. Kenapa hah? Kenapa kau menyembunyikannya dariku?” bisiknya marah ditelinga gadis itu.Zeesya jijik dengan sentuhan pria itu, ia berteriak keras, tapi sayangnya ruang kantornya ini kedap suara.“Kau tidak pernah mencintaiku!” desis pria itu. Ia menarik Zeesya dengan kuat menghempaskan gadis itu ke atas sofa. Zeesya meringis kesakitan, kepalanya terasa sangat pusing. Ia berusaha menahan pria itu yang semakin bertindak tidak senonoh.Tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajah Roy, diikuti oleh serangkaian pukulan lain yang bertubi-tubi. ....Zehan berjalan menyusuri lantai paling dasar dari Shine Corporation. Ini adalah pertama kalinya pria itu datang ke perusahaan itu.

  • Cinta Terhalang Takdir    22. Tamu tak diundang

    “Selamat pagi Tuan,” ujar Albert, yang merupakan direktur dari Rumah Sakit Afiliasi.Zehan mengangguk singkat, masih sibuk dengan dokumen ditangannya.Albert hanya bisa duduk terdiam, keringat dingin mengalir ditubuhnya. Setelah sekian lama hening, Zehan menutup dokumen ditangannya. Lalu menyesap kopi di meja.“Apa kau ingat pasien ini?” ujarnya sambil melempar dokumen yang dibukanya tadi kedepan direktur itu.Albert dengan cepat membuka dokumen itu, lalu menganggukan kepalanya. “Aku ingin kau melakukan tes dna darahnya dengan darah nyonya Alea.” “Tuan ... pasien baru saja melakukan pemindahan pagi ini,” Ucap Albert gugup.Zehan mengangkat kepalanya, tatapan tajamnya terarah kearah direktur itu. Albert lantas gemetar, ia mengerti hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya pasien ini berbeda.“Maaf Tuan, semua peralatan yang digunakan oleh pasien telah disterilkan oleh mereka.”Mendengar hal itu, tangan Aiden mengep

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status