Share

2. Dilema

"Abi ingin membicarakan sesuatu pada kalian berdua," ucap Ustaz Luthfi saat mereka berkumpul di ruang keluarga.

Semua yang hadir hanya bisa diam menunggu apa yang akan dibahas oleh abi mereka.

"Akhir-akhir ini abi sering bertemu dengan sahabat lama abi. Kalian pasti mengenal Ustaz Khairul Azzam bukan?" Mereka spontan mengangguk.

"Beliau memiliki seorang putri yang begitu cantik dan shalihah. Beberapa bulan yang lalu baru saja menyelesaikan pendidikannya dan abi memutuskan untuk menjodohkannya dengan salah satu di antara kalian."

Rayhan dan Rayyan spontan mengangkat wajah yang sejak tadi tertunduk. Mereka berdua tidak menyangka akan keputusan abinya.

Jauh dari dalam lubuk Rayyan, dia begitu bahagia. Dia tidak menyangka bahwa lelaki pilihan Ustaz Azzam adalah dirinya. Dia sangat yakin mengingat Ustaz Azzam begitu dekat dengan dirinya. Senyumnya mengembang dengan perasaan yang sulit diungkapkan.

Berbeda dengan Rayhan, dia tidak ingin menerima perjodohan ini. Ada wanita lain yang sudah menjadi pilihannya. Wanita dari masa lalu yang berhasil meruntuhkan pertahanannya. Wanita yang telah lama dia cari setelah dia dikirim ke Mesir berkat beasiswa yang diraihnya.

"Kalau boleh tahu siapa yang akan menjadi calon menantu Mas Azzam?" tanya Ustazah Aisyah-istri Ustaz Luthfi.

Pandangannya fokus tertuju pada kedua putranya. "Rayhan!"

Mata kedua putranya membulat sempurna dengan ekspresi yang berbeda. Senyum Rayyan yang sejak tadi mengembang perlahan memudar diganti dengan raut wajah terluka.

Rayhan mengepal kuat tangannya. Dia ingin sekali menolak perjodohan itu. Tapi, bagaimana caranya?

"Alhamdulillah, selamat ya, Nak. Satu hal yang harus kamu tahu, Ustaz Azzam bukan orang sembarangan. Tentu kamu sangat beruntung menjadi menantunya. Terlebih yang umi dengar, putri bungsunya incaran para pengurus pondok pesantren keluarga ayahnya."

"T-tapi, Rayhan sudah punya pilihan lain."

Akhirnya, setelah berusaha sekuat mungkin untuk mengumpulkan keberanian, Rayhan memutuskan untuk mengungkapkan.

Ustaz Luthfi menatap wajah anaknya dengan sorotan mata yang tajam.

"Tapi, Abi dan Ustaz Azzam sudah menyetujui perjodohan ini dan kamu tidak bisa dengan begitu mudah menolaknya."

"Abi, Rayhan sudah dewasa. Rayhan berhak ikut menentukan masa depan sendiri."

"Abi lebih berhak!"

Rayhan ingin menjawab namun uminya mencegah dengan memegang lengan kiri anaknya.

Rayhan tidak menyangka Abinya akan bersikap egois dengan tidak meminta pendapatnya terlebih dahulu. Menurutnya, dia bukan anak kecil lagi yang harus selalu dipandu untuk memilih mana yang terbaik.

Di sisi lain, Rayyan masih memilih bungkam. Hatinya bergerumuh hebat. Dia tidak menyangka, sosok penggantinya adalah Rayhan-saudara kandungnya sendiri.

Dua putra Ustaz Luthfi diselimuti kegundahan dan hati yang berkecamuk. Tujuan mereka sama, ingin menggagalkan rencana perjodohan ini. Tapi, bagaimana caranya?

"Kenapa tidak dijodohkan dengan Rayyan saja, Abi? Aku ikhlas jika Rayyan menggantikan posisiku," usul Rayhan berharap Abinya menyetujui keinginan putranya.

"Rayyan tidak boleh melangkahimu. Lagian, ustaz Azzam memilihmu, bukan Rayyan."

Deg. Hancur sudah harapan Rayyan untuk menerima permintaan Sofia.

Bagaimana mungkin dia berani menghadapi Ustaz Azzam yang terang-terangan lebih memilih Rayhan?

*

"Aku harus bisa menggagalkan rencana Abi," kata Rayhan saat sedang berdua dengan adiknya.

Rayyan hanya duduk termenung dengan pikiran yang juga sama kacaunya.

Kedua kakak beradik ini tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Tapi, menurut Rayhan, dia akan berusaha untuk menggagalkan.

"Bagaimana kalau kita temui putri Ustaz Azzam?" usul Rayhan.

Rayyan tersentak. "Jangan!"

Rayhan tertegun sejenak. "Kenapa?"

"Abi akan sangat marah pastinya."

Rayhan mendengus kesal. Keduanya kembali sama-sama terdiam memikirkan jalan keluar.

Rayyan terus memikirkan bagaimana keadaan Sofia saat ini. Pasti kekasihnya masih dirundung duka. Tapi, apakah Sofia akan berubah saat tahu bahwa Rayhan adalah lelaki pilihan ayahnya?

"Rayyan, bagaimana kalau kamu yang menggantikan posisiku? Ustaz Azzam pasti akan lebih senang kan?"

"Kamu tidak dengar apa kata abi? Beliau memilihmu untuk putrinya, bukan aku."

Rayhan meremas kuat kepalanya. Bahkan Rayyan pun menolak untuk menolongnya. Bayangan gadis cantik enam tahun silam kembali membayanginya.

Wanita dari masa lalu yang setiap malam dia pinta pada penciptanya. Merayu berharap kelak dipertemukan dan ditakdirkan untuk menjadi sepasang kekasih.

*

"Sarapan sudah siap!" Seru Umi dari dalam dapur.

Tiga sosok laki-laki dengan paras yang begitu menawan memasuki dapur lalu duduk sembari menunggu umi Aisyah membuka tudung saji.

Wangi khas masakan Umi Aisyah tercium menggugah selera. Setelah mengisi ke tiga piring mereka, Rayyan kemudian memimpin do'a sebelum menyantap sarapan pagi.

"Nasi kuning buatan umi memang tidak ada tandingannya," puji Rayhan.

"Itulah yang membuat Abi semakin cinta," goda Abinya.

"Kelak, umi akan mengajari istri kalian resep rahasia penuh cinta dari Umi. Biar kalian tetap mengingat umi di mana pun kalian nanti berada."

"Setelah Rayhan resmi menikah dengan putri Mas Azzam, jangan hanya nasi kuning, semua masakan yang umi selalu hidangkan pada kami, ajarkan padanya juga," titah abi.

Rayhan dan Rayyan yang sejak tadi menikmati sarapan dengan perasaan suka cita mendadak berubah. Nafsu makan mereka mendadak hilang. Hal itu tentu saja dirasakan oleh umi Aisyah.

Rayyan merasa semakin terluka mendengar penuturan abinya. Tak berbeda dengan Rayhan yang sebenarnya tak suka jika perjodohan itu terus dibahas.

"Sudah, sudah. Kalian fokus makan saja!" tegur Umi yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

Tatapannya begitu sendu melihat keadaan kedua putranya. Umi Aisyah tahu betul jika Rayhan menolak perjodohan ini. Tapi, Umi Aisyah belum mengerti dengan sikap Rayyan yang ikut berubah.

*

Sore itu setelah mereka berdua selesai mengajar di kelas, Rayhan meminta adiknya untuk menemuinya di ruang baca mereka.

Rayyan tak mengerti mengapa saudaranya terus memanggilnya dan terus saja membahas soal perjodohan itu. Rayyan merasa begitu terluka dan dilema berat untuk bertindak.

"Ray, kamu harus membantuku!" pinta Rayhan.

"Apa?"

"Bantu aku mencari tahu tentang putri Ustaz Azzam!"

Rayyan terdiam sejenak memikirkan usulan kakaknya. Jika dia membantu untuk mencari tahu soal wanita pilihan abi mereka maka keadaan semakin pelik. Hatinya akan hancur berkali-kali lipat.

Jika dia tidak membantu, Rayhan akan terus mendesaknya. Rayyan bingung harus melakukan apa.

"Aku takut ketahuan. Abi tentunya pasti akan marah besar. Aku tidak ingin mencari masalah."

"Kita hanya mencari data santri di dalam ruang penyimpanan."

Rayyan menggeleng kuat. Dia sangat tidak ingin Rayhan tahu lebih dulu siapa wanita yang kelak dijodohkan dengannya.

Rayhan memandang lekat wajah saudaranya. Dia berusaha mencari tahu penyebab Rayyan menolak permintaannya.

"Aku sudah punya gadis pilihan lain dan kamu tahu itu, Ray. Kenapa kamu tak mau membantuku sedikitpun?" lirih Rayhan.

'Andai kamu tahu siapa wanita yang dipilihkan untukmu, aku yakin kamu tidak akan menolaknya,' batin Rayyan.

Kembali kedua bersaudara itu dirundung duka. Mereka sama-sama memikirkan gadis pilihannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status