“Jangan bercanda, Nyx! Tidak ada manusia yang kekuatannya bisa melampaui iblis seperti kami!” protes salah satu dari prajurit iblis.
“Benar! Kami tercipta dari kobaran api, yang memiliki keabadian meski ditimpa hujan. Sedangkan manusia? Mereka tak ayal hanya bongkahan tanah kotor!” Yang lain menimpali.
Nyx berdecak. “Lihatlah betapa arogannya kalian! Apakah kalian mewarisi sifat itu dari Tuan Lucifer, hah?”
“Sifat alamiah para iblis memang seperti ini, Nyx. Kamu seharusnya mengerti karena kamu adalah bagian dari kami! Ya... meskipun hidupmu dihabiskan di dunia manusia.”
“Aku tahu, aku tahu.” Nyx mengangguk. “Aku berkata seperti itu justru untuk menyadarkan kalian bahwa terkadang manusia juga memiliki kekuatan yang tak bisa kita duga. Bisa dibilang, perbandingannya satu berbanding seribu. Kalian pikir kenapa teknologi di dunia manusia lebih maju?”
Para iblis itu bungkam. Mereka
“Kenapa kalian bungkam? Bukankah kalian ingin menyelamatkan rekan kalian? Atau kalian hanya akan membiarkan kapten iblis itu mati?”Salah satu prajurit iblis berdeham, kemudian melangkah maju.“Baiklah. Aku akan kembali ke kerajaan Tuan Lucifer untuk meminta bantuan. Jika sesuatu yang buruk terjadi padaku, tolong jangan menyerah, Nyx. Kamu harus menyelesaikan misi ini,” ujarnya penuh kecemasan.Sudut bibir Nyx menyunggingkan senyuman. “Kamu pikir aku akan menyerah semudah itu? Tenang saja. Aku akan menemukan cara lain untuk membawa Kaliya ke hadapan Tuan Lucifer.”Mereka saling berpandangan untuk sejenak seolah meyakinkan diri masing-masing akan rencana yang mendadak dibuat ini. Setelah itu, prajurit iblis tersebut langsung melesat. Siluetnya keluar dari pipa beton dan bergerak dengan cepat menuju langit.Di sisi lain, Nyx menatap dua prajurit iblis lainnya yang tersisa.“Kita hanya perlu menunggu ba
“Orlando, ada apa?” seru Kaliya lemah saat melihat Orlando hanya mematung dengan tubuh gemetar.Perlahan, Orlando menoleh ke arah Kaliya. Dengan takut-takut, dia menunjuk ke arah iblis yang tergeletak tadi.“D-dia sangat menyeramkan! Kenapa kamu menyuruhku untuk mengecek keadaannya?” balas Orlando setengah berbisik.Mau tak mau, Kaliya membuang napas kasar. Setelah apa yang mereka lalui bersama selama ini, ternyata Orlando masih saja ketakutan seperti itu.“Dasar pengecut,” umpat Kaliya pelan.Kemudian dia berdeham kecil. Usai dirasa tubuhnya membaik, dan sesak di dada kirinya menghilang, Kaliya pun berdiri.“Kamu hanya perlu meletakkan ibu jarimu di antara alis matanya, Orlando. Jika tak ada denyutan, berarti dia mati. Jika ada, berarti dia masih hidup,” ucap Kaliya kemudian. “Ayo, lakukanlah!”Orlando menelan saliva dengan gugup. “Kenapa harus aku? Kamu saja yang mela
“Jangan protes seperti anak kecil, Orlando!” Kaliya melayangkan tatapan tajam. Tentu saja hal itu membuat Orlando jadi takut sendiri.“Aku melakukan ini demi kebaikan kita juga, Orlando.” Kaliya menambahkan. “Apa kamu mau membiarkan iblis ini begitu saja? Bagaimana kalau dia sadar dan malah menyerang balik kepada kita?”Orlando merenung sejenak. Sebenarnya dia hanya takut. Terikat sebuah perjanjian dengan Kaliya saja sudah membuat Orlando tertekan. Dia memang tidak terlalu pandai berinteraksi dengan sesama manusia. Tapi bukan berarti dia ingin bergaul dengan para iblis juga. Apalagi kini Orlando telah ikut andil dengan permasalahan Kaliya.Helaan napas kecil terdengar. Bahu Orlando yang tadinya tegang, sedikit merosot. Dia pun menatap ke arah Kaliya.“Baiklah. Aku setuju untuk menjadikan iblis itu tawanan. Tapi, kamu harus menjamin keselamatanku, Kaliya!” ucap Orlando akhirnya.Kaliya tersenyum tipis.
Semakin jauh Orlando melajukan mobilnya, ia bisa menemukan tragedi tersembunyi yang telah menimpa desa tersebut. Pemandangan beberapa rumah terlihat hangus. Ada yang masih berdiri kokoh, ada juga yang sudah habis dilahap api. Sepertinya dahulu terjadi kebakaran besar di sini. “Kondisi rumah itu mengerikan,” komentar Kaliya. Ternyata dia memiliki pemikiran yang sama dengan Orlando. “Kamu yakin ingin beristirahat di sini, Orlando?” lanjut Kaliya. Orlando menghela napas sejenak. “Hhh ... sebenarnya tidak. Tapi mari kita lihat dulu salah satu kondisi rumah itu. Aku sudah lelah menyetir.” “Baiklah.” Tak lama, Orlando memarkir mobilnya di dekat salah satu rumah yang masih berdiri kokoh. Sebenarnya, jika dilihat dari penampilan luar pun rumah tersebut sangat tidak layak untuk dihuni lagi. Temboknya usang karena dihiasi oleh arang bekas kebakaran, semua kaca jendelanya pecah, lalu tanaman liar tumbuh menutupi hampir semua bagian depan. Atapnya juga te
Alis mata Kaliya menukik.“Mendengar apa? Suara kentutmu?”“Ish!” Orlando mencebik kesal. “Aku tidak sedang bercanda, Kaliya. Apa ada seseorang—atau makhluk lain di sekitar sini?”Kaliya bisa melihat jelas ekspresi ketakutan di wajah Orlando. Mendadak ide jahil muncul di kepalanya. Tapi memikirkan kondisi manusia itu yang sepertinya sudah lelah akibat mengendarai mobil semalaman, Kaliya jadi mengurungkan niatnya.“Tidak ada aura mencurigakan. Kamu tenang saja, Orlando.”“Fiuh .... Aku bahkan sampai menahan napas,” ucap Orlando lega.Saat Orlando mulai melangkahkan satu kakinya ke dalam rumah itu, suara Kaliya kembali menginterupsi.“Tapi aku bisa merasakan hawa makhluk halus,” tambah Kaliya cepat.Orlando segera menoleh. “Apa maksudmu?!”“Ya ..., maksudku aku bisa merasakan banyak sekali jiwa manusia yang tersesat di tempat in
Orlando berteriak kencang saat melihat wajah iblis itu. Matanya begitu bulat dan lebih lebar dari milik manusia. Kulitnya merah seperti lobster yang baru saja matang. Tanduk kecil menghiasi kepalanya. Kumis tipis yang panjangnya mencapai dagu juga terjuntai. Secara teknik, iblis itu sangat mengerikan. Apalagi dia menempelkan wajahnya di kaca mobil belakang, sembari mendenguskan asap dari lubang hidung.Tubuh Orlando sampai jatuh ke tanah karena saking kagetnya. Dia ini amat penakut, ditambah dia malah diperlihatkan wujud iblis seperti ini. Tentu saja jantung Orlando semakin berdetak kencang akibat ketakutan.“Menjauh dariku! Menjauhlah!” teriak Orlando lagi. *“Jangan menunjukkan wajah mengerikanmu itu! Enyahlah dari hadapanku!”Suara ringkihan seperti keledai pun terdengar. Orlando bisa melihat gigi iblis itu. Dia sedang menyeringai. Dan dia seolah menertawakan sikap konyol Orlando.BRAK.Kaliya membuka pintu dengan keras. D
Iblis itu hanya meringkih bagaikan keledai. Dia bertingkah seolah semburan api dari Kaliya telah melukai kerongkongannya. Padahal, dia masih bisa merasakan lidahnya dengan jelas dan itu baik-baik saja.Kaliya berdecih. Dia muak dengan iblis yang satu ini.“Baiklah. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menjawab. Tapi aku akan segera membinasakanmu, kalau begitu.”Iblis itu terhenyak saat mendengar ancaman dari Kaliya. Dia merasakan jika wanita iblis itu mulai menguarkan kekuatan ke sekitarnya. Dadanya yang sudah sakit kini terasa semakin sesak akibat tindakan Kaliya tersebut. Karena tak kuat menahan siksaan secara perlahan itu, iblis tersebut pun segera menyeru.“He-hentikan! Aku mohon hentikan!” ujarnya dengan susah payah. Suaranya terdengar serak dan amat mengerikan.Sudut bibir Kaliya tertarik. Senyuman kecil terpancar dari bibirnya. Dia puas karena akhirnya bisa membuat iblis tak berdaya itu angkat bicara.“Be
Kaliya menyeringai kecil saat mendengar perkataan iblis tersebut. Meski kedua telapak tangannya masih perih dan menyisakan luka terbakar akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, nyatanya memberi sedikit penyiksaan terhadap iblis di bawahnya ini bukan hal yang membuatnya kelelahan.“Tuan Lucifer ingin kamu kembali ke singgasananya, Kaliya,” ucap iblis itu akhirnya. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya perlahan. Seolah dengan cara seperti itu, rasa takut di dadanya bisa ikut menguap.“Aku tahu pasti tentang hal itu.” Kaliya geram. “Jangan bertele-tele, cepat beritahukan misi apa yang telah Lucifer berikan kepadamu!”“Kami bekerja sama dengan iblis dari bumi.”“Iblis dari bumi?” Kerutan tipis muncul di kening Kaliya.“Ya! Iblis itu datang ke neraka dan menuntut untuk bertemu Tuan Lucifer, karena dia memiliki informasi berharga tentangmu, Kaliya. Kemudian, dia menc