Share

Bab 5

Penulis: Meteorit
Jasmine keluar setelah merapikan diri secara sederhana. Dia sudah membuat janji untuk bertemu dengan Shella.

Seorang pelayan menghampiri dengan sopan dan bertanya, "Bu, mau minum apa?"

"Segelas air lemon saja."

Shella mendengus sambil tertawa meremehkan. "Aku benar-benar nggak tahu apa yang dilihat anakku dari dirimu? Dia bisa main piano, melukis, paham opera. Lalu kamu? Nggak punya hobi apa-apa. Apa kalian punya bahan obrolan?"

Jasmine menatap Shella, sudah tahu sejak awal bahwa wanita ini tidak pernah menyukainya. Dia menyahut, "Punya atau nggak, itu sudah nggak penting lagi."

Shella terkejut dengan sikap dingin Jasmine. Dia teringat dulu Jasmine selalu berusaha menyenangkannya. Walaupun sering dihina, Jasmine selalu tersenyum. Sekarang malah menunjukkan amarahnya.

Jasmine tidak peduli apa yang dipikirkan Shella. Dia meletakkan kartu ATM di atas meja. "Aku tahu Ibu dan Ayah nggak pernah menyukaiku. Kalian dari keluarga terpelajar, jadi nggak suka profesiku, kepribadianku, tingkat pendidikanku."

"Kalian merasa aku nggak pantas untuk Zayn. Terus, gimana dengan Jaslyn? Atau kalau Ibu punya calon lain, aku nggak keberatan."

Shella terdiam sejenak. Dia menatap Jasmine dengan kesal, lalu menegur, "Jasmine, kamu sudah gila? Kamu sendiri yang ngotot mau jadi kapten. Kerja terus, jarang pulang, anak pun nggak kamu urus. Sekali menangani kasus bisa sampai dua minggu."

"Kami minta kamu pindah ke bagian administrasi atau logistik, tapi kamu yang nggak mau. Sekarang kamu malah bicara seolah-olah kami sengaja mau memisahkanmu dan Zayn?"

Jasmine tak ingin membantah. Karena dari satu sisi, Shella tidak sepenuhnya salah. Dia mendorong kartu itu ke arah Shella. "Di sini ada 240 juta. Aku tahu membesarkan anak butuh biaya besar. Ini semua tabungan yang aku punya sekarang."

"Setelah Zayn menikah lagi, dia pasti akan punya anak lagi. Orang bilang, ada ibu tiri, maka ada ayah tiri. Ibu dan Ayah selalu menyayangi Kaeso. Kalau perlu, aku harap kalian bisa mengasuhnya."

Shella menyandarkan tubuh ke kursi, seolah-olah baru bisa mengamati Jasmine dengan jelas. "Kamu ngomong kayak orang mau buat surat wasiat. Sebenarnya kamu mau apa?"

Jasmine tidak ingin orang lain berprasangka buruk padanya. "Yang jelas, anak Ibu sebentar lagi akan bebas."

"Kenapa aku tiba-tiba bebas?" Suara Zayn terdengar.

Jasmine dan Shella sama-sama mendongak. Tampak Jaslyn berdiri di pintu, menggandeng lengan Zayn dengan manja.

Shella baru hendak merespons, tetapi Jasmine lebih dulu menyela, "Bukan apa-apa. Bukannya kamu seharusnya di rumah sakit?"

Zayn melirik Jaslyn sekilas, lalu menjawab dengan nada manis yang tersembunyi, "Hari ini nggak ada jadwal operasi. Jaslyn bilang ingin makan kue dari toko ini, jadi aku ajak dia ke sini."

Tatapan Jasmine menyiratkan sindiran terang-terangan. "Jadi, dia juga suka makan Bright Star?"

Kafe ini adalah milik keluarga Zayn. Bright Star adalah kue spesial yang dirancang oleh Zayn untuk Jasmine saat ulang tahun pernikahan pertama mereka.

Kue itu tidak dijual ke umum. Dulu hanya Jasmine, Zayn, dan Kaeso bertiga yang pernah mencicipi kue itu. Sekarang pun masih bertiga, tetapi bukan lagi bersama Jasmine.

Nada Jasmine yang tegas terasa seperti tamparan keras di wajah Zayn. Dia pun memalingkan wajah dengan rasa bersalah.

Jaslyn sudah berjalan ke sisi Shella dan mulai menyanjung. Semua percakapan mereka sebelumnya terdengar jelas oleh Jaslyn.

Dia menahan senyuman dan berpura-pura sedih. "Kak Jasmine, sejak kecil aku hidup susah di pulau, segala hal serba kekurangan. Nggak seperti kamu yang sudah pernah mencicipi segalanya."

"Setelah dengar cerita Kak Zayn tentang rasa kue itu, aku jadi penasaran. Setelah coba, aku langsung suka. Jadi, aku sering minta Kak Zayn bawa aku ke sini. Kakak nggak marah, 'kan?"

Semua provokasi tersembunyi dalam kata-kata Jaslyn ditangkap jelas oleh Jasmine. Dia menyeringai. "Kalau kamu bisa buat dia desain satu lagi kue baru, itu baru hebat."

Zayn baru saja hendak duduk di sebelah Jasmine, tetapi langsung naik darah saat mendengar kalimat itu. "Jasmine! Kamu sudah lupa arti Bright Star?"

Bright Star adalah harapan agar Jasmine bisa bersinar seperti bintang selamanya. Lambang dari cinta istimewa Zayn untuk Jasmine. Itu adalah kata-kata yang dulu Zayn ucapkan saat menyodorkan kue itu kepada Jasmine.

"Yang lupa itu kamu." Usai melontarkan itu dengan tenang, Jasmine berdiri. "Kalau nggak ada urusan lain, aku pulang dulu."

Zayn secara refleks menarik tangannya. "Kamu sudah lama nggak makan Bright Star."

Jasmine mengempaskan tangannya. "Nggak perlu. Ibu nggak mau pulang?"

Shella juga tidak tahan dengan sikap sok polos Jaslyn. Dia bahkan lebih membenci Jaslyn daripada Jasmine. Dia pun bangkit dan menyahut, "Aku juga mau pulang."

Bagi Shella, Jaslyn lebih menjijikkan daripada Jasmine.

Di luar, Jasmine berkata kepada Shella, "Bu, demi kebaikan Zayn dan Kaeso, aku harap percakapan kita hari ini nggak Ibu ceritakan pada mereka."

Bukan karena dia yakin Zayn dan Kaeso akan menyesal jika tahu dia akan pergi. Lagi pula, kalau dia benar-benar meninggal, mereka mungkin akan senang karena Zayn bisa menikahi Jaslyn.

Jasmine hanya ingin sisa waktunya yang tinggal beberapa hari itu tidak terganggu oleh masalah lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 20

    Clarisa tertegun. "Hah?"Sejak Clarisa masih dikenal sebagai Jasmine, Revan telah pernah mendengar namanya. Bagaimanapun, Clarisa adalah murid kebanggaan ayahnya yang sering kali dipuji-puji akan keberanian, ketelitian, dan jiwa kesatrianya.Waktu ayahnya menghilang, Revan sempat pulang ke tanah air dan bertemu dengan Clarisa sekali. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang mendalam. Jadi, saat melihatnya muncul di markas rahasia, Revan langsung mengenalinya.Ternyata benar, Clarisa memang memiliki kepribadian yang menarik seperti yang disebutkan ayahnya.Selama di markas, Revan terbiasa memperhatikannya diam-diam. Dalam pengamatannya itu, Revan mulai perlahan-lahan jatuh hatinya.Revan tahu bahwa Clarisa memiliki suami dan anak. Sebelumnya dia juga pernah dengar dari ayahnya bahwa keluarga mereka sangat bahagia. Oleh karena itulah, dia tidak berencana untuk mengungkapkan perasaannya dan membuat Clarisa kesulitan.Karena itu juga, Revan merasa sangat penasaran. Apa yang membuat Cl

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 19

    "Jangan panggil aku Mama. Aku bersedia membayar nafkah untukmu murni karena kewajiban, moral, dan nurani. Pekerjaanku sangat padat, tapi dulu semua waktu luangku aku habiskan untuk menemanimu.""Jadi, Kaeso, kamu harus paham. Selama hubungan ibu dan anak kita, aku nggak pernah berbuat salah padamu. Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kamulah yang lebih dulu meninggalkanku. Saat kamu memilih Jaslyn, saat itulah hubungan ibu dan anak kita berakhir."Clarisa menatap mata Kaeso dan melihat cahaya di matanya padam perlahan-lahan. Anak itu memeluk kucing kecilnya erat-erat dan berdiri terpaku di tempat dengan kebingungan.Zayn merasa jantungnya mencelos. Wanita ini bahkan bisa bersikap sedingin ini kepada anaknya sendiri. Pantas saja waktu mereka bertemu lagi pertama kali, Clarisa bahkan tidak sudi mengakui keberadaannya.Yang selama ini dianggap Zayn adalah "senjata pemungkas", ternyata tidak ada artinya sama sekali di hadapan Clarisa."Clarisa ... kamu mau mengakui kami lagi?""Aku benar-b

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 18

    Karena tinggal dan bekerja di kantor, sejak makan malam bersama Revan hari itu, Clarisa belum pernah keluar dari gedung tempatnya bekerja.Hari ini pun, karena Revan kembali mengajaknya makan, barulah dia keluar.Saat merapikan berkas-berkas kasus minggu lalu, Clarisa menyadari ada beberapa poin dalam catatan rekan yang mewawancarai Revan yang kurang detail. Jadi, dia menelepon Revan dan memintanya datang ke kantor untuk membantu melengkapi keterangan.Sebagai bentuk terima kasih, Clarisa pun berinisiatif untuk mentraktir Revan makan malam. Tak disangka, Revan diam-diam lebih dulu membayar semuanya.Jadi kali ini, Clarisa harus memastikan bisa membayar duluan sebelum pria itu sempat bergerak. Sambil memikirkan hal itu, Clarisa berjalan ke arah gerbang utama.Baru saja melangkah ke luar, terdengar suara teriakan penuh emosi, "Mama, aku kangen banget sama Mama!"Dengan refleks, Clarisa mengelak ke samping dan Kaeso yang berlari ke arahnya malah terjatuh dengan menyedihkan.Kaeso tertegun

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 17

    Saat menunggu, Zayn terus-menerus berlatih dalam hati. Dia harus bereaksi seperti apa saat bertemu kembali dengan Jasmine, harus mengatakan apa untuk memohon pengampunan darinya. Dia menggenggam erat ujung bajunya, telapak tangannya sudah penuh keringat.Perasaannya saat ini bahkan lebih gugup daripada hari pernikahannya dulu.Jasmine pasti akan memaafkannya!Lagi pula, dia benar-benar tidak pernah melakukan hal yang menyakiti Jasmine. Semua ini hanyalah kesalahpahaman, semua masih bisa dijelaskan.Mereka dulu saling mencintai sedalam itu. Mereka bahkan punya seorang anak bersama. Pura-pura mati pasti hanya bagian dari tugas rahasianya. Jasmine tidak mungkin benar-benar meninggalkan dia dan anak mereka hanya karena sebuah kesalahpahaman seperti ini.Zayn memberi semangat untuk dirinya sendiri.Dalam kegugupan dan ketidakpastian itu, pukul sepuluh malam, mobil hitam yang membawa pergi Jasmine akhirnya kembali.Detak jantung Zayn langsung melonjak. Dia hampir berlari menghampiri mobil it

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 16

    Ada banyak kerangka yang ditemukan terkubur di halaman belakang. Lewat uji DNA, akhirnya jasad sang guru berhasil diidentifikasi.Hari ini adalah hari peringatan untuknya. Banyak orang yang datang menghadiri pemakaman. Clarisa berdiri memandangi foto di nisan sang guru. Air matanya mengalir tanpa henti.Tahun itu adalah tahun pertamanya bekerja. Dalam misi pertamanya, dia mengalami penyergapan dan nyaris kehilangan nyawa. Gurunyalah yang menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.Gurunya berjaga di sisi ranjang rumah sakit hingga Clarisa sadar. Begitu sadar, hal pertama yang dia tanyakan adalah ... "Penjahatnya sudah ditangkap belum?"Begitu tahu semuanya sudah dibekuk, Claris langsung tertawa lepas.Gurunya juga ikut tertawa ... tapi karena kesal."Nyawamu hampir melayang, tapi kamu masih bisa ketawa? Dasar anak muda, bukannya cari kerja kantoran yang aman, malah masuk ke tim investigasi yang berbahaya. Ya sudah, mulai sekarang kamu muridku. Di luar sana, aku yang jagain kamu!"S

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 15

    Meskipun Revan tidak tinggal bersama ayahnya, mereka tetap menjalin kontak secara rutin. Ibunya juga tidak menolak jika mereka ingin mempererat hubungan antara ayah dan anak.Begitu tahu ayahnya menghilang, Revan langsung terbang pulang ke tanah air malam itu juga. Saat membantu sang kakak membereskan barang-barang peninggalan ayahnya, dia menemukan buku catatan kerja sang ayah yang disimpan di rumah.Berdasarkan catatan itu, selangkah demi selangkah dia menelusuri jejak dan akhirnya menemukan keberadaan sindikat penipuan ini. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk menyamar sebagai pemuda naif yang terobsesi ingin cepat kaya dan "tertipu" hingga akhirnya berhasil masuk ke dalam organisasi tersebut.Saat dia masih dalam masa pelatihan, Kosandi sempat datang memberi ceramah. Namun, tiba-tiba penyakitnya kambuh. Tanpa ragu-ragu, Revan langsung melakukan tindakan pertolongan pertama. Sejak saat itu, dia pun dipercaya menjadi dokter pribadi Kosandi.Revan menghabiskan waktu tiga tahun untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status