Jasmine menutup telepon dan mengelabui, "Nggak ada apa-apa, cuma seorang rekan kerja yang akan dipindahkan ke kota lain." Zayn menatap Jasmine, memastikan bahwa yang dikatakannya adalah benar. Kemudian, dia berkata, "Maaf, hari itu aku terlalu impulsif. Kita berdua sama-sama salah. Kaeso sudah maafin kamu, kamu juga maafin aku ya."Setelah berkata begitu, Zayn kembali menunduk membaca majalah medis, seolah-olah permintaan maaf itu hanyalah formalitas.Jasmine berpura-pura tidak mendengar. Melihat kucing kecil itu hampir selesai minum susu, dia ingin membawanya ke kamar untuk beristirahat. Sudah larut malam, tidak mungkin ditelantarkan di luar. Dia akan memikirkannya lagi besok.Saat berdiri, dia baru menyadari bahwa Jaslyn entah kapan telah pergi. Kapan dia pergi? Apakah Zayn tega membiarkan Jaslyn yang kakinya terkilir pulang sendirian? Jasmine merasa aneh, lalu melangkah menuju kamar utama."Berhenti!" "Nggak boleh masuk!" Suara orang dewasa dan anak kecil menghentikannya secara
Baca selengkapnya