Share

Bab 4

Penulis: Meteorit
Jasmine menutup telepon dan mengelabui, "Nggak ada apa-apa, cuma seorang rekan kerja yang akan dipindahkan ke kota lain."

Zayn menatap Jasmine, memastikan bahwa yang dikatakannya adalah benar. Kemudian, dia berkata, "Maaf, hari itu aku terlalu impulsif. Kita berdua sama-sama salah. Kaeso sudah maafin kamu, kamu juga maafin aku ya."

Setelah berkata begitu, Zayn kembali menunduk membaca majalah medis, seolah-olah permintaan maaf itu hanyalah formalitas.

Jasmine berpura-pura tidak mendengar. Melihat kucing kecil itu hampir selesai minum susu, dia ingin membawanya ke kamar untuk beristirahat. Sudah larut malam, tidak mungkin ditelantarkan di luar. Dia akan memikirkannya lagi besok.

Saat berdiri, dia baru menyadari bahwa Jaslyn entah kapan telah pergi. Kapan dia pergi? Apakah Zayn tega membiarkan Jaslyn yang kakinya terkilir pulang sendirian?

Jasmine merasa aneh, lalu melangkah menuju kamar utama.

"Berhenti!"

"Nggak boleh masuk!"

Suara orang dewasa dan anak kecil menghentikannya secara bersamaan.

Apa? Apakah sekarang dia bahkan tidak memiliki hak untuk tinggal di rumah ini? Jasmine menoleh. Zayn tampak canggung, tampak tidak tahu harus berkata apa.

Sementara itu, Kaeso berkata tanpa ragu, "Tante Jaslyn sedang istirahat di dalam, kamu nggak boleh mengganggunya!"

Pintu kamar terbuka, Jaslyn muncul di ambang pintu mengenakan piama Jasmine. "Kak, maaf. Sebelum pergi berlibur, orang tua kita menitipkanku pada Zayn. Aku sudah tidur di sini selama sepuluh hari. Aku nggak tahu kamu akan pulang hari ini. Aku akan bereskan kamarnya dulu ya?"

Pada akhirnya, Jaslyn menunduk. Suaranya tersendat, seolah-olah sangat menderita.

"Sudah larut malam, kenapa harus repot-repot? Tidur di mana saja bisa. Kakimu terkilir, cepatlah berbaring." Zayn menimpali tanpa berpikir panjang.

Jaslyn mengangguk. Begitu berbalik, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Zayn. Zayn segera menangkapnya, menggendongnya ke tempat tidur.

"Terima kasih, Zayn."

Zayn melihat Jasmine masih berdiri di luar pintu. Menyadari bahwa posisinya saat ini agak canggung, dia segera menjelaskan, "Jasmine, jangan salah paham. Sudah larut malam dan kakinya terkilir, jadi jangan merepotkan dia lagi."

"Lagi pula, Jaslyn adikmu. Sejak kecil, dia sangat menderita. Sebagai suami istri, kita seharusnya lebih memahaminya."

Jasmine tanpa sadar membelai kucing kecil itu. Apa yang perlu dia pedulikan? Dia bahkan rela meninggalkan suami dan anaknya, apalagi hanya sebuah kamar.

"Aku tidur di kamar tamu saja."

Zayn sudah menyiapkan berbagai alasan untuk membujuknya. Namun, belum sempat dilontarkan, Jasmine sudah berkata demikian.

Sebelum dia sempat memahami kenapa Jasmine begitu mudah diajak bicara hari ini, Jasmine sudah berbalik dan pergi.

Kaeso juga merasa ada yang aneh dengan ibunya, tetapi karena masih kecil, dia tak bisa memahami hal-hal yang rumit. Dia pun menarik Zayn untuk menemaninya tidur.

Jasmine mengambil bantal untuk kucing kecil sebagai tempat tidur, lalu membersihkan diri dan berbaring di tempat tidur. Jaslyn kembali mengirim pesan yang menantang.

[ Piama itu milikku, pria itu juga milikku. ]

Tak lama kemudian, Zayn membuka pintu dan masuk. Jasmine menatapnya. "Kamu mau apa?"

Zayn yang sedang mengganti piama tampak bingung. "Tentu saja untuk tidur. Kita ini suami istri, tentu tidur di kamar yang sama."

Jasmine tersenyum sinis. "Oh, jadi kamu tahu kita ini suami istri. Aku kira kamu akan tidur di kamar utama bersama Jaslyn."

Setelah bertahun-tahun menjadi istri yang baik di rumah, ditambah dengan posisinya sebagai kapten, Jasmine hampir lupa betapa buruk sifat aslinya.

Jika bukan karena terikat oleh perasaan, bagaimana mungkin dia bisa menoleransi Jaslyn yang terus-menerus menginjak-injak harga dirinya?

Sekarang dia tidak ingin menahan diri lagi. Lagi pula, dalam tujuh hari lagi, dia akan pergi untuk selamanya, bahkan hidup dan matinya tidak pasti. Apa lagi yang perlu ditahan?

Wajah Zayn langsung berubah, matanya penuh amarah. "Kamu bicara apa? Aku heran kenapa kamu langsung setuju Jaslyn tidur di kamar utama, ternyata kamu sedang menunggu bertengkar denganku! Sejak kapan kamu jadi seperti ini?"

Jasmine tertawa dingin, siapa sebenarnya yang berubah? Dia hendak menunjukkan pesan Jaslyn kepada Zayn, tetapi tiba-tiba terdengar teriakan yang memecah ketegangan di antara mereka.

"Kak Zayn!" Itu suara dari kamar utama.

Zayn segera berlari ke luar, bahkan belum sempat mengenakan pakaian dengan benar.

Kaeso yang baru saja tidur juga terbangun dan berteriak, "Tante, ada apa?"

Jasmine bangkit untuk menutup pintu, kebetulan mendengar Jaslyn berbicara. "Kak Zayn, lihat di dekat jendela, apa ada bayangan seseorang? Aku takut!"

Kemudian, terdengar suara langkah kaki. Sepertinya Zayn sedang memeriksa.

"Itu cuma ranting pohon, nggak ada bayangan orang." Suaranya penuh kelembutan dan kasih sayang, Jasmine hampir bisa membayangkan ekspresi Zayn saat ini.

"Tante ini penakut ya."

Jasmine menutup pintu, sepenuhnya mengisolasi tawa dari kamar utama. Saat berbalik, pandangan Jasmine bertemu dengan bayangannya di cermin. Dia memalingkan wajah, tidak ingin melihat ekspresi sinis dan mengejek di matanya sendiri.

Entah berapa lama kemudian, terdengar suara Zayn dari luar pintu dengan suara rendah. "Kaeso temani Jaslyn tidur, aku tidur di kamarnya."

Setelah beberapa saat, dia berkata lagi, "Jasmine, entah kamu percaya atau nggak, semua yang kulakukan ini demi kebaikanmu."

Jasmine menutup mata, berpura-pura tidak mendengar. Berkali-kali memintanya mengalah, berkali-kali menyakitinya, bahkan mengajari anaknya untuk dekat dengan orang asing, lalu mengatakan semua ini demi kebaikannya? Kenapa dulu dia tak pernah menyadari bahwa Zayn begitu tidak tahu malu?

Sepuluh menit kemudian, terdengar suara langkah kaki menjauh dari pintu.

Malam berlalu tanpa mimpi. Saat membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Rumah kosong melompong.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 20

    Clarisa tertegun. "Hah?"Sejak Clarisa masih dikenal sebagai Jasmine, Revan telah pernah mendengar namanya. Bagaimanapun, Clarisa adalah murid kebanggaan ayahnya yang sering kali dipuji-puji akan keberanian, ketelitian, dan jiwa kesatrianya.Waktu ayahnya menghilang, Revan sempat pulang ke tanah air dan bertemu dengan Clarisa sekali. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang mendalam. Jadi, saat melihatnya muncul di markas rahasia, Revan langsung mengenalinya.Ternyata benar, Clarisa memang memiliki kepribadian yang menarik seperti yang disebutkan ayahnya.Selama di markas, Revan terbiasa memperhatikannya diam-diam. Dalam pengamatannya itu, Revan mulai perlahan-lahan jatuh hatinya.Revan tahu bahwa Clarisa memiliki suami dan anak. Sebelumnya dia juga pernah dengar dari ayahnya bahwa keluarga mereka sangat bahagia. Oleh karena itulah, dia tidak berencana untuk mengungkapkan perasaannya dan membuat Clarisa kesulitan.Karena itu juga, Revan merasa sangat penasaran. Apa yang membuat Cl

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 19

    "Jangan panggil aku Mama. Aku bersedia membayar nafkah untukmu murni karena kewajiban, moral, dan nurani. Pekerjaanku sangat padat, tapi dulu semua waktu luangku aku habiskan untuk menemanimu.""Jadi, Kaeso, kamu harus paham. Selama hubungan ibu dan anak kita, aku nggak pernah berbuat salah padamu. Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kamulah yang lebih dulu meninggalkanku. Saat kamu memilih Jaslyn, saat itulah hubungan ibu dan anak kita berakhir."Clarisa menatap mata Kaeso dan melihat cahaya di matanya padam perlahan-lahan. Anak itu memeluk kucing kecilnya erat-erat dan berdiri terpaku di tempat dengan kebingungan.Zayn merasa jantungnya mencelos. Wanita ini bahkan bisa bersikap sedingin ini kepada anaknya sendiri. Pantas saja waktu mereka bertemu lagi pertama kali, Clarisa bahkan tidak sudi mengakui keberadaannya.Yang selama ini dianggap Zayn adalah "senjata pemungkas", ternyata tidak ada artinya sama sekali di hadapan Clarisa."Clarisa ... kamu mau mengakui kami lagi?""Aku benar-b

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 18

    Karena tinggal dan bekerja di kantor, sejak makan malam bersama Revan hari itu, Clarisa belum pernah keluar dari gedung tempatnya bekerja.Hari ini pun, karena Revan kembali mengajaknya makan, barulah dia keluar.Saat merapikan berkas-berkas kasus minggu lalu, Clarisa menyadari ada beberapa poin dalam catatan rekan yang mewawancarai Revan yang kurang detail. Jadi, dia menelepon Revan dan memintanya datang ke kantor untuk membantu melengkapi keterangan.Sebagai bentuk terima kasih, Clarisa pun berinisiatif untuk mentraktir Revan makan malam. Tak disangka, Revan diam-diam lebih dulu membayar semuanya.Jadi kali ini, Clarisa harus memastikan bisa membayar duluan sebelum pria itu sempat bergerak. Sambil memikirkan hal itu, Clarisa berjalan ke arah gerbang utama.Baru saja melangkah ke luar, terdengar suara teriakan penuh emosi, "Mama, aku kangen banget sama Mama!"Dengan refleks, Clarisa mengelak ke samping dan Kaeso yang berlari ke arahnya malah terjatuh dengan menyedihkan.Kaeso tertegun

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 17

    Saat menunggu, Zayn terus-menerus berlatih dalam hati. Dia harus bereaksi seperti apa saat bertemu kembali dengan Jasmine, harus mengatakan apa untuk memohon pengampunan darinya. Dia menggenggam erat ujung bajunya, telapak tangannya sudah penuh keringat.Perasaannya saat ini bahkan lebih gugup daripada hari pernikahannya dulu.Jasmine pasti akan memaafkannya!Lagi pula, dia benar-benar tidak pernah melakukan hal yang menyakiti Jasmine. Semua ini hanyalah kesalahpahaman, semua masih bisa dijelaskan.Mereka dulu saling mencintai sedalam itu. Mereka bahkan punya seorang anak bersama. Pura-pura mati pasti hanya bagian dari tugas rahasianya. Jasmine tidak mungkin benar-benar meninggalkan dia dan anak mereka hanya karena sebuah kesalahpahaman seperti ini.Zayn memberi semangat untuk dirinya sendiri.Dalam kegugupan dan ketidakpastian itu, pukul sepuluh malam, mobil hitam yang membawa pergi Jasmine akhirnya kembali.Detak jantung Zayn langsung melonjak. Dia hampir berlari menghampiri mobil it

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 16

    Ada banyak kerangka yang ditemukan terkubur di halaman belakang. Lewat uji DNA, akhirnya jasad sang guru berhasil diidentifikasi.Hari ini adalah hari peringatan untuknya. Banyak orang yang datang menghadiri pemakaman. Clarisa berdiri memandangi foto di nisan sang guru. Air matanya mengalir tanpa henti.Tahun itu adalah tahun pertamanya bekerja. Dalam misi pertamanya, dia mengalami penyergapan dan nyaris kehilangan nyawa. Gurunyalah yang menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit.Gurunya berjaga di sisi ranjang rumah sakit hingga Clarisa sadar. Begitu sadar, hal pertama yang dia tanyakan adalah ... "Penjahatnya sudah ditangkap belum?"Begitu tahu semuanya sudah dibekuk, Claris langsung tertawa lepas.Gurunya juga ikut tertawa ... tapi karena kesal."Nyawamu hampir melayang, tapi kamu masih bisa ketawa? Dasar anak muda, bukannya cari kerja kantoran yang aman, malah masuk ke tim investigasi yang berbahaya. Ya sudah, mulai sekarang kamu muridku. Di luar sana, aku yang jagain kamu!"S

  • Cinta yang Tak Bisa Kembali   Bab 15

    Meskipun Revan tidak tinggal bersama ayahnya, mereka tetap menjalin kontak secara rutin. Ibunya juga tidak menolak jika mereka ingin mempererat hubungan antara ayah dan anak.Begitu tahu ayahnya menghilang, Revan langsung terbang pulang ke tanah air malam itu juga. Saat membantu sang kakak membereskan barang-barang peninggalan ayahnya, dia menemukan buku catatan kerja sang ayah yang disimpan di rumah.Berdasarkan catatan itu, selangkah demi selangkah dia menelusuri jejak dan akhirnya menemukan keberadaan sindikat penipuan ini. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk menyamar sebagai pemuda naif yang terobsesi ingin cepat kaya dan "tertipu" hingga akhirnya berhasil masuk ke dalam organisasi tersebut.Saat dia masih dalam masa pelatihan, Kosandi sempat datang memberi ceramah. Namun, tiba-tiba penyakitnya kambuh. Tanpa ragu-ragu, Revan langsung melakukan tindakan pertolongan pertama. Sejak saat itu, dia pun dipercaya menjadi dokter pribadi Kosandi.Revan menghabiskan waktu tiga tahun untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status